Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 Juni 2014 : SIAPAKAH YANG INGIN SAYA IKUTI?

Bacaan Ekaristi : 2Raj 24:8-17; Mat 7:21-29


Orang-orang mengikuti Yesus karena mereka mengenal bahwa Dia adalah Sang Gembala yang Baik. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 26 Juni 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau memperingatkan terhadap orang-orang yang mengurangi iman untuk moralisme, mengejar sebuah kemerdekaan politik, atau mencari kesepakatan dengan kekuasaan. Dalam homilinya, Bapa Suci mengacu kepada semacam "permainan kata-kata" atau “kebawelan moralistik”.


Mengapa begitu banyak orang mengikuti Yesus? Itulah pertanyaan yang diajukan Paus Fransiskus dalam homilinya, yang berpusat pada orang-orang itu dan ajaran Tuhan. Orang banyak, beliau berkata, mengikuti Yesus karena "mereka tercengang dengan ajaran-Nya", kata-kata-Nya "membawa ketakjuban bagi hati mereka, ketakjuban menemukan sesuatu yang baik, yang luar biasa". Orang-orang lainnya "sedang berbicara, tetapi mereka tidak menyentuh orang-orang itu". Paus Fransiskus menyebutkan empat kelompok orang yang sedang berbicara pada zaman Yesus.

Kelompok yang pertama adalah orang-orang Farisi. Orang-orang Farisi, beliau berkata, sedang menjadikan agama dan penyembahan Allah serangkaian perintah-perintah, mengubah Sepuluh Perintah Allah menjadi "lebih dari tiga ratus perintah", memikulkan "beban ini" di punggung orang-orang. Itu merupakan, Paus Fransiskus mengatakan, "suatu penyusutan iman kepada Allah yang hidup" menjadi semacam "permainan kata-kata" atau kebawelan. Dan di sana ada juga "pertentangan-pertentangan dari semacam kebawelan moralistik yang paling kejam" : "Misalnya, 'Anda harus mematuhi perintah yang keempat!’. ‘Ya, ya, ya!'. ‘Anda harus menafkahi ayah Anda yang sudah tua, ibu Anda yang sudah tua!’. ‘Ya, ya, ya!’. ‘Tetapi Anda tahu, saya tidak bisa karena saya memberikan uang saya ke Bait Allah!’; ‘Anda tidak melakukan itu? Dan orang tua Anda mati kelaparan!’. Jadi : pertentangan-pertentangan dari semacam kebawelan moralistik yang paling kejam. Orang-orang menghormati mereka [orang-orang Farisi], karena orang-orang segan. Orang-orang menyegani mereka, tetapi orang-orang tidak mendengarkan mereka! Mereka mengusahakan bisnis mereka... ".

Kelompok yang kedua adalah orang-orang Saduki. Paus Fransiskus mengatakan orang-orang Saduki "tidak memiliki iman, mereka telah kehilangan iman! Mereka menjadikannya karya religius mereka dengan tujuan membuat kesepakatan-kesepakatan dengan kekuatan-kekuatan : kekuatan-kekuatan politik, kekuatan-kekuatan ekonomi. Mereka adalah orang-orang kekuatan".

Kelompok yang ketiga adalah "kaum revolusioner", atau orang-orang Zelot, yang "ingin memicu sebuah revolusi untuk membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Romawi". Orang-orang tersebut, meskipun, memiliki pendirian yang baik, dan tahu membedakan mana buah matang dan mana yang tidak! Dan orang-orang tidak mengikuti mereka".

Paus Fransiskus kemudian berbicara tentang kelompok yang keempat, yang disebut kaum Eseni dan adalah “orang-orang yang baik”. Mereka adalah para rahib yang mengabdikan hidup mereka bagi Allah "orang baik." - tetapi, beliau memperingatkan, "mereka jauh dari orang-orang, dan orang-orang tidak bisa mengikuti mereka".

Ini, Paus Fransiskus mengatakan, "adalah suara-suara yang menyentuh orang-orang tersebut, dan tak satupun suara-suara ini memiliki kekuatan untuk menghangatkan hati orang-orang - Tetapi Yesus melakukan! Orang banyak takjub : Mereka mendengarkan Yesus dan hati mereka dihangatkan. Pesan Yesus menyentuh hati mereka". Yesus, Paus Fransiskus mengatakan, "menyentuh orang-orang itu", Ia "menyembuhkan hati orang-orang itu", Ia "memahami kesulitan-kesulitan mereka". Yesus, beliau melanjutkan, "tidak malu berbicara dengan orang-orang berdosa, Ia pergi menemui mereka", Yesus "merasakan sukacita, Ia bergembira berada bersama umat-Nya". Dan inilah sebabnyaa Yesus adalah "Sang Gembala yang Baik", domba-domba mendengarkan suara-Nya dan mengikuti-Nya : "Dan inilah sebabnya orang-orang mengikuti Yesus, karena Ia adalah Sang Gembala yang Baik. Ia bukan seorang Farisi yang moralis, yang bawel, atau seorang Saduki yang membuat kesepakatan-kesepakatan politik dengan penguasa, atau seorang gerilyawan yang mengusahakan kemerdekaan politik rakyatnya, atau seorang rahib dalam sebuah biara. Ia adalah seorang gembala! Seorang gembala yang berbicara bahasa umat-Nya, yang memahami, yang berbicara kebenaran, hal-hal Allah : Ia tidak pernah memperdagangkan hal-hal Allah! Tetapi Ia berbicara sedemikian rupa agar orang-orang mencintai hal-hal Allah. Itulah sebabnya mereka mengikuti-Nya".

Yesus, Paus Fransiskus mengatakan, "tidak pernah jauh dari orang-orang, tidak pernah jauh dari Bapa-Nya". Yesus "begitu lekat dengan Bapa, Ia adalah satu dengan Bapa!" dan "sungguh sangat dekat dengan orang-orang". Ia "memiliki otoritas ini, dan ini sebabnya orang-orang mengikuti-Nya". Merenungkan Yesus, Sang Gembala yang Baik, Paus Fransiskus mengatakan, akan ada baiknya bagi kita untuk memikirkan tentang siapa yang ingin kita ikuti : "Siapakah yang ingin kita ikuti? Mereka yang berbicara kepada saya tentang hal-hal abstrak atau kebawelan moral? Mereka yang berbicara tentang umat Allah tetapi tidak memiliki iman dan bernegosiasi dengan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi? Mereka yang selalu ingin melakukan hal-hal aneh, hal-hal yang merusak, yang disebut perang pembebasan, tetapi yang pada akhirnya bukan jalan Tuhan? Atau seorang rahib yang jauh? Siapakah yang ingin saya ikuti?". 

Mengemukakan ini sebagai pemikiran terakhir, beliau berkata, "Semoga pertanyaan ini mengantar kita untuk berdoa, dan memohon kepada Allah Bapa, yang membawa kita dekat dengan Yesus, mengikuti Yesus, menjadi kagum akan hal-hal yang dikatakan Yesus kepada kita".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.