Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 Oktober 2013 : DOA MENJAGA KITA DARI KEHILANGAN IMAN


Bacaan Ekaristi : Rm 3:21-30; Luk 11:47-54

Jika seorang Kristiani “menjadi seorang murid ideologi, ia telah kehilangan iman”. Inilah tema homili Paus Fransiskus selama Misa Kamis pagi 17 Oktober 2013 di Domus Sanctae Marthae. Selama homilinya, Paus memperingatkan orang-orang Kristiani terhadap perilaku seolah-olah "kunci ada di saku [mereka], dan pintu tertutup". Beliau mengulangi bahwa tanpa doa, orang menyangkal iman dan turun ke dalam ideologi dan moralisme. "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan(Luk 11:52). Paus Fransiskus mengacu kembali kepada bagian dari Injil hari Kamis ini dalam homilinya, bergerak dari peringatan Yesus. Beliau memperingatkan : "Ketika kita berada di jalan dan menemukan diri kita di depan sebuah Gereja yang tertutup", beliau berkata, "kita merasakan sesuatu yang aneh". Kadang-kadang, beliau berkata, "mereka memberi kita alasan" tentang mengapa mereka tertutup : Mereka memberikan "dalih, pembenaran, tapi kenyataannya tetaplah bahwa Gereja tertutup dan orang-orang yang lewat tidak bisa masuk". Dan, bahkan lebih buruk, Tuhan tidak bisa dekat dengan orang-orang itu. Hari ini, Paus mengatakan, Yesus berbicara kepada kita tentang "gambaran [penguncian] tersebut"; merupakan "gambaran dari orang-orang Kristiani tersebut yang memiliki kunci di tangan mereka, tetapi membawanya, tanpa membuka pintu". Lebih buruk lagi, "mereka menjaga pintu tertutup" dan "tidak mengizinkan siapapun masuk". Dengan berbuat demikian, mereka sendiri tidak masuk. "Kurangnya kesaksian Kristiani melakukan hal ini, beliau berkata, dan "ketika orang Kristiani ini adalah seorang imam, seorang uskup atau seorang Paus itu lebih buruk. Tetapi, Paus bertanya, bagaimana itu terjadi sehingga "seorang Kristiani jatuh ke dalam sikap" menyimpan kunci Gereja di sakunya ini, dengan pintu tertutup?

"Dapat dikatakan, iman berlalu melalui sebuah alat penyuling dan menjadi ideologi. Dan ideologi tidak mengisyaratkan [orang-orang]. Dalam ideologi tidak ada Yesus : dalam kelembutan-Nya, kasih-Nya, kelemahlembutan-Nya. Dan ideologi bersifat kaku, selalu. Dari setiap tanda : bersifat kaku. Dan ketika seorang Kristiani menjadi seorang murid ideologi, ia telah kehilangan iman : ia tidak lagi menjadi seorang murid Yesus, ia adalah seorang murid dari sikap pemikiran ini... Karena alasan ini Yesus berkata kepada mereka : ‘Kamu telah membawa kunci pengetahuan’. Pengetahuan tentang Yesus diubah ke dalam sebuah pengetahuan ideologis dan juga moralistik, karena menutup pintu dengan banyak persyaratan". Paus melanjut, Yesus mengatakan kepada kita : “Kamu membebani pundak orang-orang [dengan] banyak hal; hanya satu yang diperlukan". Karenanya, hal ini merupakan proses pemikiran "rohani, mental" dari orang yang ingin menyimpan kunci di sakunya dan pintu tertutup:

"Iman menjadi ideologi dan ideologi menakutkan, ideologi mengusir orang-orang, menjauhkan, menjauhkan orang-orang dan menjauhkan Gereja dari orang-orang. Tetapi merupakan sebuah penyakit yang serius, ini orang-orang Kristiani ideologis. Merupakan sebuah penyakit, tetapi tidak baru, eh? Rasul Yohanes, dalam Surat pertamanya, telah berbicara mengenai hal ini. Orang-orang Kristiani yang kehilangan iman dan lebih memilih ideologi. Sikapnya : kaku, moralistik, beradab, tetapi tanpa kebaikan. Ini bisa menjadi pertanyaan, bukan? Tetapi mengapa seorang Kristiani itu bisa menjadi seperti ini? Hanya satu hal: Orang Kristiani ini tidak berdoa. Dan jika tidak ada doa, Anda selalu menutup pintu”. "Kunci yang membuka pintu bagi iman", Paus menambahkan, "adalah doa". Bapa Suci memperingatkan: "Ketika seorang Kristiani tidak berdoa, hal ini terjadi. Dan kesaksiannya adalah sebuah kesaksian yang angkuh". Dia yang tidak berdoa "angkuh, bangga, yakin pada dirinya sendiri. Ia tidak rendah hati. Ia mecari kemajuannya sendiri". Sebaliknya, beliau berkata, "ketika seorang Kristiani berdoa, ia tidak jauh dari iman; ia berbicara dengan Yesus". Dan, Paus berkata, "Saya mengatakan berdoa, saya tidak mengatakan menngucapkan doa, karena para ahli Taurat mengucapkan banyak doa "supaya dilihat. Yesus, sebaliknya, mengatakan : "ketika kamu berdoa, masuklah ke dalam kamar dan berdoa kepada Bapa secara diam-diam, hati ke hati", Paus melanjutkan : "Berdoa adalah satu hal, dan mengucapkan doa, hal lain."

"Ini bukan berdoa, menyangkal iman dan mengubahnya ke dalam ideologi moralistik, kasuistik, tanpa Yesus. Dan ketika seorang nabi atau seorang Kristiani yang baik mencela mereka, mereka sama karena mereka melakukan bersama Yesus: mereka sama dengan yang mereka lakukan dengan Yesus: Ketika Yesus pergi, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi mulai bertindak dengan permusuhan terhadap Dia' - mereka bermusuhan secara ideologis - 'dan menanyai Dia tentang banyak hal', - mereka berbahaya - 'karena mereka sedang merencanakan untuk menangkap-Nya pada sesuatu yang mungkin diucapkan-Nya'. Mereka tidak berterus terang. Ah, hal-hal yang buruk, mereka adalah orang-orang yang dipermalukan oleh kebanggaan mereka. Kita memohon kepada Tuhan rahmat, pertama : jangan pernah berhenti berdoa untuk tidak pernah kehilangan iman; tetap rendah hati, sehingga tidak menjadi tertutup, yang menutup jalan kepada Tuhan."

Sumber : Radio Vatikan

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.