Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 Mei 2014 DI AMMAN, YORDANIA

Bacaan Ekaristi : Kis 8:5-8,14-17; 1Ptr 3:15-18; Yoh 14:15-21

Dalam Injil hari ini (Yoh 14:15-21), kita mendengar Yesus menjanjikan para murid : "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya" (Yoh 14:16). Penolong yang pertama adalah Yesus sendiri; Penolong yang lain adalah Roh Kudus.

Kita berada tidak jauh dari tempat Roh Kudus turun dengan kuasa pada Yesus dari Nazaret setelah baptisan-Nya oleh Yohanes di Sungai Yordan (bdk. Mat 3:16). Injil hari ini, dan tempat ini yang kepadanya, oleh kasih karunia Allah, saya telah datang sebagai seorang peziarah, mengajak kita untuk merenungkan tentang Roh Kudus dan tentang semua yang telah Ia perbuat dalam Kristus dan dalam diri kita. Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa Roh Kudus melakukan tiga tindakan - Ia mempersiapkan, Ia mengurapi dan Ia mengutus.

Pada baptisan, Roh Kudus turun atas Yesus untuk mempersiapkan-Nya untuk perutusan penyelamatan-Nya, perutusan Dia yang merupakan seorang Hamba, rendah hati dan lemah lembut, siap berbagi dan menyerahkan diri sepenuhnya. Namun Roh Kudus, yang hadir dari awal sejarah keselamatan, telah lebih dulu bekerja dalam Yesus sejak saat pengandungan-Nya dalam rahim perawan Maria dari Nazareth, dengan berbuat peristiwa Penjelmaan yang menakjubkan : "Roh Kudus akan turun atasmu, akan menaungi engkau - Malaikat berkata kepada Maria - dan engkau akan melahirkan seorang putra yang akan diberi nama Yesus" (bdk. Luk 1:35). Roh Kudus kemudian bertindak dalam diri Simeon dan Hana pada hari pentahiran Yesus di Bait Allah (bdk. Luk 2:22). Keduanya sedang menanti-nantikan Mesias, dan keduanya diilhami oleh Roh Kudus. Simeon dan Hana, setelah melihat Anak itu, langsung mengetahui bahwa Ia adalah Dia yang telah lama dinantikan oleh umat Israel. Mereka memberi ungkapan kenabian terhadap sukacita berjumpa Sang Penebus dan, dalam arti tertentu, melayani sebagai sebuah persiapan bagi perjumpaan antara Mesias dan umat Israel.

Berbagai karya Roh Kudus ini merupakan bagian dari sebuah tindakan yang keselarasan, sebuah rencana kasih ilahi satu-satunya. Perutusan Roh Kudus, pada kenyataannya, adalah melahirkan keselarasan - Ia sendiri adalah keselarasam - dan menciptakan perdamaian dalam situasi-situasi yang berbeda dan antara orang-orang yang berbeda. Keanekaragaman gagasan dan orang-orang seharusnya tidak memicu penolakan atau ternyata sebuah kendala, karena keragaman selalu memperkaya. Maka hari ini, dengan hati yang sungguh-sungguh, kita memanggil Roh Kudus dan memohon kepada-Nya untuk mempersiapkan jalan bagi perdamaian dan kesatuan.

Roh Kudus juga mengurapi. Ia mengurapi Yesus dalam batin dan Ia mengurapi para murid-Nya, sehingga mereka dapat memiliki pikiran Kristus dan dengan demikian bersedia menjalani hidup damai dan persekutuan. Melalui urapan Roh Kudus, kodrat manusiawi kita dimeteraikan dengan kekudusan Yesus Kristus dan kita dimampukan untuk mengasihi saudara dan saudari kita dengan kasih yang sama yang dimiliki Allah bagi kita. Karena itu, kita seharusnya menunjukkan tanda-tanda nyata kerendahan hati, persaudaraan, pengampunan dan rekonsiliasi. Tanda-tanda ini adalah prasyarat sebuah perdamaian sejati, langgeng dan abadi. Mari kita mohon kepada Bapa  untuk mengurapi kita sehingga kita dapat sepenuhnya menjadi anak-anak-Nya, semakin serupa dengan Kristus, dan dapat belajar untuk memandang satu sama lain sebagai saudara dan saudari. Jadi, dengan mengesampingkan keluhan-keluhan dan keterpecahan-keterpecahan kita, kita dapat menunjukkan kasih persaudaraan satu sama lain. Inilah apa yang diminta Yesus dari kita dalam Injil : "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya" (Yoh 14:15-16).

Terakhir, Roh Kudus mengutus. Yesus adalah Dia yang diutus, dipenuhi dengan Roh Bapa. Diurapi oleh Roh yang sama, kita juga diutus sebagai para pewarta dan saksi perdamaian.

Perdamaian bukanlah sesuatu yang dapat dibeli; perdamaian adalah sebuah karunia yang dicari dengan sabar dan "dibuat" melalui tindakan-tindakan, besar dan kecil, kehidupan kita sehari-hari. Jalan perdamaian diperkuat jika kita menyadari bahwa kita semua keturunan dan anggota-anggota yang sama dari satu keluarga umat manusia; jika kita tidak pernah lupa bahwa kita memiliki Bapa surgawi yang sama dan kita semua anak-anak-Nya, diciptakan dalam gambar dan rupa-Nya.

Dalam semangat inilah saya merangkul Anda semua: Patriark, para uskup dan para imam saudara saya, para pelaku hidup bakti, kaum awam, dan banyak anak-anak yang hari ini menerima Komuni Kudus Pertama mereka, bersama-sama dengan keluarga-keluarga mereka. Saya juga merangkul dengan kasih sayang banyak pengungsi Kristiani dari Palestina, Suriah dan Irak : tolong sampaikan salam saya bagi keluarga-keluarga dan jemaat-jemaat Anda, dan yakinkan mereka akan kedekatan saya.

Sahabat-sahabat terkasih! Roh Kudus turun atas Yesus di Sungai Yordan dan dengan demikian meresmikan karya penebusan-Nya untuk membebaskan dunia dari dosa dan kematian. Mari kita mohon Roh Kudus mempersiapkan hati kita untuk menjumpai saudara dan saudari kita, sehingga kita dapat mengatasi perbedaan-perbedaan kita yang berakar dalam pemikiran politik, bahasa, budaya dan agama. Mari kita mohon kepada-Nya untuk mengurapi seluruh keberadaan kita dengan minyak belas kasih-Nya, yang menyembuhkan luka-luka yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan, kesalahpahaman-kesalahpahaman dan perselisihan-perselisihan. Dan mari kita mohon kepada-Nya untuk mengutus kita, dalam kerendahan hati dan kelemahlembutan, mengandung banyak persyaratan tetapi memperkaya jalan mencari perdamaian.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.