Bacaan Ekaristi : Ul 30:15-20; Luk 9:22-25
Orang-orang Kristiani dihadapkan dengan satu pilihan: memilih jalan yang mengarah kepada kehidupan atau mengarah kepada kematian. Inilah permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 19 Februari 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci memusatkan homilinya dari Bacaan Pertama (Ul 30:15-20), yang di dalamnya Musa mengatakan orang Israel, "Hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Jika engkau mematuhi perintah-perintah TUHAN, Allahmu, yang Aku perintahkan kepadamu pada hari ini [...] engkau akan hidup dan bertambah banyak".
Orang-orang Kristiani dihadapkan dengan satu pilihan: memilih jalan yang mengarah kepada kehidupan atau mengarah kepada kematian. Inilah permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 19 Februari 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci memusatkan homilinya dari Bacaan Pertama (Ul 30:15-20), yang di dalamnya Musa mengatakan orang Israel, "Hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Jika engkau mematuhi perintah-perintah TUHAN, Allahmu, yang Aku perintahkan kepadamu pada hari ini [...] engkau akan hidup dan bertambah banyak".
Paus Fransiskus mengatakan pilihan Musa adalah pilihan orang-orang Kristiani yang dihadapinya setiap hari. Dan itu adalah sebuah pilihan yang sulit. Paus Fransiskus mencatat bahwa lebih mudah membiarkan dirinya terbawa oleh kelembaman, oleh situasi, oleh kebiasaan. Sering kali lebih mudah menjadi hamba-hamba dari "allah-alah lain".
"Pilihannya adalah antara Allah dan allah-allah lain yang tidak memiliki kekuatan untuk memberi kita apa pun selain hal-hal kecil yang bernas, sepele, yang berlalu.. Tidaklah mudah untuk memilih, kita selalu memiliki kebiasaan mengikuti orang banyak ini, seperti semua orang lain. Seperti semua orang lain. Semua orang dan tak seorang pun. Hari ini Gereja mengatakan kepada kita : 'Tetapi, berhentilah! Berhentilah dan pilihlah!'. Ini adalah nasihat yang baik. Akan ada baiknya bagi kita semua untuk berhenti dan sedikit berpikir sepanjang hari.. Gaya hidup apakah yang saya sukai? Di jalan manakah saya berada?".
Paus Fransiskus menambahkan bahwa bersama-sama dengan pertanyaan ini, kita seharusnya menggali lebih dalam dan merenungkan hubungan kita dengan Allah, dengan Yesus, hubungan kita dengan orang tua, saudara kandung, istri atau suami kita, hubungan kita dengan anak-anak kita.
Beliau kemudian melanjutkan dengan memikirkan Injil hari, ketika Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa seorang "yang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri" tidak ada gunanya.
"Pencarian untuk kesuksesan pribadi, untuk harta benda, tanpa memikirkan Tuhan, untuk keluarganya selalu merupakan jalan yang salah untuk dipilih. Ada dua pertanyaan yang harus kita renungkan: Bagaimana hubungan saya dengan Allah dan bagaimana hubungan saya dengan keluarga saya. Seseorang bisa mendapatkan segalanya, tetapi pada akhirnya menjadi sebuah kegagalan. Ia gagal. Kehidupan itu adalah sebuah kegagalan. "Tetapi tidak, mereka membangun dirinya sebuah monumen, mereka melukis potretnya ...". Tetapi Anda gagal: Anda tidak memilih dengan baik di antara kehidupan dan kematian".
Paus Fransiskus kemudian mengajukan pertanyaan ketiga: "Apa langkah yang harus saya jalani dalam hidup saya? Apakah saya merenungkan hal-hal yang saya perbuat". Beliau mengatakan kita seharusnya memohon kepada Allah rahmat untuk memiliki "sedikit keberanian" itu yang kita perlukan untuk memilih-Nya setiap saat.
Bapa Suci mengakhiri bahwa 'saran yang indah' dari Mazmur 1, dapat membantu kita dalam hal ini. "'Berbahagialah mereka yang berharap pada Tuhan'. Ketika Tuhan memberi kita saran ini - 'Berhentilah! Pilihlah hari ini, pilihlah'- Ia tidak meninggalkan kita. Ia bersama kita dan ingin membantu kita. Tetapi kita harus mempercayai-Nya; kita harus beriman kepada-Nya. 'Berbahagialah mereka yang berharap pada Tuhan'. Hari ini, ketika kita berhenti untuk memikirkan hal-hal ini dan membuat keputusan-keputusan, memilih sesuatu, kita tahu bahwa Tuhan beserta kita, di samping kita, membantu kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita pergi keluar sendirian, tidak pernah. Ia selalu bersama kita. Bahkan di saat memilih, Ia bersama kita".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.