Bacaan
Ekaristi : Kis 14:19-28; Yoh 14:27-31a
Mereka yang menyambut Roh
Kudus akan memiliki sebuah damai sejahtera yang padu dan tiada akhir, tidak seperti mereka
yang memilih percaya “secara dangkal" kepercayaan dalam ketenangan yang ditawarkan oleh uang atau kekuasaan. Inilah
pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 20 Mei 2014 di Casa
Santa Marta,
Vatikan.
Damai sejahtera yang ditawarkan oleh berbagai
hal -
uang, kekuasaan, kesombongan - dan damai
sejahtera dalam Pribadi, Roh Kudus. Yang pertama selalu dalam bahaya menghilang - Hari ini
Anda kaya dan Anda adalah seseorang, entah besok -
sebaliknya tak seorang pun "dapat mengambil" yang kedua karena merupakan sebuah damai sejahtera yang "definitif". Homili Paus Fransiskus, yang berpusat
pada salah satu keinginan terbesar umat manusia sepanjang masa, diilhami oleh perikop Injil Yohanes
(14:27-31a) dalam liturgi hari itu. Yesus hampir menghadapi sengsara-Nya dan sebelum Ia minta diri kepada para murid, Ia memberitahukan, "Damai
sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu". Sebuah damai sejahtera, kata Paus
Fransiskus, yang berbeda sepenuhnya dari "damai sejahtera yang diberikan dunia kepada kita", karena "secara agak dangkal" menawarkan "suatu
tingkat ketenangan, bahkan suatu
sukacita tertentu", tetapi
hanya "sampai suatu titik tertentu" : "Sebagai contoh, ia menawarkan kita damai
sejahtera kekayaan: ‘Aku merasa damai karena
aku memiliki segala yang kubutuhkan, segala yang diselenggarakan untuk seluruh hidupku, aku tidak perlu
khawatir...'. Ini adalah sebuah
damai sejahtera yang diberikan dunia.
Jangan khawatir, kamu tidak akan
memiliki masalah apapun karena kamu memiliki begitu banyak uang ... damai
sejahtera kekayaan. Dan Yesus mengatakan kepada kita untuk tidak mempercayai damai
sejahtera ini, karena dengan realisme yang besar Ia mengatakan : "Lihat, ada
pencuri... pencuri dapat mencuri kekayaanmu!'. Uang tidak memberikanmu sebuah damai
sejahtera yang definitif. Bayangkan, logam juga berkarat. Apa artinya? Sebuah pasar saham yang hancur dan semua
uangmu hilang! Bukan suatu damai sejahtera yang aman : merupakan damai sejahtera sementara
yang dangkal".
Paus Fransiskus juga membahas dua jenis
damai sejahtera duniawi lainnya. Yang pertama, damai
sejahtera "kekuasaan" tidak bekerja - beliau menunjukkan - karena "suatu kudeta bisa mengangkutnya". Pikirkanlah, beliau menambahkan, apa yang terjadi dengan "damai sejahtera Herodes"
ketika orang-orang Majus "mengatakan
kepadanya bahwa Raja Israel telah lahir : damai sejahtera itu
segera lenyap". Atau
damai sejahtera “kesombongan”, yang diistilahkan Paus Fransiskus “sebuah
damai
sejahtera terkaan", hari ini Anda sangat dihargai dan besok Anda akan
dicaci-maki", seperti
Yesus antara Hari Minggu Palma dan Jumat Agung. Sebaliknya,
damai sejahtera yang diberikan Yesus adalah suatu damai sejahtera yang berhakekat
sama sekali berbeda
:
"Damai sejahtera Yesus adalah seorang Pribadi, Roh Kudus! Pada hari yang sama dari kebangkitan-Nya, Ia datang
ke ruang atas dan sapaan-Nya adalah : 'Damai sejahtera bagi kamu. Terimalah Roh Kudus'. Ini adalah damai sejahtera Yesus : seorang Pribadi, sebuah karunia agung. Dan ketika Roh Kudus ada di dalam hati
kita, tak seorang pun bisa menghilangkan damai sejahtera-Nya. Tak seorang pun! Merupakan sebuah damai sejahtera yang definitif! Jadi apa tugas kita? Menjaga damai sejahtera ini. Melindunginya! Merupakan sebuah
damai sejahtera yang
besar, sebuah
damai sejahtera yang bukan
milikku, merupakan milik Pribadi lainnya yang memberikannya kepadaku, Pribadi lain yang ada di dalam hatiku dan menemaniku sepanjang hari-hari hidupku. Tuhan telah memberikannya kepadaku".
