Bacaan Ekaristi
: Rm 1:16-25; Luk 11:37-41
Sekali lagi, liturgi Misa
memunculkan dari Paus Fransiskus sebuah permenungan pada perangkap
yang menyela kehidupan iman
: menjadi seorang rasul dari gagasan sendiri, atau seorang pemuja dari
kesejahteraan diri sendiri, daripada dari Allah;
berbicara buruk tentang seseorang karena ia
tidak sesuai dengan formalitas tertentu,
melupakan bahwa "baru"
perintah kekristenan “baru” adalah kasih
kepada sesama tanpa seandainya
dan tapi-tapian. Dari kata-kata
Santo Paulus, Paus melanjutkan
dengan mengutuk dosa penyembahan
berhala, dosa orang-orang yang
– sebagaimana
dikatakan Rasul Paulus - "karena meskipun mereka mengenal
Allah mereka tidak memberi Dia kemuliaan sebagai Allah dan memberi Dia
terima kasih” lebih
suka menyembah "ciptaan daripada pencipta". Merupakan
suatu penyembahan berhala, Paus mengatakan, yang "menghambat kebenaran Iman" yang di dalamnya
"terungkap kebenaran Allah":
"Tetapi karena kita semua memiliki kebutuhan menyembah - karena kita memiliki jejak
Allah dalam diri kita - ketika kita tidak
menyembah Allah, kita menyembah ciptaan. Dan ini adalah bagian dari iman kepada penyembahan berhala. Orang-orang ini, para penyembah berhala, tidak mempunyai alasan: karena
telah mengenal Allah, mereka tidak memuliakan
atau menyembah
Dia sebagai Allah. Dan
apa cara penyembahan berhala? Beliau mengatakan dengan jelas : 'mereka menjadi sia-sia
dalam penalaran mereka, dan pikiran bodoh mereka
menjadi gelap'. Keegoisan pikiran mereka sendiri, pikiran yang mahakuasa, yang karenanya
saya pikir benar : saya memikirkan kebenaran, saya membuat kebenaran dengan
pikiran saya."
Kritik Santo Paulus, dua ribu tahun
yang lalu, tertuju kepada para
penyembah berhala yang tidak
berdaya di hadapan hewan
melata, burung, dan
makhluk berkaki empat. Dan di
sini, Paus Fransiskus segera menanggapi keberatan bahwa
masalah ini tidak muncul, karena
tidak seorang pun di sekeliling menyembah patung. Bukan demikian, Paus menjawab
: penyembahan berhala telah menemukan bentuk
dan corak baru:
"Bahkan saat ini, ada begitu banyak
berhala, dan bahkan saat ini ada begitu banyak penyembah berhala, begitu banyak yang berpikir bahwa mereka
bijaksana. Tetapi bahkan di antara kita, di antara orang-orang Kristiani, eh? Saya tidak sedang berbicara tentang mereka, saya menghormati mereka,
orang-orang yang bukan Kristiani. Tetapi di
antara kita - kita sedang berbicara dalam keluarga - mereka pikir mereka bijaksana, mereka tahu segalanya
... Mereka telah menjadi bodoh dan menukar kemuliaan Allah yang tidak fana dengan sebuah gambar : diri
saya sendiri, gagasan-gagasan saya, kenyamanan
saya... Hari ini, kita semua – Saya
meneruskan, eh!
Bukan hanya sesuatu yang bersejarah - bahkan saat ini, di
sepanjang jalan ada berhala-berhala, bahkan satu langkah maju... Kita semua memiliki dalam
diri kita beberapa berhala tersembunyi. Kita bisa bertanya kepada diri kita, di hadapan Allah
: apa berhala tersembunyi saya? Apakah mengambil tempat
Allah?"
Jika Santo Paulus menyebut para penyembah
berhala bodoh, dalam Injil hari itu Yesus mengatakan hal yang sama tentang orang-orang munafik, dalam pribadi orang-orang Farisi yang menjadi heboh karena Sang Guru tidak
mencuci
tangan karena
merupakan tatakrama
sebelum duduk di meja makan. "Kamu orang-orang Farisi!", jawab Yesus. "Meskipun kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan,
tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan”.
Dan Ia menambahkan, "Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan
sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu”.
"Yesus menasehatkan : jangan melihat penampilan, berjalanlah dengan kebenaran. Piring adalah piring, tetapi apa yang penting adalah apa yang ada di piring
: makanan. Tetapi jika Anda besar
kepala, jika Anda seorang pengejar karir, jika Anda ambisius, jika Anda adalah seorang yang
selalu menempatkan dirinya maju
atau suka memajukan diri Anda, karena
Anda pikir Anda sempurna, memberikan sedikit sedekah
dan itu menyembuhkan kemunafikan
Anda. Inilah jalan
Tuhan: menyembah Allah, mengasihi Allah di
atas segalanya dan mengasihi
sesama Anda. Begitu sederhana, tetapi begitu sulit! Hal
ini hanya
dapat dilakukan dengan rahmat. Mari
kita meminta rahmat ini".
Sumber : Radio Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.