Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 November 2013 : GEREJA HARUS MENJADI TEMPAT YANG BENAR UNTUK PENYEMBAHAN DAN PUJIAN


Bacaan Ekaristi : 1Mak 4:36-37,52-59; Luk 19:45-48

Bait Allah tidak hanya merupakan tempat ritus-ritus dan lagu liturgi, tetapi terutama tempat penyembahan, Paus Fransiskus menekankan hal tersebut dalam Misa Jumat pagi 22 November 2013 di Casa Santa Marta. Merenungkan bacaan pertama hari itu yang diambil dari Kitab Makabe (1Mak 4:36-37,52-59), yang mengacu pada penahbisan kembali Bait Allah oleh Yudas Makabe, Bapa Suci mengatakan bahwa peran Bait Allah adalah menjadi tempat rujukan bagi komunitas, bagi umat Allah.


"Bait Allah adalah tempat di mana komunitas pergi berdoa, memuji Tuhan, bersyukur, tetapi terutama menyembah : Tuhan disembah di Bait Suci", beliau berkata. "Dan hal ini adalah pokok terpenting. Hal ini juga berlaku untuk upacara-upacara liturgi : dalam upacara liturgi ini, apa yang terpenting? Lagu-lagu, ritus-ritus - mereka semua indah. Penyembahan adalah yang terpenting : seluruh komunitas bersama-sama memandang altar di mana kurban dirayakan dan disembah".

Namun, Paus Fransiskus mencatat, orang-orang Kristiani mungkin telah kehilangan pentingnya arti penyembahan ini. Mengutip Injil (Luk 19:45-48), di mana Kristus mengusir para pedagang dari Bait Allah, Bapa Suci menanyakan apakah Bait Allah kita benar-benar merupakan tempat penyembahan.

"Santo Paulus mengatakan bahwa kita adalah bait Roh Kudus, ia berkata : ‘Aku adalah bait Allah. Roh Allah ada di dalam diriku’. Dan ia juga mengatakan kepada kita : Jangan mendukakan Roh Tuhan yang ada di dalam dirimu! Dan juga di sini, mungkin kita tidak dapat berbicara tentang penyembahan, tetapi berbicara semacam penyembahan yang merupakan hati yang mencari Roh Tuhan di dalam diri sendiri dan mengenal bahwa Allah ada di dalam dirinya, bahwa Roh Kudus ada di dalam dirinya. Ia mendengarkan dan mengikutinya."

Sama seperti yang disebutkan dalam bacaan pertama, Bapa Suci mengatakan bahwa bait tubuh kita juga harus dimurnikan dengan doa, tobat, dan dengan Sakramen Rekonsiliasi dan Ekaristi. Dengan demikian, bait jasmani dan rohani bisa menjadi tempat yang benar untuk penyembahan dan pujian kepada Allah.

"Dan ketika sukacita Bait Allah dibicarakan, hal tersebut berbicara tentang ini : seluruh komunitas dalam penyembahan, dalam doa, dalam bersyukur, dalam pujian", Paus Fransiskus menyimpulkan. "Aku, dalam doa dengan Tuhan, yang berada dalam diriku karena aku adalah bait Allah. Aku sedang mendengarkan, aku bersedia. Semoga Tuhan memberikan kita pengertian yang sesungguhnya dari bait Allah ini, sehingga kita bisa melangkah maju dalam kehidupan penyembahan dan mendengarkan sabda Allah kita."

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.