Paus Fransiskus mempersembahkan Misa pada
pukul 10,30 waktu setempat dalam kunjungan pastoralnya selama satu hari ke Molise, kota yang terletak di wilayah Campobasso, selatan Italia
pada hari
Sabtu, 5 Juli 2014. Dalam
Misa di alam terbuka di Stadion Romagnoli lama yang dihadiri ribuan umat tersebut, Paus Fransiskus menyampaikan homilinya yang menekankan martabat pribadi manusia dalam ranah kerja dan panggilan semua
anggota Gereja untuk melayani
Allah maupun orang lain. Berikut adalah homili lengkap
Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.
*********************
Bacaan Pertama mengingatkan kita tentang karakteristik kebijaksanaan ilahi, yang membebaskan dari kejahatan dan penindasan orang-orang yang menempatkan diri
mereka pada
pelayanan Tuhan. Bahkan, ia tidak memihak, tetapi dalam kebijaksanaannya ia dekat dengan orang-orang yang rapuh, terdiskriminasi dan tertindas, yang menyangkal diri mereka dalam kepercayaan kepada-Nya. Pengalaman Yakub dan Yusuf ini, yang diceritakan dalam Perjanjian Lama, mengungkapkan dua aspek penting dari kehidupan Gereja. Gereja adalah sebuah umat yang melayani Allah; Gereja adalah sebuah umat yang hidup dalam kebebasan yang Ia berikan.
Pertama-tama, kita adalah sebuah umat yang melayani Allah. Pelayanan kepada Allah diwujudkan dalam berbagai
cara, khususnya dalam doa, dalam adorasi, dalam pewartaan Injil dan kesaksian amal.
Dan selalu, ikon Gereja adalah Perawan Maria, "hamba Tuhan" (Luk 1:38; bdk 1:48).
Segera setelah menerima pesan dari Malaikat dan setelah mengandung Yesus, Maria
bergegas berangkat untuk
membantu kerabatnya Elizabeth yang hamil tua. Dan, dengan cara ini, ia menunjukkan bahwa cara
melayani Allah yang lebih
disukai adalah melayani saudara dan saudari kita yang
membutuhkan.
Di sekolah Sang Bunda, Gereja belajar untuk menjadi "hamba Tuhan" setiap hari, siap untuk pergi menjumpai situasi-situasi kebutuhan yang terbesar, peduli terhadap orang-orang kecil dan orang-orang yang terpinggirkan. Tetapi kita semua dipanggil untuk menghidupkan pelayanan amal dalam kehidupan yang lumrah, yaitu, dalam keluarga, dalam paroki, di tempat kerja, dengan sesama. Ini adalah amal sehari-hari, amal yang lumrah.
Kesaksian amal adalah jalan utama evangelisasi. Dalam hal ini, Gereja selalu berada "di garis depan",
sebuah kehadiran keibuan dan persaudaraan, yang berbagi kesulitan-kesulitan dan kerapuhan-kerapuhan
umat. Dengan cara ini, jemaat Kristiani berusaha menanamkan dalam masyarakat "suplemen jiwa" itu, yang memungkinkan Anda untuk melihat ke
seberang dan berharap.
Ini adalah apa yang juga Anda, saudara dan saudari
terkasih dari Keuskupan ini, lakukan dengan kemurahan hati yang ditopang oleh semangat pastoral Uskup Anda. Saya mendorong Anda semua, para imam, para pelaku
hidup bakti dan umat awam, untuk bertekun di jalan ini, melayani Allah dalam pelayanan orang lain dan menyebarkan di mana-mana budaya solidaritas. Ada banyak kebutuhan untuk komitmen ini, dalam menghadapi kegentingan situasi-situasi lahiriah dan rohaniah, terutama dalam wajah pengangguran, sebuah wabah yang membutuhkan setiap usaha dan banyak
keberanian di pihak setiap orang. Karena tantangan pekerjaan ini menyerukan, dengan cara tertentu, tanggung jawab lembaga-lembaga, dunia bisnis dan keuangan. Perlulah menempatkan martabat pribadi manusia di pusat setiap kemungkinan dan setiap tindakan. Kepentingan lain, bahkan jika masuk akal, bersifat sekunder. Pusatnya adalah martabat pribadi manusia. Mengapa? Karena pribadi manusia berada dalam
rupa Allah, ia diciptakan menurut rupa Allah dan kita semua berada dalam rupa Allah!
