Bacaan
Ekaristi : Ul 7:6-11; 1Yoh 4:7-16; Mat 11:25-30
Oleh karena pembatalan
kunjungan Bapa Suci Fransiskus ke Klinik Agostino Gemelli dan ke
Fakultas Kedokteran dan
Bedah Universitas Katolik Roma,
Perayaan Ekaristi pada
Hari Raya Hati Yesus
yang Mahakudus,
Jumat 27 Juni 2014, dipimpin oleh
Angelo Kardinal Scola,
Presiden Institut Tonioloe.
Berikut adalah homili yang telah dipersiapkan Bapa Suci, yang dibacakan oleh
Kardinal Scola pada Misa tersebut.
********
"Hati Tuhan terpikat olehmu dan memilih"
(Ul 7:7)
Allah telah mengikatkan diri-Nya pada kita, Ia telah memilih kita, dan ikatan ini selamanya, bukan karena kita
begitu setia, tetapi karena Tuhan setia dan menanggung perselingkuhan kita, kelambanan kita, kejatuhan
kita.
Allah tidak takut untuk mengikatkan diri-Nya. Ini mungkin tampak aneh bagi kita : sering kali kita menyebut Allah "Yang Mutlak", yang secara harfiah berarti "bebas, merdeka, tidak terbatas", tetapi dalam kenyataannya, Bapa kita adalah selalu dan hanya "mutlak" dalam kasih : demi kasih Ia masuk ke dalam sebuah Perjanjian dengan Abraham, dengan Ishak, dengan
Yakub dan seterusnya. Ia
mengasihi ikatan-ikatan, Ia menciptakan ikatan-ikatan, ikatan-ikatan yang membebaskan, yang tidak membatasi.
Dengan Mazmur kita mengulangi : "Kasih Tuhan abadi" (bdk. Mzm 103). Sebaliknya, tentang kita pria dan wanita Mazmur lain menyatakan : "orang-rang yang setia telah lenyap dari antara anak-anak manusia" (bdk. Mzm 12:2). Hari ini khususnya kesetiaan adalah sebuah
nilai dalam krisis karena kita disebabkan untuk berusaha selalu berubah, sebuah kebaruan yang diduga keras, merundingkan akar keberadaan kita, akar iman kita tanpa kesetiaan hingga akar-akarnya. Namun, suatu masyarakat tidak maju : dapat membuat kemajuan teknologi yang besar, tapi bukan kemajuan menyeluruh, kemajuan seluruh umat manusia dan kemajuan seluruh manusia.
Kasih setia Allah bagi umat-Nya diwujudkan dan disadari sepenuhnya dalam Yesus Kristus, yang, untuk menghormati ikatan Allah dengan umat-Nya, menjadikan diri-Nya hamba kita, mengosongkan diri-Nya dari kemuliaan-Nya dan mengambil rupa seorang hamba. Dalam kasih-Nya Ia tidak tunduk di hadapan ketidakbersyukuran kita dan bahkan tidak di
hadapan penolakan kita. Santo Paulus mengingatkan kita akan hal ini : "Jika kita tidak setia, Dia –
Yesus - tetap
setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya" (2 Tim 2:13). Yesus tetap setia, Ia tidak pernah mengkhianati, bahkan ketika kita telah melakukan sebuah
kesalahan, Ia selalu menanti kita untuk mengampuni kita : Ia adalah wajah Bapa yang penuh
belas kasih.
Kasih ini, kesetiaan Tuhan ini mewujudkan kerendahan
hati-Nya. Yesus tidak datang untuk menaklukkan manusia
sebagaimana para raja dan para penguasa dunia ini, tetapi Ia datang untuk menawarkan kasih dengan kelemahlembutan dan kerendahan hati. Ini adalah bagaimana
Ia menggambarkan diri-Nya : "belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati" (Mat 11:29). Dan makna Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus, yang kita rayakan hari ini, yaitu semakin menemukan dan membiarkan diri kita diselimuti oleh kesetiaan dan kelemahlembutan kasih Kristus yang lemah lembut, pewahyuan belas kasih Bapa.
Kita dapat mengalami dan menikmati kelembutan kasih ini dalam
setiap musim kehidupan : dalam saat sukacita dan dalam saat kesedihan, dalam saat sehat dan dalam saat lemah dan penyakit.
Kesetiaan Allah mengajarkan kita untuk menerima kehidupan sebagai suatu
kejadian kasih-Nya dan memungkinkan kita untuk memberi kesaksian kasih ini kepada saudara-saudara kita dalam sebuah pelayanan
yang rendah hati dan lemah
lembut. Terutama
apa yang para dokter dan tenaga paramedis dipanggil untuk dilakukan di Klinik ini, yang dimiliki oleh Universitas Katolik Hati Kudus. Di sini, Anda masing-masing membawa kepada orang-orang sakit sedikit kasih Hati Kristus, dan Anda melakukannya dengan kompetensi dan
profesionalisme. Ini berarti untuk tetap setia dengan nilai-nilai pendirian yang ditempatkan Bapa Gemelli pada
dasar Athenaeum orang-orang Katolik Italia, untuk menggabungkan penelitian ilmiah yang diterangi oleh iman dan persiapan para profesional Kristiani yang berkualitas.
Saudara-saudara terkasih, di dalam Kristus, kita merenungkan kesetiaan Allah. Setiap gerakan, setiap sabda Yesus mencerminkan kasih Bapa yang penuh belas kasih dan setia.
Dan sekarang, di hadapan-Nya kita bertanya kepada diri
kita sendiri : bagaimana kasihku kepada sesamaku? Apakah saya tahu bagaimana
menjadi setia? Atau apakah aku fasih
berbicara, mengikuti humor-humorku dan kesukaan-kesukaanku? Kita
masing-masing dapat menjawab dalam hati nuraninya sendiri. Tetapi terutama semua kita dapat mengatakan kepada Tuhan : Tuhan Yesus, jadikanlah hatiku semakin menyerupai Engkau, penuh kasih dan kesetiaan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.