Bacaan
Ekaristi : Mal 3:1-4; Ibr 2:14-18; Luk 2:22-40
Pada hari Minggu, 2
Februari 2014, bertepatan dengan Pesta
Yesus Dipersembahkan di Kenisah, Paus Fransiskus merayakan Misa dalam
rangka Hari Hidup Bakti Sedunia ke-18. Beliau menyoroti fakta bahwa pusat Hidup Bakti selalu ada pada Yesus. Selama homilinya pada Misa yang berlangsung di Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus mengingatkan Pesta
Yesus Dipersembahkan di Kenisah yang memperingati saat Yusuf dan Maria membawa bayi
Yesus ke Bait Allah empat puluh hari setelah kelahiran-Nya. Berikut ini adalah
homili lengkap Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.
***********
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah juga dikenal sebagai Pesta Perjumpaan : perjumpaan antara Yesus dan umat-Nya. Liturgi menceritakan ketika Maria dan Yusuf membawa Anak mereka ke Bait Allah di Yerusalem; merupakan saat terjadinya perjumpaan pertama antara Yesus dan umat-Nya. Hari ini juga disebut Pesta Perjumpaan karena padanya Perjanjian Baru, yang diwakili oleh Bayi Yesus, menjumpai Perjanjian Lama, yang diwakili oleh Simeon dan Hana.
Ia menunjukkan itu juga merupakan sebuah pertemuan antara kaum muda dan kaum tua : kaum muda adalah Maria dan Yusuf dengan Bayi mereka, dan kaum tua adalah Simeon dan Hana, dua tokoh yang selalu melayani Bait Allah.
Kita mengamati apa yang dikatakan penginjil Lukas tentang mereka, karena ia menggambarkan mereka. Ia mengatakan empat kali bahwa Bunda Maria dan Santo Yusuf ingin melakukan apa yang ditentukan oleh hukum Tuhan (bdk. Luk 2:22.23.24.27). Orang mengartikan bahwa orang tua Yesus memiliki sukacita menaati perintah-perintah Allah, sukacita berjalan menurut hukum Tuhan! Mereka adalah dua pengantin baru, mereka baru saja memiliki bayi mereka, dan mereka termotivasi oleh keinginan untuk melakukan apa yang ditentukankan. Ini bukan sebuah fakta dari luar; bukan hanya merasa benar, tidak! Ini merupakan sebuah keinginan yang kuat, sebuah keinginan yang mendalam, penuh sukacita. Itulah yang dikatakan pemazmur : “Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira..... Taurat-Mu adalah kegemaranku” (119: 14,77).
Dan apa yang dikatakan Santo Lukas tentang kaum tua? Ia menggarisbawahi, lebih dari sekali, bahwa mereka dibimbing oleh Roh Kudus. Ia mengatakan Simeon adalah orang yang benar dan saleh, menantikan penghiburan bagi Israel, dan bahwa "Roh Kudus ada di atasnya" (2:25). Ia mengatakan bahwa "Roh Kudus telah menyatakan “bahwa sebelum meninggal ia akan melihat Kristus, Sang Mesias (ayat 26), dan akhirnya ia pergi ke Bait Allah "digerakkan oleh Roh" (ayat 27). Ia mengatakan Hana adalah seorang "nabi perempuan" (ayat 36), ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, namun beribadah siang dan malam, berdoa dan berpuasa" (ayat 37). Singkatnya, kedua orang tua ini penuh kehidupan! Mereka penuh kehidupan karena mereka digerakkan oleh Roh Kudus, taat kepada tindakan-Nya, peka terhadap panggilan-Nya...
Dan dengan demikian, ini adalah perjumpaan antara Keluarga Kudus dan dua wakil umat Allah yang kudus. Yesus adalah pusatnya. Dialah yang menggerakkan segala sesuatu, yang menarik mereka semua ke Bait Allah, rumah Bapa-Nya.
Merupakan sebuah pertemuan antara orang-orang muda yang penuh sukacita dalam menaati Hukum Tuhan, dan kaum tua yang dipenuhi dengan sukacita karena tindakan Roh Kudus. Merupakan sebuah perjumpaan yang unik antara ketaatan dan kenabian, di mana orang-orang muda adalah para pelaku ketaatan dan kaum tua bersifat kenabian! Bahkan, jika kita pikirkan dengan seksama, keinginan menjaga Hukum yang dijiwai oleh Roh dan kenabian bergerak maju dalam jalan yang dijejakkan oleh Hukum. Siapakah, lebih dari Maria, yang penuh dengan Roh Kudus? Siapakah yang lebih patuh daripada dia dibanding tindakannya?
Saudara dan saudari terkasih, dalam terang pemandangan Injil ini, mari kita memandang hidup bakti sebagai sebuah perjumpaan dengan Kristus : Dialah yang datang kepada kita, yang dibimbing oleh Maria dan Yusuf, dan kita pergi kepada-Nya dibimbing oleh Roh Kudus. Tetapi pusatnya adalah Dia. Ia menggerakkan segala sesuatu, Ia menarik kita kepada Bait Allah, kepada Gereja, di mana kita bisa menemui-Nya, mengenali-Nya, menyambut-Nya, memeluk-Nya.
Yesus datang kepada kita dalam Gereja melalui karisma dasariah sebuah institusi : hal bagus memikirkan tentang panggilan kita dengan cara ini! Perjumpaan kita dengan Kristus mengambil bentuknya dalam Gereja melalui karisma kesaksian seseorang. Hal ini selalu menakjubkan kita dan membuat kita bersyukur.
Dan dalam hidup bakti kita menghayati perjumpaan antara kaum muda dan kaum tua, antara ketaatan dan kenabian. Marilah tidak melihat ini sebagai dua kenyataan yang berlawanan! Marilah kita lebih memungkinkan Roh Kudus untuk menjiwai mereka berdua, dan sebuah tanda akan hal ini adalah sukacita: sukacita menaati, sukacita berjalan di dalam sebuah aturan kehidupan; sukacita dibimbing oleh Roh, tidak pernah pantang menyerah, tidak pernah tertutup, selalu terbuka bagi suara Allah yang berbicara, yang membuka, yang membimbing kita dan mengajak kita untuk pergi ke arah cakrawala.
Merupakan kebaikan bagi kaum orang untuk menyampaikan kebijaksanaan mereka kepada kaum muda; dan merupakan kebaikan bagi orang-orang muda untuk mengumpulkan kekayaan pengalaman dan kebijaksanaan ini, dan membawanya ke depan, sehingga tidak menyimpannya dalam sebuah museum, tetapi membawanya ke depan mengatasi tantangan-tantangan hidup, membawanya ke depan demi ordo-ordo religius masing-masing dan demi seluruh Gereja.
Semoga rahmat akan misteri ini, misteri Perjumpaan, mencerahkan kita dan menghibur kita dalam perjalanan kita. Amin.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.