Oleh karena itu, Gereja adalah sebuah umat yang melayani Tuhan. Karena ini, ia adalah sebuah umat yang mengalami kebebasan-Nya dan hidup dalam kebebasan yang Ia berikan ini. Tuhan selalu memberikan kebebasan sejati. Pertama-tama, kebebasan dari dosa, dari egoisme dalam segala bentuknya: kebebasan untuk memberikan dirinya sendiri dan melakukannya dengan sukacita, seperti Sang Perawan dari Nazaret, yang bebas dari dirinya sendiri, ia tidak tertutup pada dirinya dalam keadaannya - dan ia akan punya alasan! - tetapi berpikirlah tentang orang-orang yang, pada saat itu, memiliki kebutuhan yang lebih besar. Ia bebas dalam kebebasan Allah, yang diwujudkan dalam kasih. Dan ini adalah kebebasan yang telah diberikan Allah kepada
kita dan kita tidak harus menghilangkannya
: kebebasan menyembah Tuhan, melayani Allah dan melayani-Nya terlebih dalam saudara dan saudari kita.
Ini adalah kebebasan yang, oleh rahmat Allah, kita alami dalam jemaat Kristiani, ketika kita menempatkan diri kita pada saling melayani, tanpa rasa cemburu, tanpa memihak, tanpa ocehan ... Melayani satu sama lain. Melayani! Kemudian Tuhan membebaskan kita dari ambisi dan persaingan, yang merusak kesatuan dan persekutuan. Ia membebaskan kita dari ketidakyakinan, kesedihan - lihat, kesedihan ini berbahaya karena menjatuhkan kita. Menjatuhkan kita. Berbahaya. Berhati-hatilah. Ia membebaskan kita dari rasa takut, kekosongan batin,
keterasingan, penyesalan, dan keluhan-keluhan. Bahkan dalam jemaat-jemaat kita, pada kenyataannya, tidak ada kekurangan sikap-sikap negatif yang menjadikan umat rujuk diri, lebih peduli dengan membela diri mereka dibandingkan dengan pemberian diri mereka sendiri. Tetapi Kristus membebaskan kita dari keabu-abuan keberadaan ini, seperti yang kita serukan dalam Mazmur Tanggapan, "Engkau adalah
penolongku
dan pembebasku". Karena alasan ini, kita para murid Tuhan, meskipun masih selalu lemah dan
orang-orang berdosa - kita semua demikian - masih lemah dan orang-orang berdosa, kita dipanggil untuk menghidupi iman kita dengan sukacita dan keberanian, persekutuan dengan Allah dan dengan saudara-saudara kita, adorasi Allah, dan menghadapi dengan kekuatan kesudahan-kesusahan dan cobaan-cobaan hidup.
Saudara dan saudari terkasih, Perawan Suci, yang dihormati khususnya dengan gelar "Madonna della Libera" [Madonna
Kebebasan], medapatkan bagi diri Anda sukacita melayani Tuhan dan berjalan dalam kebebasan yang telah Ia berikan kepada kita. Maria membantu Anda untuk menjadi Gereja ibu, ramah dan peduli terhadap semua orang. Ia selalu di samping Anda, orang-orang
sakit Anda, para orang tua Anda, anak-anak muda Anda. Bagi seluruh umat Anda, jadilah
sebuah tanda harapan dan penghiburan yang
pasti.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.