Bacaan
Ekaristi : 1Kor 15:1-11; Luk 7:36-50
Memiliki keberanian untuk mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa memungkinkan kita untuk menerima belaian Kristus, pengampunan-Nya, kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 18
September 2014
di Casa Santa Marta, Vatikan. Liturgi hari itu menyajikan Injil tentang perempuan berdosa yang membasuh kaki Yesus dengan air matanya dan mengurapi kaki-Nya dengan minyak wangi mengeringkannya
dengan rambutnya. Yesus diundang ke rumah seorang Farisi, "seseorang dengan
taraf budaya
tertentu", Paus Fransiskus
mengatakan, yang "ingin mendengarkan Yesus", mendengar ajaran-Nya, berusaha tahu
lebih banyak. Dalam pikirannya sendiri, ia menghakimi baik Yesus maupun perempuan berdosa tersebut, berpikir jika Yesus "benar-benar seorang
nabi Ia akan
tahu perempuan macam apakah yang sedang menjamah-Nya". Orang
Farisi "bukan orang jahat", ia hanya "tidak bisa memahami tindakan perempuan itu".
"Ia tidak bisa memahami sikap sederhana : sikap sederhana orang-orang.
Mungkin orang ini sudah lupa bagaimana membelai seorang bayi, bagaimana menghibur seorang nenek Dalam teorinya, pikirannya, kehidupan pemerintahannya - karena mungkin ia seorang anggota majelis orang-orang Farisi - ia telah lupa sikap sederhana kehidupan, hal-hal yang
sangat pertama yang kita semua, sebagai orang-orang yang baru lahir, peroleh dari orang tua kita".
Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus menegur orang Farisi "dengan kerendahan hati dan kelembutan", "kesabaran-Nya, kasih-Nya, keinginan untuk menyelamatkan semua orang" menyebabkan-Nya menjelaskan sikap perempuan tersebut kepada orang Farisi, dan pada saat
bersamaan terhadap kurangnya kesantunan orang Farisi itu sendiri. Dan di tengah sungut-sungut orang banyak
yang terkejut, Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosa-dosamu sudah diampuni". "Pergilah dalam damai, imanmu telah menyelamatkan
engkau!".
"Ia hanya mengatakan kata keselamatan - 'Imanmu telah menyelamatkan
engkau' - kepada perempuan
itu, yang adalah seorang pendosa. Dan Ia mengatakannya karena ia mampu menangisi dosa-dosanya, mengakui dosa-dosanya, mengakui 'saya seorang pendosa', dan mengakuinya
terhadap dirinya
sendiri. Ia tidak mengatakan hal yang sama kepada orang-orang itu, yang bukan orang-orang jahat : mereka hanya tidak menyakini diri mereka adalah orang-orang berdosa. Orang-orang lain adalah orang-orang berdosa: para pemungut cukai, para pelacur ... Ini adalah orang-orang berdosa Yesus mengatakan kata ini - 'Engkau diselamatkan, engkau selamat - hanya untuk mereka yang membuka hati mereka dan mengakui bahwa mereka adalah orang-orang berdosa. Keselamatan hanya memasuki hati kita ketika kita membuka hati terhadap kebenaran dosa-dosa kita".
"Tempat istimewa untuk bertemu Yesus Kristus adalah dalam dosa-dosa kita". Paus Fransiskus mengamati bahwa hal ini mungkin tampak seperti "bidaah" tetapi Santo Paulus juga mengatakan sebanyak ketika ia mengatakan ia akan membanggakan hanya dua hal: dosa-dosanya dan Kristus yang Bangkit yang menyelamatkannya.
"Inilah sebabnya mengapa kemampuan untuk mengakui dosa-dosa kita sendiri, untuk mengakui penderitaan kita, untuk mengakui siapa kita dan apa yang kita mampu lakukan atau telah lakukan adalah sungguh pintu yang membuka kita bagi belaian Tuhan, pengampunan-Nya, bagi Sabda-Nya 'Pergilah dalam damai, imanmu telah menyelamatkan
engkau!', karena Anda berani, Anda cukup berani untuk membuka hati Anda bagi satu-satunya yang dapat menyelamatkan Anda".
Yesus berkata kepada orang-orang munafik, "Amin, Aku
berkata kepadamu, para
pemungut cukai dan para pelacur sedang memasuki Kerajaan Allah sebelum Anda". Ini
adalah kata-kata yang kuat, Paus Fransiskus mengakhiri, karena mereka yang merasa dirinya orang-orang berdosa "membuka hati mereka dalam pengakuan dosa-dosa mereka, untuk berjumpa Yesus, yang memberi darah-Nya bagi kita semua".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.