Bacaan
Ekaristi : Kis 8:5-8,14-17; 1Ptr 3:15-18; Yoh 14:15-21
Kita berada tidak
jauh dari tempat Roh Kudus turun dengan kuasa pada Yesus dari Nazaret
setelah baptisan-Nya oleh Yohanes di Sungai Yordan (bdk. Mat 3:16).
Injil hari ini, dan tempat ini yang kepadanya, oleh kasih karunia Allah, saya
telah datang sebagai seorang peziarah,
mengajak kita untuk merenungkan tentang Roh Kudus dan tentang semua yang telah Ia perbuat dalam Kristus dan dalam diri kita. Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa
Roh Kudus melakukan tiga tindakan - Ia mempersiapkan, Ia mengurapi dan Ia mengutus.
Berbagai karya Roh
Kudus ini merupakan bagian dari sebuah tindakan yang keselarasan, sebuah
rencana kasih
ilahi satu-satunya. Perutusan Roh Kudus, pada kenyataannya, adalah
melahirkan keselarasan - Ia sendiri adalah
keselarasam - dan menciptakan perdamaian
dalam situasi-situasi yang berbeda dan antara orang-orang yang berbeda. Keanekaragaman gagasan dan orang-orang seharusnya tidak
memicu penolakan atau ternyata
sebuah kendala, karena keragaman selalu memperkaya. Maka hari ini, dengan hati yang sungguh-sungguh, kita memanggil
Roh Kudus dan memohon kepada-Nya untuk mempersiapkan jalan bagi perdamaian dan kesatuan.
Roh Kudus juga
mengurapi. Ia
mengurapi Yesus dalam batin dan Ia mengurapi para murid-Nya, sehingga
mereka dapat memiliki pikiran Kristus dan dengan demikian bersedia menjalani hidup damai dan
persekutuan. Melalui
urapan Roh Kudus, kodrat manusiawi kita dimeteraikan dengan kekudusan Yesus Kristus dan
kita dimampukan untuk mengasihi saudara dan saudari kita dengan kasih yang sama yang dimiliki
Allah bagi
kita. Karena itu, kita seharusnya menunjukkan
tanda-tanda nyata kerendahan hati, persaudaraan, pengampunan dan
rekonsiliasi. Tanda-tanda
ini adalah prasyarat sebuah perdamaian sejati, langgeng dan abadi. Mari
kita mohon kepada Bapa untuk
mengurapi
kita sehingga kita dapat sepenuhnya menjadi anak-anak-Nya, semakin serupa
dengan Kristus, dan dapat belajar untuk memandang satu sama lain
sebagai saudara dan saudari. Jadi,
dengan mengesampingkan keluhan-keluhan dan keterpecahan-keterpecahan kita, kita dapat menunjukkan
kasih persaudaraan satu sama lain. Inilah
apa yang diminta Yesus dari kita dalam Injil : "Jikalau kamu
mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada
Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia
menyertai kamu selama-lamanya" (Yoh 14:15-16).
Terakhir, Roh Kudus mengutus. Yesus adalah Dia yang diutus, dipenuhi dengan Roh Bapa. Diurapi
oleh Roh yang sama, kita juga
diutus sebagai para pewarta dan saksi perdamaian.
Perdamaian bukanlah sesuatu yang dapat dibeli; perdamaian adalah sebuah karunia yang dicari dengan sabar dan "dibuat"
melalui tindakan-tindakan, besar dan kecil, kehidupan kita sehari-hari. Jalan perdamaian diperkuat jika kita menyadari bahwa kita semua keturunan dan anggota-anggota yang sama dari satu keluarga umat manusia; jika kita
tidak pernah lupa bahwa kita memiliki Bapa surgawi yang sama dan kita semua anak-anak-Nya, diciptakan dalam gambar dan rupa-Nya.
Dalam semangat inilah saya merangkul Anda semua: Patriark, para uskup dan para imam saudara saya, para pelaku
hidup bakti, kaum awam, dan banyak
anak-anak yang hari ini menerima Komuni Kudus Pertama mereka, bersama-sama dengan keluarga-keluarga mereka. Saya juga merangkul dengan kasih sayang banyak pengungsi Kristiani dari Palestina, Suriah dan Irak : tolong sampaikan salam saya bagi keluarga-keluarga dan jemaat-jemaat
Anda, dan yakinkan mereka akan kedekatan saya.
Sahabat-sahabat
terkasih! Roh Kudus turun
atas Yesus di Sungai Yordan dan dengan demikian meresmikan karya penebusan-Nya untuk membebaskan dunia dari dosa dan kematian. Mari kita mohon Roh Kudus mempersiapkan hati kita untuk menjumpai saudara dan saudari kita, sehingga kita dapat mengatasi perbedaan-perbedaan kita yang berakar dalam pemikiran politik, bahasa, budaya dan agama. Mari kita mohon kepada-Nya untuk mengurapi seluruh keberadaan kita dengan minyak belas kasih-Nya, yang menyembuhkan luka-luka yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan, kesalahpahaman-kesalahpahaman dan perselisihan-perselisihan. Dan mari kita mohon kepada-Nya untuk mengutus kita, dalam kerendahan hati dan kelemahlembutan, mengandung
banyak persyaratan tetapi memperkaya jalan mencari perdamaian.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.