Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 September 2014 : KEDEKATAN DAN BELAS KASIH


Bacaan Ekaristi : 1Kor 12:12-14,27-31a; Luk 7:11-17

Homili-homili yang indah tidak berguna jika Anda tidak dekat dengan umat, jika Anda tidak menderita bersama umat dan tidak memberi harapan, homili-homili tersebut adalah kesia-siaan : Inilah permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 16 September 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan, yang bertepatan peringatan wajib Santo Kornelius, Paus, dan Santo Siprianus, uskup dan martir.

Injil hari itu (Luk 7:11-17) berbicara tentang Yesus menemui prosesi pemakaman: seorang janda dari Nain kehilangan anak laki-laki satu-satunya. Paus Fransiskus mengatakan Tuhan tidak hanya melakukan mukjizat yang menyebabkan anak laki-laki perempuan itu hidup kembali, Ia melakukan sesuatu yang lebih, Ia dekat dengannya. "Allah orang-orang mengatakan - mengunjungi umat-Nya". Ketika Allah mengunjungi "ada sesuatu yang lebih, ada sesuatu yang baru", "itu berarti bahwa kehadiran-Nya istimewa di sana". Yesus dekat.

"Ia dekat dengan orang-orang. Allah yang dekat yang mampu memahami hati orang-orang, hati umat-Nya. Lalu Ia melihat prosesi itu, dan Tuhan semakin dekat. Tuhan mengunjungi umat-Nya di tengah-tengah umat-Nya, dan semakin dekat kepada mereka. Kedekatan. Ini adalah bagaimana Allah bekerja. Lalu ada sebuah ungkapan yang sering diulang dalam Alkitab : Tuhan tergerak oleh belas kasihan yang besar'. Belas kasih yang sama yang, kata Injil, yang menggerakkan-Nya ketika Ia melihat begitu banyak orang seperti domba yang tidak bergembala. Ketika Allah mengunjungi umat-Nya, Ia dekat dengan mereka, Ia semakin dekat kepada mereka dan tergerak oleh belas kasihan : Ia penuh dengan belas kasih".

"Tuhan - lanjut Paus Fransiskus - sangat terharu, seperti yang terjadi di hadapan kubur Lazarus". Sama seperti Bapa yang terharu "ketika Ia melihat anak-Nya yang hilang pulang".

"Kedekatan dan belas kasih : ini adalah bagaimana Tuhan mengunjungi umat-Nya Dan ketika kita ingin mewartakan Injil, mendatangkan sabda Yesus, inilah jalannya. Jalan lain adalah jalan para guru, para pengkhotbah masa itu : para pujangga hukum, para ahli Taurat, orang-orang Farisi ... yang menjauhkan diri mereka dari orang-orang, dengan kata-kata mereka ... dengan baik. mereka berbicara dengan baik. Mereka mengajarkan hukum, dengan baik Tetapi mereka jauh. Dan ini bukan sebuah kunjungan Tuhan. Itu adalah sesuatu yang lain. Orang-orang tidak merasakan hal ini menjadi sebuah rahmat, karena tidak memiliki kedekatan itu, tidak memiliki belas kasih, tidak memiliki esensi penderitaan bersama orang-orang".

Paus Fransiskus melanjutkan: "Dan ada kata lain yang tepat ketika Tuhan mengunjungi umat-Nya: Orang mati itu duduk tegak dan mulai berbicara, dan Ia - Yesus - mengembalikannya kepada ibunya'".
 
"Ketika Allah mengunjungi umat-Nya Ia mengembalikan harapan kepada mereka. Selalu. Anda dapat memberitakan Sabda Allah dengan cemerlang : ada banyak pengkhotbah yang sangat ulung sepanjang sejarah. Tetapi jika para pengkhotbah ini telah gagal menabur harapan, khotbah itu tidak berguna. Merupakan kesombongan belaka".

Memandang Yesus, yang mengembalikan anak laki-laki kepada ibu ini - kata Paus Fransiskus - "kita dapat memahami apa artinya Allah mengunjungi umat-Nya. Dan jadi kita memohon rahmat sehingga kesaksian Kristiani kita menjadi sebuah kesaksian yang membawa kedekatan Allah kepada umat-Nya, kedekatan yang menabur harapan tersebut".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.