Bacaan
Ekaristi : Am 2:6-10; Mat 8:18-22
Saat ini masih zaman
para martir : orang-orang
Kristiani dianiaya di Timur Tengah di mana mereka dipaksa untuk melarikan diri, bahkan ditangani "dengan suatu cara yang anggun, dengan sarung
tangan putih". Pada hari yang di dalamnya Gereja memperingati para martir dari abad-abad
pertama, Paus Fransiskus menganjurkan doa "bagi saudara dan saudari kita yang hidup dalam penganiayaan saat ini". Sebab, beliau menyatakan, saat ini "tidak
ada lebih sedikit martir" dibanding zaman Kaisar Nero. Paus Fransiskus mendedikasikan Misa harian
Senin pagi, 30 Juni 2014,
di Casa Santa Marta, Vatikan, bagi kemartiran, versi dan karakteristik modernnya.
Paus Fransiskus mengacu pada doa pembukaan Misa hari itu, di dalamnya memohon kepada Tuhan, "Ya Allah, yang menahbiskan buah-buah pertama yang melimpah dari Gereja Roma oleh darah para
martir". Ini adalah sebuah doa yang tepat, beliau menjelaskan, bagi peringatan "para martir pertama Gereja ini". Terlebih lagi, beliau menambahkan, "tulang-tulang mereka berada di dekat sini, tidak
hanya di kuburan, beberapa
meter di bawah tanah ada begitu banyak"
dan "mungkin beberapa tepat di bawah sini ...".
Hal ini sangat berarti, Paus Fransiskus mencatat, bahwa kita memanggil Tuhan, meminta-Nya untuk membuat berbuah benih : Ia
membuat buah-buah pertama yang berlimpah. Dengan demikian, doa "berbicara tentang pertumbuhan dan tentang sebuah tumbuhan : hal ini membuat kita memikirkan berkali-kali
yang dikatakan
Yesus bahwa Kerajaan Surga adalah seperti
sebuah benih". Dan Rasul Petrus juga mengatakan kepada
kita dalam suratnya bahwa "kita telah dilahirkan kembali
dari sebuah benih yang tidak fana". Dan ini "adalah benih sabda Allah. Ini adalah apa yang dapat ditanam : benih adalah sabda Allah, demikianlah firman Tuhan. Ia dapat ditanam".
Yesus menjelaskan dalam sebuah perumpamaan bahwa Kerajaan Surga adalah sama "seperti seseorang
yang telah menabur benih, lalu pulang, beristirahat, bekerja, mengawasi dengan siang dan malam, dan benih tumbuh, berkecambah, tanpa sepengetahuannya".
Pertanyaan pokoknya, Paus Fransiskus menjelaskan dan bertanya, oleh karena itu, "bagaimana
mungkin benih sabda Allah ini tumbuh dan menjadi Kerajaan Allah, tumbuh dan menjadi Gereja".
Paus Fransiskus memperkenalkan "dua sumber" yang mengerjakan tugas ini : "Roh Kudus - kekuatan Roh Kudus
- dan kesaksian Kristiani".
Pertama-tama, Paus Fransiskus menjelaskan, "kita tahu bahwa tidak ada pertumbuhan tanpa Roh Kudus : Dialah yang membangun Gereja, Dialah yang membuat Gereja tumbuh, Dialah yang memanggil jemaat Gereja". Namun, beliau melanjutkan, "kesaksian
Kristiani juga diperlukan". Dan "ketika kesaksian selesai, ketika
kondisi historis memanggil untuk kesaksian yang kuat, ada para martir: para saksi teragung!". Dan di sinilah "Gereja diairi oleh darah para martir". Ini benar-benar
"keindahan kemartiran : dimulai dengan kesaksian hari demi hari, dan mungkin berakhir dengan
darah, seperti Yesus, martir pertama, saksi pertama, saksi yang setia".
Namun, menjadi kenyataan, kesaksian "harus tanpa
syarat", Paus Fransiskus menyatakan. Bacaan Injil liturgi hari itu (Mat 8:18-22) jelas tentang hal ini. "Kita mendengar apa yang
dikatakan Tuhan", ketika seorang
murid meminta sebuah syarat dalam rangka mengikuti-Nya : "Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku". Tetapi "Tuhan melarangnya : 'Jangan!'". Bahkan, Paus Fransiskus menunjukkan, "kesaksian tanpa syarat, kesaksian harus tegas, kesaksian harus menentukan, kesaksian harus memiliki bahasa Yesus itu, begitu kuat : 'ya ya, tidak tidak'". Dan ini justru merupakan
"bahasa kesaksian".
Meneliti sejarah "Gereja
Roma ini, yang tumbuh, yang dibimbing oleh darah para martir", Paus Fransiskus kemudian mendorong
pertimbangan "tentang banyak martir saat ini yang memberikan hidup mereka untuk iman : orang-orang Kristiani yang teraniaya". Sebab, beliau
berkata, "kalau dalam penganiayaan Nero, ada banyak, saat ini tidak ada lebih sedikit martir, orang-orang Kristiani yang teraniaya".
Fakta-fakta tersebut dikenal baik. "Mari kita berpikir tentang Timur Tengah",
beliau berkata, "tentang orang-orang Kristiani yang harus melarikan diri dari
penganiayaan" dan "tentang orang-orang Kristiani yang dibunuh oleh para penganiaya". Dan "juga tentang orang-orang Kristiani yang ditangani dengan sebuah cara yang anggun, dengan sarung tangan putih : yang juga merupakan penganiayaan!"
Untuk saat ini, Paus Fransiskus mengulangi, "ada lebih saksi, lebih banyak martir dalam Gereja dibanding pada abad-abad pertama". Dan "memperingati
para leluhur kita yang mulia dalam Misa di sini di Roma", beliau memohonkan pikiran dan doa juga bagi "saudara dan saudari kita yang hidup dalam penganiayaan, yang
menderita dan yang darahnya
menyebabkan tumbuhnya benih-benih banyak Gereja kecil".
Ya, beliau mengakhiri, "marilah kita mendoakan mereka dan diri kita juga".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.