Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 14 Januari 2014 : EMPAT MODEL ORANG PERCAYA


Bacaan Ekaristi :  1Sam 1:9-20; Mrk 1:21b-28

Dalam homilinya pada Misa Selasa pagi 14 Januari 2014 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengulas bacaan-bacaan Ekaristi hari itu. Bapa Suci menawarkan empat model orang percaya, dengan maksud mengembangkan permenungannya tentang sifat kesaksian Kristiani.

Paus Fransiskus berbicara tentang Yesus, ahli-ahli Taurat, imam Eli, dan dua anak-anak imamatnya, yang adalah para imam juga. Beliau mengatakan bahwa Injil menawarkan sebuah keteladanan sikap katekese Yesus sendiri : Tuhan mengajar sebagai seorang yang memiliki otoritas - dan bukan sebagai ahli-ahli Taurat, yang, dalam pengajaran dan khotbah mereka, cenderung mengikat orang-orang dengan banyak beban berat, dan orang-orang lemah tidak bisa berbicara banyak :

"Adalah Yesus sendiri yang mengatakan bahwa [ahli-ahli Taurat] tidak memindahkan hal-hal ini bahkan dengan sebuah jari sekalipun, bukan? Dan kemudian Ia akan mengatakan kepada orang-orang : 'Lakukan apa yang mereka katakan tetapi jangan apa yang mereka lakukan![Mereka] orang-orang yang tak berujung pangkal. Selalu tampaknya - bukan? - Bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi ini selalu memperdaya [orang-orang biasa]. ‘Kamu harus melakukan ini, ini dan ini ...' kepada orang-orang lemah. Yesus mengatakan kepada mereka - mengatakan kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi - bahwa dengan cara ini, mereka menutup pintu bagi Kerajaan Surga, [seolah-olah mengatakan], 'Kamu tidak membiarkan orang lain masuk, dan juga tidak akankah kamu sendiri mendapatkan pintu masuk. Ini adalah cara yang beberapa orang ajarkan, khotbahkan dan bersaksi iman ... dan cara yang banyak orang di luar sana pikirkan bahwa iman benar-benar karena mereka menghadirkannya".

Dalam Bacaan Pertama, dari Kitab Samuel (1 Sam 1:9-20), Paus Fransiskus menjelaskan bahwa sosok Eli, yang mengolok-olok wanita rendah hati (Hana) yang berdoa menurut cara sederhana orang-orang biasa untuk karunia seorang anak laki-laki, mewakili "salesman" atau "manager" iman - seorang imam suam-suam kuku yang hatinya tidak benar-benar berada di dalamnya.

"Berapa kali", kata Paus Fransiskus, "umat Allah merasa diri mereka dikasihi oleh orang-orang yang seharusnya memberi kesaksian : oleh orang-orang Kristiani - oleh umat awam, oleh para imam, oleh para uskup ... Tetapi anak-anak dusun yang lemah (Bahasa Italia : povera gente”) [ini] tidak memahami apa-apa ... orang butuh mendapatkan sebuah gelar dalam teologi untuk memahami. Lalu, mengapa saya memiliki sedikit timbang rasa untuk orang ini, [Eli]? Karena dalam hatinya ia masih memiliki pengurapan, karena ketika wanita itu menjelaskan keadaannya, Eli mengatakan, ‘Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya’. Urapan imam keluar pada akhirnya : ia telah menyembunyikannya di dalam kemalasannya, orang lemah, seorang yang suam-suam kuku, dan berakhir buruk baginya, sesama yang lemah".

Anak-anak Eli, Paus Fransiskus menjelaskan, merupakan model ketiga kesaksian orang percaya. "Mereka adalah para perampok", beliau berkata, "mereka adalah para imam, tetapi [mereka juga] para perampok", yang mengejar kekuasaan dan uang. Mereka yang mengeksploitasi orang-orang mengambil keuntungan dari sedekah-sedekah, pemberian-pemberian - dan Tuhan menghukum mereka dengan penuh kuasa. Bapa Suci menjelaskan bahwa anak-anak itu adalah sosok-sosok orang Kristiani yang korup - seperti Yudas - yang mengkhianati Yesus.

Kemudian, Paus Fransiskus meneruskan menjelaskan, ada model keempat : Yesus sendiri, yang mengajar dengan kuasa dan otoritas kekudusan-Nya sendiri, dengan menjadi dekat kepada orang-orang kepada orang-orang berdosa terutama - mengampuni para penzinah dan berbicara teologi dengan wanita Samaria berusaha dengan sungguh-sungguh menyembuhkan luka hati orang-orang :

"Mari kita mohon kepada Tuhan agar kedua bacaan ini membantu kita dalam kehidupan kita sebagai orang-orang Kristiani : kita semua, kita masing-masing di tempatnya sendiri - [mari kita belajar] tidak menjadi para pemuja hukum, orang-orang munafik seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Janganlah kita menjadi korup seperti anak-anak Eli, atau janganlah menjadi suam-suam kuku seperti diri Eli, tetapi menjadi seperti Yesus, dengan semangat itu mencari orang-orang, menyembuhkan orang-orang, mengasihi orang-orang, dan dengan ini mengatakan : Tetapi kalau saya melakukan hal kecil mungil ini, sekecil diri saya, pikirkanlah tentang bagaimana Allah mengasihi kamu, pikirkanlah bagaimana Bapamu!’. Mari kita memohonkan rahmat ini".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.