Damai sejahtera ini diterima pada Sakramen
Pembaptisan dan Penguatan, tetapi terutama - kata Paus Fransiskus - "kami menerimanya seperti seorang anak yang
menerima sebuah
hadiah tanpa syarat, dengan hati terbuka". Kita harus
menjaga Roh Kudus tanpa "memenjarakan-Nya", memohon bantuan dari "karunia agung" Allah
ini :
"Jika kamu memiliki damai sejahtera Roh Kudus ini, jika
kamu memiliki Roh Kudus di dalam dirimu, dan kamu menyadari hal ini, janganlah gelisah hatimu.
Pastikan! Paulus mengatakan
kepada kita bahwa kita harus
terlebih dahulu melewati banyak
kesengsaraan untuk memasuki kerajaan Surga. Tetapi kita semua, semua
dari kita, kita memiliki begitu banyak,
semua orang! beberapa orang memiliki banyak, beberapa orang memiliki
sedikit ...
’Tetapi janganlah
gelisah hatimu', dan ini adalah damai sejahtera Yesus. Kehadiran Roh yang membuat hati
kita damai sejahtera. Tidak terbius, tidak!
Damai
sejahtera! Sadarilah, tetapi damai
sejahtera dengan damai sejahtera yang hanya diberikan
oleh kehadiran Allah".
Bacaan
Ekaristi : Kis 14:19-28; Yoh 14:27-31a
Paus Fransiskus juga membahas dua jenis damai sejahtera duniawi lainnya. Yang pertama, damai sejahtera "kekuasaan" tidak bekerja - beliau menunjukkan - karena "suatu kudeta bisa mengangkutnya". Pikirkanlah, beliau menambahkan, apa yang terjadi dengan "damai sejahtera Herodes" ketika orang-orang Majus "mengatakan kepadanya bahwa Raja Israel telah lahir : damai sejahtera itu segera lenyap". Atau damai sejahtera “kesombongan”, yang diistilahkan Paus Fransiskus “sebuah damai sejahtera terkaan", hari ini Anda sangat dihargai dan besok Anda akan dicaci-maki", seperti Yesus antara Hari Minggu Palma dan Jumat Agung. Sebaliknya, damai sejahtera yang diberikan Yesus adalah suatu damai sejahtera yang berhakekat sama sekali berbeda :
"Jika kamu memiliki damai sejahtera Roh Kudus ini, jika kamu memiliki Roh Kudus di dalam dirimu, dan kamu menyadari hal ini, janganlah gelisah hatimu. Pastikan! Paulus mengatakan kepada kita bahwa kita harus terlebih dahulu melewati banyak kesengsaraan untuk memasuki kerajaan Surga. Tetapi kita semua, semua dari kita, kita memiliki begitu banyak, semua orang! beberapa orang memiliki banyak, beberapa orang memiliki sedikit ... ’Tetapi janganlah gelisah hatimu', dan ini adalah damai sejahtera Yesus. Kehadiran Roh yang membuat hati kita damai sejahtera. Tidak terbius, tidak! Damai sejahtera! Sadarilah, tetapi damai sejahtera dengan damai sejahtera yang hanya diberikan oleh kehadiran Allah".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.