Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 April 2015 : IMAN KITA ADALAH SEBUAH PERJUMPAAN DENGAN YESUS

Bacaan Ekaristi : Kis. 9:1-20; Yoh. 6:52-59

Setiap pria dan wanita memiliki sebuah perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Sebuah perjumpaan sejati dan aktual yang secara radikal dapat mengubah hidupnya. Rahasianya terletak tidak hanya dalam menyadarinya, tetapi juga dalam tidak pernah melupakannya, sehingga menjaga kesegaran dan keindahannya. Paus Fransiskus berbagi pemikiran-pemikiran ini dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 24 April 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan, bersama dengan beberapa pekerjaan rumah dan saran praktis: berdoa bagi rahmat untuk mengingat dan kemudian membaca Injil sekali lagi, untuk mengenalinya dalam banyak perjumpaan dengan Yesus .
Bacaan Pertama (Kis 9:1-20) menceritakan "kisah Saulus - Paulus", Paus Fransiskus mengawali, tentang "memastikan ajarannya, bahkan dengan bersemangat"-nya. Tetapi "semangat ini menyebabkan dia menganiaya Jalan baru ini yang lahir di sana, yaitu orang-orang Kristen". Dengan demikian Saulus "mengajukan surat kepada rumah-rumah ibadat di Damsyik, kepada pihak berwenang untuk menempatkan orang-orang Kristen dalam rantai". Dan "ia melakukan ini dengan semangat Allah".

Kemudian, Paus Fransiskus menjelaskan, "kita semua tahu apa yang terjadi selanjutnya". Ia memiliki "penglihatan itu, dan jatuh dari kuda". Pada titik itu, Paus Fransiskus mengingatkan, "Tuhan berbicara kepadanya: 'Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?' - 'Siapakah Engkau, Tuhan?' - 'Aku Yesus". Ini adalah "perjumpaan Paulus dengan Yesus". Sampai saat itu Paulus "percaya bahwa segala sesuatu yang dikatakan orang-orang Kristen adalah cerita-cerita". Tetapi "di sini ia berjumpa Dia dan tidak akan pernah melupakan perjumpaan ini : itu mengubah hidupnya dan membuatnya bertumbuh dalam kasih untuk Tuhan ini yang kepada-Nya pada awalnya ia aniaya tetapi sekarang ia kasihi". Perjumpaan ini, Paus Fransiskus menambahkan, menuntun Paulus "untuk memberitakan kepada dunia nama Yesus sebagai sebuah sarana keselamatan". Jadi, ini adalah bagaimana terjadinya "perjumpaan Paulus dengan Yesus" dan apa artinya.

"Dalam Alkitab", Paus Fransiskus mengatakan, "ada banyak perjumpaan lain", dan "dalam Injil" juga. Mereka "semua berbeda" dan dengan demikian, benar-benar, "masing-masing orang memiliki perjumpaannya sendiri dengan Yesus". Mari kita berpikir tentang "murid-murid pertama yang mengikuti Yesus dan tinggal bersama-Nya sepanjang malam - Yohanes dan Andreas, pertemuan pertama - dan mereka bahagia tentang hal ini". Memang, "Andreas pergi kepada saudaranya Petrus - ia disebut Simon pada waktu itu - dan mengatakan : 'Kami telah menemukan Mesias!'". Ini diikuti oleh "perjumpaan Petrus dengan Yesus", ketika Yesus berkata kepadanya: "'Engkaukah adalah Simon, anak Yohanes? Engkau akan disebut Kefas', (yang berarti Petrus)".

Benar-benar ada banyak "perjumpaan" demikian, Paus Fransiskus menegaskan. Ada, misalnya, "perjumpaan Nathaniel, si skeptis". Saat itu juga, "dengan hanya beberapa kata, Yesus menjungkirbalikkan dia". Memang, sang cendikiawan mengakui : "Engkau adalah Mesias!". Lalu ada "perjumpaan perempuan Samaria yang, pada titik tertentu, merasakan dirinya dalam kesulitan. Namun perempuan tersebut, "dalam dosanya, berjumpa Yesus dan pergi mewartakan Dia kepada orang-orang di kota : 'ia mengatakan kepadaku semua yang pernah aku lakukan. Mungkinkah ini Kristus?'".

Paus Fransiskus juga mengacu kepada "perjumpaan penderita kusta, salah satu dari sepuluh yang sembuh, yang kembali untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya". Lainnya, "perjumpaan perempuan itu" yang, sakit selama bertahun-tahun, "berpikir : 'andai aku cuma menjamah jubah-Nya, aku akan sembuh', dan ia berjumpa Yesus". Dan akhirnya, juga "perjumpaan orang yang kerasukan yang dari padanya Yesus mengusir banyak iblis, yang masuk ke dalam kawanan babi". Orang itu kemudian "ingin mengikuti-Nya dan Yesus berkata kepadanya : 'Tidak, tidak, tinggallah di rumah, tetapi beritahukanlah kepada semua orang apa yang telah terjadi padamu'".

