Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 2 Oktober 2018 : MALAIKAT PELINDUNG ADALAH PINTU GERBANG HARIAN KITA MENUJU BAPA

Bacaan Ekaristi : Kel. 23:20-23a; Mzm. 91:1-2,3-4,5-6,10-11; Mat. 18:1-5,10.

"Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan”. Paus Fransiskus memilih kata-kata ini, yang diambil dari Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kel 23:20-23a) yang bertepatan dengan Pesta Para Malaikat Pelindung, sebagai dasar permenungannya dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 2 Oktober 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Para malaikat pelindung adalah “para penolong khusus” yang “dijanjikan Tuhan kepada umat-Nya dan kepada kita yang melakukan perjalanan sepanjang jalan kehidupan”.

                                                                                                                  
Kehidupan adalah sebuah perjalanan, yang sepanjang jalannya kita harus dibantu oleh “rekan-rekan” kita, oleh “para pelindung” kita, oleh “pemandu jalan” kita yang melindungi kita dari bahaya, dan dari jerat yang mungkin kita temui di sepanjang jalan. Paus Fransiskus menunjukkan tiga resiko yang khas : Ada bahaya tidak melakukan perjalanan. Dan berapa banyak orang yang duduk diam, dan tidak memulai perjalanan, serta seluruh hidup mereka tidak beranjak, tanpa bergerak, tanpa melakukan apapun ... Ini bahaya. Seperti orang dalam Injil yang takut untuk mengembangkan talentanya. Ia mengubur talenta itu, dan [berkata] “Aku damai, aku tenang. Aku tidak sudi membuat kesalahan. Jadi aku tidak akan mengambil resiko”. Dan begitu banyak orang tidak tahu bagaimana melakukan perjalanan, atau takut mengambil resiko, dan mereka tidak beranjak. Tetapi kita tahu bahwa hukumnya adalah mereka yang tidak beranjak dalam kehidupan akhirnya memburuk. Seperti air : ketika air berhenti di suatu tempat, nyamuk-nyamuk datang, mereka bertelur, dan semuanya memburuk. Semuanya. Para malaikat membantu kita, mereka mendorong kita untuk melanjutkan perjalanan.

Tetapi ada dua bahaya lain yang kita hadapi dalam hidup kita, Paus Fransiskus melanjutkan. Ada "bahaya tersesat", yang dapat dibetulkan dengan mudah hanya pada permulaan; dan bahaya meninggalkan jalan untuk menghilangkan diri kita dalam sebuah labirin, berjalan "dari satu bagian ke bagian lain", seperti "sebuah labirin" yang menjebak kita, sehingga kita tidak akan pernah bisa melarikan diri. Malaikat, Paus Fransiskus mengulangi, ada di sana “untuk membantu kita agar tidak salah jalan, dan terus melanjutkan perjalanan” - tetapi doa kita, permintaan tolong kita, diperlukan :

Dan Tuhan berkata, “Hormatilah kehadiran mereka”. Malaikat berwibawa; ia memiliki kewenangan untuk membimbing kita. Dengarkanlah dia. "Dengarkanlah suaranya, dan jangan memberontak menentangnya". Dengarkanlah berbagai inspirasi, yang selalu berasal dari Roh Kudus - tetapi malaikat mengilhami berbagai inspirasi tersebut. Tetapi saya ingin mengajukan pertanyaan kepadamu : Apakah kamu berbicara bersama malaikatmu? Apakah kamu tahu nama malaikatmu? Apakah kamu mendengarkan malaikatmu? Apakah kamu membiarkan dirimu dituntun di sepanjang jalan, atau apakah kamu perlu didorong untuk bergerak?

Tetapi kehadiran dan peran para malaikat dalam kehidupan kita bahkan semakin penting, karena, Paus Fransiskus mengatakan, mereka tidak hanya membantu kita melakukan perjalanan dengan baik, tetapi juga menunjukkan tujuan kita. Dalam Bacaan Injil (Mat 18:1-5,10), Tuhan berkata, “Jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini”, karena “ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga”. Dalam “misteri perwalian para malaikat tersebut", kata Paus Fransiskus, "ada juga gagasan 'permenungan Allah Bapa'" yang hanya bisa kita pahami jika kita diberi rahmat itu dari Tuhan. Paus Fransiskus menarik kesimpulan : malaikat kita tidak hanya bersama kita; ia juga memandang Allah Bapa. Ia berhubungan dengan-Nya. Ia adalah jembatan harian, mulai dari saat kita bangun sampai saat kita tidur. Ia menyertai kita dan merupakan penaut antara kita dan Allah Bapa. Malaikat adalah pintu gerbang harian menuju transendensi, guna berjumpa Bapa : yakni, malaikat membantuku untuk berjalan maju karena ia memandang Bapa, dan ia tahu jalannya. Jangan lupakan rekan-rekan ini di sepanjang perjalanan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.