Bacaan Ekaristi : Rm 3:21-30; Luk 11:47-54
"Dapat
dikatakan, iman berlalu melalui sebuah alat penyuling dan menjadi ideologi. Dan ideologi tidak mengisyaratkan [orang-orang]. Dalam ideologi tidak ada Yesus : dalam kelembutan-Nya, kasih-Nya, kelemahlembutan-Nya. Dan ideologi bersifat kaku, selalu. Dari setiap tanda
: bersifat
kaku. Dan ketika seorang Kristiani menjadi seorang
murid ideologi, ia telah kehilangan iman : ia tidak lagi menjadi seorang murid Yesus, ia adalah seorang
murid dari sikap pemikiran ini... Karena alasan ini Yesus berkata kepada mereka : ‘Kamu telah membawa kunci pengetahuan’.
Pengetahuan tentang Yesus diubah
ke dalam sebuah
pengetahuan ideologis dan juga moralistik, karena menutup
pintu dengan banyak persyaratan". Paus melanjut, Yesus mengatakan kepada kita : “Kamu
membebani pundak orang-orang [dengan] banyak hal; hanya satu yang diperlukan". Karenanya, hal ini merupakan proses pemikiran "rohani, mental" dari orang yang ingin menyimpan kunci di sakunya dan pintu tertutup:
"Iman menjadi ideologi dan ideologi menakutkan, ideologi mengusir orang-orang, menjauhkan, menjauhkan orang-orang dan menjauhkan Gereja dari orang-orang. Tetapi merupakan sebuah penyakit yang
serius, ini orang-orang
Kristiani ideologis. Merupakan sebuah penyakit, tetapi tidak baru, eh? Rasul Yohanes, dalam Surat pertamanya, telah berbicara mengenai hal ini. Orang-orang Kristiani yang kehilangan iman dan lebih memilih ideologi. Sikapnya : kaku, moralistik, beradab, tetapi tanpa kebaikan. Ini bisa menjadi pertanyaan, bukan? Tetapi mengapa seorang Kristiani itu bisa menjadi seperti ini? Hanya satu hal: Orang Kristiani ini tidak berdoa. Dan jika tidak ada doa, Anda selalu menutup pintu”. "Kunci yang membuka pintu bagi iman", Paus menambahkan, "adalah doa". Bapa Suci memperingatkan: "Ketika seorang Kristiani tidak berdoa, hal ini terjadi. Dan kesaksiannya adalah sebuah kesaksian yang angkuh". Dia yang tidak berdoa "angkuh, bangga, yakin pada dirinya sendiri. Ia tidak rendah hati. Ia mecari kemajuannya sendiri".
Sebaliknya, beliau berkata, "ketika seorang
Kristiani berdoa, ia tidak jauh dari iman; ia berbicara dengan Yesus". Dan, Paus berkata, "Saya
mengatakan berdoa, saya tidak mengatakan menngucapkan doa, karena para ahli Taurat mengucapkan banyak doa "supaya dilihat. Yesus, sebaliknya, mengatakan : "ketika kamu berdoa, masuklah ke dalam kamar dan berdoa kepada Bapa secara diam-diam, hati ke hati", Paus melanjutkan : "Berdoa adalah satu hal, dan
mengucapkan doa, hal lain."
"Ini bukan berdoa, menyangkal iman dan mengubahnya ke dalam ideologi moralistik, kasuistik, tanpa Yesus. Dan ketika seorang nabi atau seorang Kristiani
yang baik mencela mereka, mereka
sama karena mereka
melakukan bersama Yesus: mereka sama dengan yang mereka lakukan dengan Yesus: ‘Ketika Yesus pergi, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi mulai bertindak dengan permusuhan terhadap Dia' - mereka bermusuhan
secara ideologis - 'dan menanyai Dia tentang banyak hal', - mereka berbahaya - 'karena mereka sedang merencanakan untuk menangkap-Nya pada sesuatu yang mungkin diucapkan-Nya'. Mereka tidak berterus terang. Ah, hal-hal yang buruk, mereka adalah orang-orang yang dipermalukan oleh kebanggaan mereka. Kita memohon
kepada Tuhan rahmat, pertama : jangan pernah berhenti berdoa untuk tidak pernah kehilangan iman; tetap rendah hati, sehingga tidak menjadi tertutup, yang menutup jalan kepada Tuhan."
Sumber : Radio
Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.