Bacaan
Ekaristi : 2Sam 7:18-19,24-29; Mrk 4:21-25
Seorang Kristiani tanpa Gereja tidak terpahami, kata Paus
Fransiskus selama homilinya dalam Misa Kamis
pagi 30 Januari 2014 di Casa
Santa Marta,
Vatikan.
Dalam sebuah permenungan
tentang pentingnya milik Gereja, Bapa Suci mengambil gambaran Daud dalam bacaan
pertama hari itu (2Sam 7:18-19,24-29), dan berfokus pada hubungan Daud dengan Allah,
yang beliau bandingkan dengan seorang ayah dan seorang anak laki-laki. Hubungan ini mengajak kita untuk
merenungkan hubungan kita dengan Allah dan Gereja.
"Orang Kristiani bukanlah seorang yang dibaptis yang menerima Sakramen Baptis dan kemudian menyelusuri jalannya sendiri", beliau berkata. “Buah pertama Sakramen Baptis adalah menjadikan diri Anda milik Gereja,
milik umat Allah. Seorang Kristiani tanpa sebuah Gereja tak terpahami. Dan karena alasan ini, Paus Paulus VI yang luar biasa mengatakan bahwa mengasihi Kristus tanpa Gereja merupakan sebuah dikotomi yang tak masuk akal; mendengarkan Kristus
tetapi tidak mendengarkan Gereja; berada bersama Kristus di tepi
Gereja. Tidak bisa dilakukan. Merupakan sebuah dikotomi yang tak masuk akal".
Melanjutkan pada
perasaan milik gerejawi ini, Paus menyoroti tiga pilar, pertama-tama adalah kerendahan
hati. Kerendahan hati ini dicontohkan dalam pribadi Daud. "Seseorang yang
tidak rendah hati, tidak bisa mendengarkan Gereja, mereka akan mendengarkan apa
yang ia sukai", Paus melanjutkan. "Dan kerendahan hati ini terlihat dalam
Daud : ‘Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku?’ – kesadaran
bahwa sejarah keselamatan itu belum dimulai bersama saya dan tidak akan selesai
ketika saya mati. Tidak, seluruhnya sebuah sejarah keselamatan : Aku, Tuhan membawa
kamu, Ia membuat Anda maju dan kemudian memanggil kamu dan sejarah berlanjut.
Sejarah Gereja pertama dimulai dengan kita dan akan berlanjut setelah kita.
Kerendahan hati : kita adalah sebuah bagian kecil dari sebuah umat, yang sedang
berjalan di jalan Tuhan".
Pilar kedua yang
disorot Paus adalah kesetiaan, yang beliau catat "berhubungan dengan
ketaatan". "Kesetiaan kepada Gereja : kesetiaan kepada
ajaran-ajarannya; kesetiaan kepada Syahadat; kesetiaan kepada doktrin, menjaga
doktrin ini. Kerendahan hati dan kesetiaan", beliau berkata. "Bahkan Paus Paulus VI mengingatkan kita bahwa kita menerima pesan Injil
sebagai sebuah karunia dan kita harus meneruskannya sebagai sebuah anugerah, tetapi bukan sebagai
sesuatu milik kita sendiri : merupakan sebuah
anugerah yang
diterima yang kita berikan. Dan dalam penerusan ini menjadi setia. Karena kita telah menerima dan
kita harus memberikan sebuah Injil yang bukan milik
kita, merupakan milik Yesus, dan kita harus – sebagaimana Ia katakan - menjadi tuan
dari Injil, tuan dari doktrin yang diterima, menggunakannya sesuai dengan
keinginan kita".
Mengakhiri homilinya,
Paus Fransiskus mengatakan kepada umat bahwa pilar ketiga, doa bagi Gereja
adalah sebuah pelayanan penting yang mempersatukan kita kepada Gereja semesta. "Semoga
Tuhan membantu kita berjalan di jalan ini untuk memperdalam pemilikan Gereja
kita", beliau berkata.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.