Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENUTUPAN TAHUN IMAN 24 November 2013


Bacaan Ekaristi : 2Sam 5:1-3; Kol 1:12-20; Luk 23:35-43

Berikut adalah homili lengkap Paus Fransiskus dalam Misa Penutupan Tahun Iman yang bertepatan dengan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam 24 November 2013

**********

Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta hari ini, puncak tahun liturgi, juga menandai akhir Tahun Iman yang dibuka oleh Paus Benediktus XVI, yang kepadanya pikiran kita kini tertuju dengan kasih sayang dan rasa syukur atas karunia ini yang telah diberikan beliau kepada kita. Dengan prakarsa ilahi ini, beliau memberi kita sebuah kesempatan untuk menemukan kembali keindahan perjalanan iman yang dimulai pada hari Pembaptisan kita, yang menjadikan kita anak-anak Allah dan saudara dan saudari dalam Gereja. Sebuah perjalanan yang memiliki sebagai tujuan akhirnya perjumpaan penuh kita dengan Allah, dan sepanjang perjalanan itu Roh Kudus memurnikan kita, mengangkat kita dan menyucikan kita, sehingga kita bisa masuk ke dalam kebahagiaan yang kepadanya hati kita merindukan.

Saya menyampaikan sambutan ramah dan persaudaraan kepada para patriark dan uskup agung utama Gereja-gereja Katolik Timur yang hadir. Pertukaran perdamaian yang saya akan bagikan dengan mereka terutama merupakan sebuah tanda penghargaan Uskup Roma untuk jemaat-jemaat ini yang telah mengakui nama Kristus dengan kesetiaan keteladanan, sering kali dengan harga yang tinggi.

Dengan sikap ini, melalui mereka, saya ingin menjangkau semua orang Kristiani yang tinggal di Tanah Suci, di Suriah dan di seluruh Timur Tengah, dan mendapatkan bagi mereka karunia perdamaian dan kerukunan.

Bacaan-bacaan Kitab Suci yang diwartakan kepada kita miliki sebagai tema umum mereka pemusatan pada Kristus. Kristus berada di pusat, Kristus adalah pusat. Kristus adalah pusat ciptaan, Kristus adalah pusat umat-Nya dan Kristus adalah pusat sejarah.

1. Rasul Paulus, dalam bacaan kedua, yang diambil dari surat kepada jemaat Kolose, menawarkan kepada kita daya lihat yang mendalam dari pemusatan pada Yesus. Ia menyajikan Kristus kepada kita sebagai anak sulung dari semua ciptaan: dalam diri-Nya, melalui Dia dan bagi Dia segala sesuatu diciptakan. Dia adalah pusat segala sesuatu, Dia adalah awal : Yesus Kristus, Tuhan. Allah telah memberi Dia kepenuhan, keseluruhan, supaya dalam Dia segala sesuatu dapat diperdamaikan (bdk. Kol 1:12-20). Dia adalah Tuhan ciptaan, Dia adalah Tuhan pendamaian.

Gambaran ini memampukan untuk melihat bahwa Yesus adalah pusat ciptaan; dan maka sikap yang dituntut dari kita sebagai orang-orang percaya yaitu mengenali dan menerima dalam hidup kita pemusatan pada Yesus Kristus, dalam pikiran-pikiran kita, dalam kata-kata kita dan dalam karya-karya kita. Dan maka pikiran-pikiran kita akan menjadi pikiran-pikiran Kristiani, pikiran-pikiran Kristus. Karya-karya kita akan menjadi karya-karya Kristiani, karya-karya Kristus; dan kata-kata kita akan menjadi kata-kata Kristiani, kata-kata Kristus. Tetapi ketika pusat ini hilang, ketika digantikan oleh sesuatu yang lain, hanya dapat mengakibatkan kerugian bagi segala sesuatu di sekitar kita dan bagi diri kita sendiri.

2. Selain menjadi pusat ciptaan dan pusat pendamaian, Kristus adalah pusat umat Allah. Hari ini, Dia ada di sini di tengah-tengah kita. Dia ada di sini sekarang dalam sabda-Nya, dan Dia akan berada di sini pada altar, hidup dan hadir di tengah kita, umat-Nya. Kita melihat ini dalam bacaan pertama yang menggambarkan saat ketika suku-suku Israel datang mencari Daud dan mengurapinya menjadi raja Israel di hadapan Tuhan (bdk. 2Sam 5:1-3). Dalam mencari seorang raja idaman, umat sedang mencari Allah sendiri : Allah yang akan dekat dengan mereka, yang akan menemani mereka dalam perjalanan mereka, yang akan menjadi saudara bagi mereka.

Kristus, keturunan Raja Daud, benar-benar "saudara" yang sekitarnya umat Allah datang bersama-sama. Itulah Dia yang peduli pada umat-Nya, pada kita semua, bahkan pada harga kehidupan-Nya. Dalam Dia kita semua adalah satu, satu umat, yang dipersatukan dengan Dia dan berbagi perjalanan tunggal, takdir tunggal. Hanya di dalam Dia, dalam diri-Nya sebagai pusat, kita menerima jati diri kita sebagai suatu umat.

