Seorang Kristiani yang terus-menerus mengeluh, gagal untuk menjadi
seorang Kristiani yang baik: mereka menjadi perengek. Orang Kristiani
harus menanggung kesulitan mereka dalam keheningan, dalam kesabaran
untuk menjadi saksi bagi sukacita Kristus. Inilah pesan pokok homili
Paus Fransiskus pada Misa Selasa pagi 7 Mei 2013 bersama pegawai Basilika Santo Petrus.
Mengomentari Bacaan Pertama yang diambil dari Kisah Para Rasul
(16:22-34), Paus Fransiskus mengatakan bahkan dalam masa kesukaran,
orang Kristiani penuh sukacita dan tidak pernah sedih, seperti Paulus
dan Silas yang dianiaya dan dipenjarakan karena bersaksi bagi Injil.
Mereka bersukacita, beliau berkata, karena mereka mengikuti Yesus di
jalan sengsara-Nya. Sebuah jalan yang dilalui Tuhan dengan kesabaran:
"Menjadi sabar: Itulahh jalan yang juga diajarkan Yesus kepada kita
orang Kristiani. Menjadi sabar ... ini bukan berarti menjadi sedih.
Bukan, bukan, itu hal lain. Ini berarti tanggungan, membawa beban
kesulitan, beban pertentangan, beban kesengsaraan di bahu kita. Sikap
tanggungan orang Kristiani ini dalam keadaan siap : siap menjadi sabar.
Itulah yang digambarkan dalam Kitab Suci dengan sebuah kata Yunani, yang
begitu lengkap, hypomone, dalam kehidupan menanggung beban setiap hari;
pertentangan; kesengsaraan; semua ini. Paulus dan Silas menanggung
kesengsaraan mereka, menderita penghinaan ini: Yesus menanggung mereka,
Ia adalah kesabaran. Ini merupakan suatu proses - izinkan saya kata
'proses' ini - suatu proses kedewasaan Kristiani, melalui jalan
kesabaran. Suatu proses yang membutuhkan waktu, karena Anda tidak dapat
menjalani dari satu hari ke hari lainnya: itu berkembang sepanjang hidup
sampai pada kedewasaan Kristiani. Hal ini seperti anggur yang baik".
Paus mengingatkan kembali bahwa begitu banyak martir bersukacita,
seperti para martir Nagasaki yang saling membantu, ketika mereka
"menunggu saat kematian". Paus Fransiskus mengingat kembali beberapa
martir pada saat "mereka menuju kemartiran" seolah-olah mereka pergi ke
suatu "pesta pernikahan". Sikap ketahanan ini, beliau menambahkan,
adalah sikap lumrah orang Kristiani, tetapi bukan sikap masokistik. Ini
adalah sikap yang membawa mereka "di sepanjang jalan Yesus":
"Ketika kesulitan datang, maka terjadi godaan. Sebagai contoh, keluhan:.
'Lihatlah apakah saya harus berurusan dengan... keluhan. Dan seorang
Kristiani yang terus-menerus mengeluh, gagal untuk menjadi orang
Kristiani yang baik: bukankah mereka menjadi tuan atau nyonya? Benarkah
karena mereka selalu mengeluh tentang segala sesuatu? Keheningan dalam
ketahanan, keheningan dalam kesabaran. Itu keheningan Yesus: Yesus dalam
Sengsara-Nya tidak berbicara banyak, hanya dua atau tiga kata yang
diperlukan ... Tetapi itu bukan keheningan yang menyedihkan: keheningan
menanggung Salib bukanlah keheningan yang menyedihkan. Ini menyakitkan,
seringkali sangat menyakitkan, tetapi tidak menyedihkan. Hati berada
pada kedamaian. Paulus dan Silas berdoa dalam damai. Mereka berada dalam
penderitaan, karena kemudian dikatakan bahwa sipir mencuci luka mereka
saat mereka berada dalam penjara - mereka memiliki luka -. tetapi
bertahan dalam damai. Perjalanan ketahanan ini membantu kita memperdalam
damai Kristiani, itu membuat kita lebih kuat dalam Yesus".
Dengan demikian, disimpulkan Paus Fransiskus, seorang Kristiani
dipanggil untuk menanggung kesulitan mereka sama seperti Yesus, "tanpa
keluhan, bertahan dalam damai". Kesabaran ini, "memperbaharui kemudaan
kita dan membuat kita lebih muda".
"Kesabaran adalah salah satu
yang, dalam jangka panjang, lebih muda. Cobalah memikirkan orang-orang
tua di penampungan, mereka yang telah menanggung begitu banyak hal dalam
hidup: Lihatlah mata mereka, mata muda, mereka memiliki semangat muda
dan kemudaan yang diperbaharui. Dan Tuhan mengundang kita untuk hal ini:
menjadi umat Paskah yang diremajakan pada suatu perjalanan kasih,
kesabaran, menanggung kesengsaraan kita dan juga - saya boleh mengatakan
- menerima dengan sabar satu sama lain. kita juga harus melakukan hal
ini dengan amal dan kasih, karena jika saya harus menerima Anda dengan
sabar, saya yakin Anda akan menerima saya dengan sabar dan dengan cara
ini kita akan bergerak maju dalam perjalanan kita di jalan Yesus. Mari
kita memohon kepada Tuhan rahmat ketahanan Kristiani yang memberi kita
damai, menanggung segala sesuatu ini dengan hati yang baik, menanggung
sukacita ini untuk menjadi lebih muda dan lebih muda, seperti anggur
yang baik: lebih muda dengan roh kemudaan Paskah yang diperbaharui.
Semoga".
Sumber : Radio Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.