Liturgical Calendar

HOMILI PAUS LEO XIV DALAM MISA DI ALTAR DEKAT MAKAM SANTO PETRUS 11 Mei 2025

Bacaan Ekaristi : Kis. 13:14,43-52; Mzm. 100:2,3,5; Why. 7:9,14b-17; Yoh. 10:27-30.

 

Saya akan mengawali dengan sebuah kata dalam bahasa Inggris dan mungkin selanjutnya dalam bahasa Italia.

 

Bacaan Injil yang baru saja kita dengar pada Hari Minggu Gembala yang Baik ini: Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

 

Saya berpikir tentang Gembala yang baik, khususnya pada hari Minggu ini, yang sangat penting dalam Masa Paskah. Seraya kita merayakan dimulainya misi baru panggilan pelayanan yang telah diberikan Gereja kepada saya, tidak ada teladan yang lebih baik daripada teladan Yesus Kristus sendiri, yang kepada-Nya kita menyerahkan dan menggantungkan hidup kita. Yesus Kristus yang kita ikuti, Dialah Gembala yang baik, dan Dialah yang memberi kita hidup: Sang jalan, kebenaran dan hidup. Jadi, kita merayakan hari ini dengan penuh sukacita dan kami sangat menghargai kehadiranmu di sini.

 

Hari ini adalah Hari Ibu. Saya pikir hanya ada satu ibu yang hadir: selamat Hari Ibu! Salah satu ungkapan kasih Allah yang paling luar biasa adalah kasih yang dicurahkan oleh para ibu, khususnya kepada anak dan cucu mereka.

 

Hari Minggu ini dikenal istimewa karena beberapa alasan: alasan pertama yang akan saya sebutkan adalah panggilan. Selama karya para kardinal baru-baru ini, sebelum dan sesudah pemilihan Paus baru, kita banyak berbicara tentang panggilan dalam Gereja dan betapa pentingnya bagi kita semua untuk mengusahakannya bersama-sama. Pertama dan terutama dengan memberikan teladan yang baik dalam hidup kita, dengan penuh sukacita, menghayati sukacita Injil, tidak mengecilkan hati orang lain, tetapi mencari cara untuk mendorong orang muda untuk mendengarkan suara Tuhan dan mengikutinya serta melayani Gereja. “Akulah Gembala yang baik,” kata-Nya kepada kita.

 

Sekarang saya akan menambahkan satu kata saja, juga dalam bahasa Italia, karena misi yang kita laksanakan ini bukan lagi untuk satu keuskupan saja, tetapi untuk seluruh Gereja: semangat universal ini penting. Dan kita juga menemukannya dalam Bacaan Pertama yang kita dengar (Kis 13:14,43-52).

 

Paulus dan Barnabas pergi ke Antiokhia, mereka pertama-tama berbicara kepada orang-orang Yahudi, tetapi mereka tidak mau mendengarkan suara Tuhan, dan kemudian mereka mulai mewartakan Injil ke seluruh dunia, kepada orang-orang bukan Yahudi. Mereka berangkat, sebagaimana kita ketahui, pada misi besar ini. Santo Paulus tiba di Roma, tempat ia juga menggenapinya. Contoh lain dari kesaksian seorang gembala yang baik. Tetapi ada juga dalam contoh itu undangan yang sangat khusus bagi kita semua. Ia juga mengatakannya dengan cara yang sangat pribadi, yaitu mewartakan Injil ke seluruh dunia.

 

Tanpa rasa takut! Tanpa rasa takut! Yesus mengatakannya berulang kali dalam Injil: "Jangan takut." Kita harus berani dalam memberi kesaksian, dengan kata-kata kita dan terutama dengan hidup kita: menyerahkan hidup kita, melayani, terkadang dengan pengurbanan besar, untuk menjalani misi yang sama ini.

 

Saya melihat sebuah permenungan singkat yang membuat saya berpikir keras, karena juga muncul dalam Injil. Dalam hal ini, seseorang bertanya, "Ketika kamu memikirkan hidupmu, bagaimana kamu menjelaskan di mana kamu berada?" Jawaban yang diberikan dalam permenungan ini, dalam beberapa hal, juga merupakan jawaban saya, dengan kata kerja "mendengarkan." Betapa pentingnya mendengarkan! Yesus berkata, "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku." Dan saya pikir penting bagi kita semua untuk belajar mendengarkan lebih banyak lagi, untuk berdialog.

 

Pertama-tama, bersama Tuhan: selalu mendengarkan Sabda Allah. Kemudian mendengarkan orang lain, membangun jembatan, mendengarkan tanpa menghakimi, dan tidak menutup pintu, memikirkan kita memiliki semua kebenaran dan tidak ada orang lain yang dapat memberitahu kita apa pun. Sangat penting untuk mendengarkan suara Tuhan, mendengarkan diri kita dalam dialog ini, dan melihat ke mana Tuhan sedang memanggil kita.


Marilah kita berjalan bersama dalam Gereja, memohon kepada Tuhan agar memberikan kita rahmat untuk mendengarkan Sabda-Nya agar dapat melayani segenap umat-Nya.

_____

(Peter Suriadi - Bogor, 11 Mei 2025)



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.