3. Akhirnya, Kristus adalah pusat sejarah umat manusia dan juga pusat sejarah setiap individu. Bagi Dia kita bisa membawa sukacita dan pengharapan, penderitaan dan kesulitan yang merupakan bagian dari kehidupan kita. Ketika Yesus adalah pusat, cahaya bersinar bahkan di tengah saat paling kelam dari kehidupan kita; Ia memberi kita pengharapan, sebagaimana yang dilakukan-Nya dengan penjahat yang baik dalam Injil hari ini.

Meskipun semua orang lain memperlakukan Yesus dengan hina - "Jika Engkau Kristus, Raja Penyelamat, selamatkanlah diri-Mu dengan turun dari salib!" - penjahat yang tersesat dalam hidupnya tetapi sekarang bertobat, berpegang teguh kepada Yesus yang disalibkan dan memohon kepada-Nya : "Ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja" (Luk 23:42). Yesus berjanji kepadanya : "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (ayat 43), dalam kerajaan-Nya. Yesus hanya mengatakan sebuah kata pengampunan, bukan kutukan; setiap kali siapapun menemukan keberanian untuk memohon pengampunan ini, Tuhan tidak membiarkan permohonan tersebut tidak lagi terdengar. Hari ini kita semua bisa memikirkan sejarah kita sendiri, perjalanan kita sendiri. Kita masing-masing memiliki sejarah sendiri : kita berpikir tentang kesalahan-kesalahan kita, dosa-dosa kita, saat-saat baik dan saat-saat suram kita. Kita akan melakukannya dengan baik, kita masing-masing, pada hari ini, berpikir tentang sejarah pribadi kita sendiri, memandang Yesus dan terus mengatakan kepada-Nya, dengan tulus dan tenang : "Ingat saya, Tuhan, bahwa sekarang Engkau berada dalam kerajaan-Mu! Yesus, ingatlah saya, karena saya ingin menjadi baik, tetapi saya hanya tidak memiliki kekuatan : saya orang berdosa, saya orang berdosa. Tetapi ingatlah saya, Yesus. Engkau ingat saya karena Engkau berada di pusat, Engkau benar-benar berada dalam kerajaan-Mu!". Betapa indahnya ini! Mari kita semua melakukan hal ini hari ini, kita masing-masing dalam hatinya sendiri, lagi dan lagi. "Ingatlah saya, Tuhan, Engkau yang berada di pusat, Engkau yang berada dalam kerajaan-Mu".

Janji Yesus kepada penjahat yang baik memberi kita pengharapan besar : memberitahu kita bahwa kasih karunia Allah selalu lebih besar dari doa yang mencarinya. Tuhan selalu memberikan lebih, Dia begitu murah hati, Dia selalu memberi lebih dari apa yang telah ia mohonkan : Anda memohon kepada-Nys untuk mengingat Anda, dan Ia membawa Anda ke dalam kerajaan-Nya! Mari kita maju bersama-sama di jalan ini!

[Setelah Misa dan sebelum pendarasan Doa Malaikat Tuhan, Paus Fransiskus memberi wejangan sebagai berikut]

Sebelum mengakhiri perayaan ini, saya ingin menyapa semua peziarah, keluarga, kelompok paroki, lembaga dan gerakan, yang telah datang dari berbagai negara. Saya menyambut para peserta dalam konferensi nasional tentang kerahiman. Saya menyambut masyarakat Ukraina, yang memperingati ulang tahun ke-80 Holodomor, "kelaparan besar" yang ditimbulkan oleh rezim Soviet yang menyebabkan jutaan kematian.

Pada hari ini pikiran kita yang penuh syukur beralih kepada para misionaris, yang, selama berabad-abad, telah mewartakan Injil dan menabur benih-benih iman di banyak bagian dunia. Di antaranya adalah Beato Junipero Serra, seorang misionaris Fransiskan berkebangsaan Spanyol. Hari ini adalah ulang tahun ke-300 kelahirannya.

Saya tidak ingin mengakhiri tanpa mengenal semua orang yang bekerja untuk menggalakkan Tahun Iman ini, [khususnya] Uskup Agung Rino Fisichella, yang memandu perjalanan ini. Saya sangat berterima kasih kepadanya, dari hati saya, dia dan semua rekan-rekannya. Banyak terima kasih!

Sekarang marilah kita berdoa Malaikat Tuhan bersama-sama. Dengan doa ini kita memohon perlindungan Maria terutama bagi saudara dan saudari kita yang dianiaya karena iman mereka, dan ada banyak!

Angelus Domini…

[Setelah pendarasan Doa Malaikat Tuhan, Bapa Suci mengatakan]
Saya berterima kasih atas kehadiran Anda pada konselebrasi ini. Saya mengharapkan Anda hari Minggu yang baik dan makan siang yang baik.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.