Bacaan Ekaristi : Rm 8:18-25; Luk 13:18-21
Selama misa paginya di Casa Santa Marta
29 Oktober 2013, Paus
Fransiskus yang merenungkan sifat dasar pengharapan, mengatakan bahwa pengharapan
bukan optimisme melainkan "sebuah harapan
penuh hasrat terhadap pewahyuan Putra Allah". Bapa Suci menarik kata-katanya dari
Bacaan Pertama yang diambil dari Surat Santo Paulus kepada jemaat di Roma.
Paus menekankan bahwa pengharapan tidak mengecewakan, menjamin. Namun, Bapa
Suci menjelaskan bahwa memiliki pengharapan tidak berarti menjadi optimis. "Pengharapan
bukanlah sebuah optimisme, bukan kemampuan untuk melihat segala sesuatu dengan semangat yang baik dan bergerak maju. Tidak, itu optimisme, bukan pengharapan. Pengharapan juga
bukan sebuah sikap positif di hadapan segala sesuatu", kata Paus. "Ini baik! Tetapi
bukan pengharapan".
"Tidaklah mudah untuk memahami apa pengharapan. Dapat dikatakan bahwa itu merupakan yang paling
sederhana dari tiga keutamaan, karena tersembunyi dalam kehidupan. Iman terlihat,
dirasakan, dipahami apa itu
iman. Amal bisa menjadi salah satunya, diketahui apa itu amal. Tetapi apa itu pengharapan? Bagaimana sikap pengharapan ini? Untuk sedikit mendekati hal ini, kita dapat mengatakan
pertama-tama bahwa pengharapan adalah sebuah resiko, adalah keutamaan
yang beresiko, adalah sebuah keutamaan,
seperti yang dikatakan Santo Paulus,
'sebuah harapan penuh
hasrat terhadap pewahyuan Putra Allah’. Bukan merupakan sebuah khayalan".
Paus Fransiskus kemudian
menjelaskan bahwa orang-orang Kristiani awal melukiskan
pengharapan sebagai sebuah jangkar yang ditambatkan di pantai alam baka. Tujuan seorang
Kristiani adalah berjalan menuju jangkar ini. Bapa Suci
kemudian meminta mereka yang hadir untuk
merenungkan di mana mereka melabuhkan kehidupan mereka sendiri. "Apakah kita berlabuh
hanya jauh di luar pantai laut itu atau apakah
kita berlabuh di sebuah laguna buatan, yang telah kita buat sendiri, dengan aturan kita, perilaku
kita, jadwal kita, klerikalisme
kita, sikap keimaman kita, bukan
gerejawi? Apakah kita berlabuh di sana? Semua nyaman, semua terjamin. Itu bukan pengharapan."
Gambaran lain pengharapan ini, Bapa Suci mengatakan bahwa Santo Paulus menunjukkan tentang bekerja
dengan bersusah payah. Pengharapan, beliau menegaskan, adalah dalam hal ini "dinamika memberi kehidupan". Buah kerja ini, bagaimanapun, tidak
terlihat. Bapa Suci membandingkan gambaran Santo Paulus ini dengan kehidupan Santa Perawan Maria. "Saya berpikir tentang Maria, seorang gadis muda, ketika setelah mendengar bahwa ia adalah seorang ibu, sikapnya
berubah dan ia berangkat, ia membantu dan menyanyikan kidung pujian itu", kata Paus.
"Ketika seorang wanita mengandung, ia adalah seorang wanita, tetapi ia tidak pernah (hanya) hanya seorang
wanita : ia adalah
seorang ibu. Dan pengharapan adalah sesuatu seperti
ini. Mengubah sikap kita : adalah kita, tetapi kita bukan diri kita sendiri; adalah kita, melihat dari atas
sana, berlabuh di
sana."
Mengakhiri homilinya, Paus Fransiskus berpesan kepada kelompok imam Meksiko yang hadir
pada misa perayaan ulang tahun ke-25 tahbisan imamat
mereka. "Mohonkanlah kepada Bunda
kita, Bunda pengharapan, agar tahun-tahun Anda menjadi tahun-tahun pengharapan, hidup sebagai imam-imam pengharapan", beliau berkata kepada mereka.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.