Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 Mei 2013 : MEMBANGUN JEMBATAN, BUKAN TEMBOK


Evangelisasi bukanlah berdakwah. Inilah fokus pernyataan Paus Fransiskus kepada umat beriman yang berkumpul untuk Misa pada hari Rabu pagi 8 Mei 2013 di Kapel Domus Sanctae Marthae, Vatikan. Paus menegaskan bahwa orang Kristiani yang ingin memberitakan Injil harus berdialog dengan semua orang, memahami bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki kebenaran, karena kebenaran tersebut diterima oleh perjumpaan dengan Yesus.

Paus Fransiskus menekankan sikap berani Santo Paulus di Areopagus, ketika, dalam berbicara kepada orang banyak di Athena, ia berusaha membangun jembatan untuk memberitakan Injil (Kis 17:15,22-18:1). Paus menyebut sikap Paulus seseorang yang "mencari dialog" dan "lebih dekat kepada hati" pendengar. Paus mengatakan bahwa ini adalah alasan mengapa Santo Paulus adalah seorang pontifex sejati: seorang "pembangun jembatan" dan bukan tembok. Paus melanjutkan dengan mengatakan bahwa hal ini membuat kita memikirkan sikap yang harus selalu dimiliki orang Kristiani.

"Seorang Kristiani," kata Paus Fransiskus, "harus memberitakan Yesus Kristus sedemikian rupa sehingga Ia diterima: diterima, tidak ditolak - dan Paulus memahami bahwa ia harus menabur pesan Injil. Ia memahami bahwa pemberitaan tentang Yesus Kristus tidaklah mudah, tetapi itu tidak tergantung padanya. Ia harus melakukan segala kemungkinan, tapi pemberitaan tentang Yesus Kristus, pemberitaan kebenaran, tergantung pada Roh Kudus. Yesus mengatakan kepada kita dalam Injil hari ini (Yoh 16:12-15): "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran". Paulus tidak mengatakan kepada orang Athena: 'Ini adalah ensiklopedia kebenaran. Pelajari ini dan Anda memiliki kebenaran, kebenaran'. Tidak! Kebenaran tidak masuk ke dalam sebuah ensiklopedia. Kebenaran adalah sebuah perjumpaan - kebenaran adalah pertemuan dengan Kebenaran Tertinggi: Yesus, Sang Kebenaran Agung. Tidak seorang pun memiliki kebenaran. Kita menerima kebenaran ketika kita menemukan (-nya).

Tetapi kenapa Paulus bertindak seperti yang Ia lakukan? Pertama, Paus mengatakan, karena "inilah cara" Yesus yang "berbicara dengan semua orang" dengan orang-orang berdosa, pemungut cukai, guru hukum. Paulus, oleh karena itu, "mengikuti sikap Yesus":

"Orang Kristiani yang akan membawa Injil harus menuruni jalan ini: [harus] mendengarkan semua orang! Tetapi sekarang adalah waktu yang baik dalam kehidupan Gereja: 50 atau 60 tahun terakhir telah menjadi waktu yang baik - karena saya ingat ketika sebagai seorang anak akan mendengar dalam keluarga Katolik, dalam keluarga saya. 'Tidak, kita tidak bisa pergi ke rumah mereka, karena mereka tidak menikah dalam Gereja, ya khan!'. Itu sebagai pengecualian. Tidak, Anda tidak bisa pergi! Juga kita tidak bisa pergi ke [rumah-rumah] kaum sosialis atau atheis. Sekarang, berterima kasihlah pada Allah, umat tidak mengatakan hal-hal seperti itu, bukan? [Sikap seperti itu] adalah membela agama, tetapi itu adalah salah satu tembok: TUHAN membuat jembatan. Pertama: Paulus memiliki sikap ini, karena itu adalah sikap Yesus. Kedua, Paulus menyadari bahwa ia harus berevangelisasi, bukan berdakwah.

Mengutip pendahulunya, Paus Benediktus, Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengatakan bahwa Gereja "tidak tumbuh dengan cara berdakwah", tetapi "oleh daya tarik, oleh kesaksian, oleh pewartaan", dan Paulus memiliki sikap ini: pemberitaan tidak membuat dakwah - dan ia berhasil, karena, "ia tidak meragukan Tuhannya". Paus memperingatkan bahwa, "orang Kristiani yang takut untuk membangun jembatan dan lebih memilih untuk membangun tembok adalah orang Kristiani yang tidak yakin akan iman mereka, tidak yakin akan Yesus Kristus". Lalu Paus mendesak umat Kristiani untuk melakukan seperti yang dilakukan Paulus dan mulai "membangun jembatan dan bergerak maju":

"Paulus mengajarkan kita perjalanan evangelisasi ini, karena Yesus melakukan, karena ia sangat menyadari bahwa evangelisasi bukanlah dakwah: itu karena ia meyakini Yesus Kristus dan tidak perlu untuk membenarkan dirinya sendiri [atau] mencari alasan untuk membenarkan dirinya sendiri. Ketika Gereja kehilangan keberanian kerasulan ini, Gereja menjadi Gereja yang terhenti, Gereja yang tertata bagus, Gereja yang bagus untuk melihat, tetapi itu tanpa kesuburan, karena Gereja telah kehilangan keberanian untuk pergi ke pinggiran, di mana ada banyak orang yang menjadi korban penyembahan berhala, keduniawian dari pikiran yang rapuh, [dari] banyak hal. Marilah kita hari ini meminta Santo Paulus untuk memberi kita keberanian kerasulan ini, kegairahan rohani ini, sehingga kita bisa menjadi percaya diri. 'Tetapi Pastor', [Anda mungkin berkata], 'kita mungkin melakukan kesalahan ...' ... '[Nah, apa itu', saya mungkin menanggapi], 'Berhasil bersama Anda: jika Anda membuat kesalahan, Anda bangkit dan maju: itulah jalan. Mereka yang tidak berjalan agar tidak berbuat salah, membuat kesalahan yang lebih serius.

Misa Rabu pagi itu Paus Fransiskus berkonselebrasi dengan Presiden Dewan Kepausan untuk Teks Legislatif, Francesco Kardinal Coccopalmerio. Mereka yang hadir adalah sekelompok karyawan Layanan Umum Kegubernuran Negara Kota Vatikan, Kearsipan Tribunal Vatikan, dan Floreria Vatikan, yang peduli pada perawatan dan dekorasi bangunan Vatikan.

Sumber : Radio Vatikan

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.