Bacaan
Ekaristi : Yes 7:10-14;8:10; Ibr 10:4-10; Luk 1:26-38
Paus Fransiskus mengatakan keselamatan tidak dapat dibeli atau dijual tetapi merupakan sebuah karunia yang membutuhkan kerendahan hati sama seperti Maria. Sifat-sifat yang diperlukan bagi keselamatan adalah fokus homili Paus
Fransiskus
pada Misa
harian Selasa pagi 25 Maret 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan, yang bertepatan dengan Hari Raya Kabar Sukacita.
Paus mengingatkan bagaimana kebanggaan hati menuntun Adam dan Hawa untuk melanggar perintah Allah tetapi simpul ketidaktaatan ini kemudian dilepaskan oleh Maria dengan tindakan ketaatannya.
"Tuhan sedang berjalan bersama umat-Nya. Dan mengapa Ia berjalan bersama mereka dengan begitu banyak kelembutan? Melembutkan hati kita. Ia secara eksplisit mengatakan hal ini, ‘Aku akan membuat hati batumu menjadi hati yang taat’. Melembutkan hati kita untuk menerima sebuah janji yang Ia buat di surga. Dosa masuk di antara umat
manusia tetapi manusia lain mendatangkan keselamatan. Dan jalan yang sangat panjang ini akan membantu kita semua memiliki hati yang lebih manusiawi, lebih dekat pada Allah, tidak begitu bangga, tidak begitu cukup diri".
Paus Fransiskus merenungkan bagaimana liturgi hari ini berbicara kepada kita tentang tahap-tahap sepanjang jalan pemulihan ini, bagaimana liturgi itu berbicara
kepada kita tentang ketaatan dan kelemahlembutan menurut Sabda Allah.
"Keselamatan tidak bisa dibeli atau dijual : merupakan sebuah karunia. Diberikan kepada kita, secara cuma-cuma. Kita tidak bisa diselamatkan melalui diri kita sendiri : Keselamatan sepenuhnya sebuah karunia cuma-cuma. Tidak dibeli melalui darah sapi atau kambing : tidak bisa dibeli. Tetapi agar menerima keselamatan ini, kita perlu kerendahan hati, hati yang lemah lembut, hati yang taat. Seperti hati Maria. Dan model bagi jalan menuju keselamatan ini adalah Allah yang sama, Putra-Nya, yang tidak mempertimbangkan menjadi sama dengan Allah sebagai keuntungan yang tidak dapat ditinggalkan. Paulus mengatakan hal ini".
Lebih lanjut Paus menekankan perlunya jalan kerendahan hati dan kehinaan, berjalan sepanjangnya dalam hadirat Allah dengan "ketaatan dan kelemahlembutan dalam hati kita".
"Hari ini kita dapat merangkul Bapa kita yang, berkat darah Putra-Nya, menjadi seperti salah seorang dari kita untuk menyelamatkan kita. Inilah Allah yang sedang menunggu kita setiap hari .... Mari memandang ikon Hawa dan Adam, mari memandang ikon Maria dan Yesus. Mari memandang jalan sejarah bersama Allah yang berjalan bersama umat-Nya. Dan katakanlah: ‘Terima
kasih. Terima kasih Tuhan karena hari ini Engkau mengatakan kepada kami bahwa Engkau telah memberi kami keselamatan’. Hari ini adalah sebuah hari untuk bersyukur kepada Tuhan".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.