Bacaan Ekaristi : Why 10:8-11; Luk
19:45-48
Umat akan mengampuni seorang imam atau pelayan pastoral yang lemah, tetapi mereka tidak akan mengampuni imam
yang serakah atau imam yang salah
memperlakukan umat, kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 21 November 2014
seraya beliau menandai Pesta Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah
dengan doa agar ia membantu
kita
untuk menjaga kebersihan Bait Allah.
Mendasarkan homilinya pada Injil
hari itu (Luk 19:45-48) yang di dalamnya Yesus mengusir para pedagang dari Bait
Allah karena mereka telah
mengubah rumah doa menjadi
sarang penyamun, Paus Fransiskus mengatakan dengan melakukannya Yesus sedang memurnikan Bait Allah karena telah
dinajiskan dan dengan
itu umat Allah. Bait Allah telah dicemari dengan parahnya dosa-dosa : skandal.
"Umat baik-baik saja - lanjut Paus Fransiskus – umat pergi ke Bait Allah dan tidak
melihat hal-hal ini, mereka
mencari Tuhan dan berdoa ... tetapi mereka
harus menukar uang mereka ke dalam mata
uang untuk melakukan persembahan". Umat Allah tidak pergi ke Bait Allah karena orang-orang ini, bagi mereka yang sedang menjual barang-barang, mereka pergi karena itu Bait Allah" dan "ada korupsi yang
mengskandalkan
umat". Paus Fransiskus teringat kisah Alkitab Hana, seorang perempuan yang rendah hati,
ibu dari Samuel, yang
pergi ke Bait Allah untuk memohon
rahmat seorang anak: "ia membisikkan doanya dengan hening", sementara imam dan dua
putranya korup, mereka mengeksploitasi para peziarah, mereka menyebabkan
skandal orang-orang. "Saya berpikir bagaimana sikap kita dapat mengskandalkan
umat - kata Paus Fransiskus - dengan kebiasaan bukan imami di Bait Allah: skandal melakukan bisnis, skandal keduniawian ...
seberapa sering ketika kita memasuki
gereja kita melihat -
bahkan hari ini - apakah kita melihat daftar harga tergantung
di sana "untuk baptisan,
berkat, intensi Misa". Dan orang-orang mengalami
skandal".
"Sekali waktu, sebagai
seorang imam yang baru ditahbiskan,
saya berada bersama sekelompok mahasiswa dan satu
pasangan yang
ingin menikah. Mereka pergi ke sebuah paroki, tetapi
mereka menghendaki upacara pernikahan dengan Misa. Dan, sekretaris paroki di
sana mengatakan : 'Tidak, tidak,
Anda tidak bisa'
- 'Mengapa
kita tidak bisa memiliki Misa. Andai
Konsili selalu menganjurkan umat untuk memiliki upacara dengan Misa ...’
– ‘Tidak, Anda tidak bisa, karena itu
tidak dapat bertahan lebih dari 20 menit'- 'Tetapi mengapa?' - 'Karena ada slot lain [dalam jadwal untuk upacara]' -
'Tetapi, kami
menginginkan Misa!' -
'Jadi, Anda akan
harus membayar untuk dua slot!'. Jadi untuk memiliki upacara
pernikahan dengan Misa harus membayar dua slot. Ini adalah dosa skandal".
Paus
Fransiskus menambahkan: "Kita tahu apa yang dikatakan
Yesus kepada
mereka yang menyebabkan skandal :
‘Lebih baik dibuang ke laut'".
"Ketika orang-orang yang berada di Bait Allah – adalah para imam mereka, orang-orang awam, para sekretaris, yang mengelola Bait Allah, yang melayani Bait Allah - menjadi para pengusaha, orang yang terskandal. Dan kita bertanggung jawab untuk hal ini. Awam juga! Semua orang. Karena jika saya melihat hal ini di paroki saya, saya harus memiliki keberanian untuk mengatakan hal-hal tersebut kepada pastor paroki. Dan umat terskandalkan. Sangatlah menarik: umat Allah dapat mengampuni para imam mereka, ketika mereka lemah, ketika mereka tergellincir dalam dosa ... umat paham bagaimana mengampuni mereka. Tetapi ada dua hal yang umat Allah tidak dapat ampuni : seorang imam yang lekat pada uang dan seorang imam yang salah memperlakukan umat. Ini yang mereka tidak bisa ampuni! Merupakan skandal ketika Bait Allah, Rumah Allah, menjadi tempat usaha, seperti dalam kasus pernikahan itu : gereja sedang disewakan".
Yesus "tidak marah" - kata Paus Fransiskus - "itu adalah azab Allah, semangat untuk Rumah Tuhan" karena Anda tidak dapat mengabdi kepada dua tuan, "Anda menyembah Allah yang hidup saja, atau uang penyembahan Anda".
"Mengapa Yesus memiliki persoalan dengan uang? Karena penebusan cuma-cuma; Itu adalah karunia cuma-cuma Allah, Ia datang untuk membawakan kita kecuma-cumaan kasih Allah yang mencakup segalanya. Jadi, ketika Gereja atau gereja-gereja mulai melakukan bisnis, maka dikatakan bahwa .... keselamatan tidak cuma-cuma juga... Inilah sebabnya mengapa Yesus mengambil cambuk untuk melakukan tindakan pemurnian Bait Allah ini. Liturgi hari itu merayakan Pesta Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah: sebagai seorang gadis muda ... Seorang perempuan sederhana, seperti Hana, dan pada saat itu Santa Perawan Maria masuk. Semoga ia mengajarkan kita semua, para gembala dan orang-orang yang memiliki tanggung jawab pastoral, untuk menjaga kebersihan Bait Allah, untuk menerima dengan kasih mereka yang datang, seolah-olah masing-masing orang adalah Santa Perawan".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.