Bacaan Ekaristi : Mal 3:13-20a; Luk 11:5-13)
Intisari homili adalah desakan Yesus,
dalam Injil hari ini
(Luk
11:5-13), agar kita berdoa
dengan desakan penuh
kepercayaan. Perumpamaan tentang sahabat yang menyusahkan, sahabat yang memperoleh
apa yang ia inginkan berkat desakannya, memberi Paus
Fransiskus kesempatan untuk
merenungkan mutu doa kita:
"Hal ini membuat kita berpikir, dalam doa kita: bagaimana kita berdoa? Apakah kita berdoa seperti ini, di luar kebiasaan, dengan saleh tetapi tanpa bersusah
payah, atau kita menempatkan
diri kita ke depan dengan
keberanian di hadapan Tuhan untuk
memohon rahmat, untuk memohon apa yang sedang
kita doakan? Keberanian
dalam doa : sebuah
doa yang tidak berani bukanlah sebuah
doa yang sesungguhnya. Keberanian untuk percaya bahwa Tuhan mendengarkan
kita, keberanian untuk mengetuk
pintu... Tuhan bersabda
: ‘Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap
orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan’. Anda hanya harus meminta, mencari, dan mengetuk".
"Apakah kita mendapati diri kita terlibat dalam doa", tanya Paus. "Apakah kita paham mengetuk hati Allah?". Dalam Injil Yesus berkata, "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya". Inilah, Paus mengatakan, "suatu hal yang luar biasa" :
"Ketika kita berdoa dengan berani, Tuhan memberi kita rahmat, tetapi Dia juga memberi kita diri-Nya sendiri dalam rahmat : Roh Kudus, yaitu, Ia sendiri! Tuhan tidak pernah memberikan atau mengirimkan rahmat melalui pos : tidak pernah! Dia membawanya sendiri! Apa yang kita minta adalah sedikit seperti [tertawa]. . . amplop di mana rahmat terbungkus di dalamnya. Tetapi rahmat sejati adalah Dia, yang datang membawanya kepada saya. Itulah Dia. Doa kita, jika dengan berani, menerima apa yang dimintanya, tetapi juga apa yang lebih penting : Tuhan".
Dalam Injil, Paus mencatat, "beberapa
orang menerima rahmat dan kemudian pergi": dari sepuluh orang kusta yang disembuhkan Yesus, hanya satu yang kembali untuk berterima
kasih kepada-Nya. Bahkan orang buta dari Yerikho menemukan Tuhan dalam penyembuhan, dan memuji Allah. Tetapi kita harus berdoa "dengan keberanian iman". Paus Fransiskus bersikeras, mendorong kita untuk meminta bahkan untuk hal-hal di mana doa tidak berani memberi harapan - yaitu, Allah sendiri :
"Kita memohon rahmat, tetapi kita tidak berani mengatakan, ‘Tetapi datanglah Engkau sendiri
membawanya kepada saya’. Kita tahu bahwa rahmat selalu dibawa oleh-Nya : Dia sendiri yang datang dan membawanya kepada kita.
Marilah kita tidak mempermalukan diri kita dengan mengambil rahmat dan tidak mengenali Dia yang membawanya kepada kita, Dia yang memberikannya kepada kita : Tuhan. Agar Tuhan sudi memberi kita rahmat memberikan kita diri-Nya sendiri, selalu, dalam setiap rahmat. Dan agar kita dapat mengenal-Nya, dan agar kita dapat memuji-Nya seperti yang
dilakukan orang-orang sakit yang
disembuhkan dalam Injil. Sehingga, dalam rahmat itu, kita dapat menemukan Tuhan."
Sumber : Radio Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.