Dengan demikian, Paus merangkum, "kita dapat menemukan begitu banyak perjumpaan dalam Alkitab, karena TUHAN mencari kita untuk memiliki sebuah perjumpaan dengan kita" dan "kita masing-masing memiliki pertemuannya sendiri-sendiri dengan Yesus". Mungkin, Paus Fransiskus menunjukkan, "kita melupakannya, kita kehilangan kenangan", dan kita harus bertanya kepada diri kita sendiri: "kapan aku berjumpa Yesus, atau kapan Yesus berjumpa aku?". Tentunya, Paus Fransiskus mengatakan, Yesus "berjumpa  Anda pada hari Baptisan : itu benar, Anda masih kecil". Dan dengan Baptisan, beliau menambahkan, "Ia membenarkan Anda dan membuat Anda bagian dari umat-Nya".

Kita semua, Paus Fransiskus menyatakan, "telah memiliki beberapa perjumpaan dengan-Nya dalam hidup kita", sebuah perjumpaan sejati, ketika "aku merasakan bahwa Yesus menatapku". Pengalaman ini tidak hanya "untuk orang kudus". Dan "jika kita tidak mengingatnya, itu akan menjadi indah untuk dipikirkan kembali dan meminta Tuhan untuk mengingatkan kita, karena Ia ingat, Ia ingat perjumpaan tersebut". Dalam hal ini Paus Fransiskus mengacu kepada Kitab Yeremia, yang berbunyi: "Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin" (2:2). Dengan demikian, kitab itu berbicara tentang "perjumpaan awal yang antusias itu, perjumpaan baru itu : Ia tidak pernah lupa, tetapi kita melupakan perjumpaan dengan Yesus".

Paus Fransiskus menawarkan sebuah "penugasan pekerjaan rumah yang bagus", yang akan mengingat "kapan aku benar-benar merasakan Tuhan dekat denganku", berpikir tentang "kapan aku merasakan aku perlu mengubah hidupku atau menjadi lebih baik atau mengampuni seseorang", dan "kapan aku mendengar Tuhan memintaku sesuatu" dan, dengan demikian, "kapan aku berjumpa Tuhan".

Iman kita merupakan, pada kenyataannya, "sebuah perjumpaan dengan Yesus", dan ini justru merupakan "dasar iman : aku berjumpa Yesus seperti Saulus", seperti yang ditawarkan dalam perikop Bacaan Pertama dari Kisah Para Rasul.

Oleh karena itu, Paus Fransiskus melanjutkan, jika seseorang mengatakan kepada dirinya sendiri, "Aku tidak ingat" perjumpaanku dengan Tuhan, pentinglah untuk meminta rahmat ini: "Tuhan, kapan aku dengan sadar berjumpa Engkau? Kapan Engkau mengatakan sesuatu kepadaku yang mengubah hidupku atau mengundang aku untuk mengambil langkah maju itu dalam hidup?". Dan, Paus Fransiskus menyarankan, "ini adalah sebuah doa yang baik, lakukanlah setiap hari". Kemudian, ketika "Anda ingat, bersukacitalah dalam ingatan itu, yang merupakan sebuah kenangan cinta".

Paus Fransiskus juga mengusulkan tugas baik lainnya, yang "sebaiknya diambil dari Injil" dan membaca kembali banyak kisah ada di sana dengan tujuan "melihat bagaimana Yesus berjumpa orang-orang, bagaimana Ia memilih para rasul". Dan menyadari, mungkin, beberapa perjumpaan itu "menyerupai perjumpaanku", karena "masing-masing orang memiliki perjumpaannya sendiri".

Dengan demikian, Paus Fransiskus menawarkan dua saran praktis dan nyata "yang akan baik jika kita lakukan". Pertama-tama "berdoa dan meminta rahmat kenangan". Bertanya kepada diri kita sendiri: "Tuhan, kapan perjumpaan itu, kasih itu yang aku miliki awalnya". Sehingga "tidak merasakan teguran yang diberikan Tuhan itu dalam Kitab Wahyu: 'Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula' (2:4)".

Saran kedua dari Paus Fransiskus adalah "mengambil Injil dan melihat banyak perjumpaan Yesus dengan begitu banyak orang yang berbeda". Hal ini jelas, beliau menjelaskan, bahwa "Tuhan ingin berjumpa kita, Ia menginginkan hubungan dengan kita berhadapan muka". Tanpa keraguan, "dalam kehidupan kita ada sebuah perjumpaan yang kuat yang menuntun kita untuk mengubah hidup kita sedikit dan menjadi lebih baik".

Perayaan Ekaristi, Paus Fransiskus mengakhiri, memang merupakan "perjumpaan lain dengan Yesus untuk melaksanakan apa yang telah kita dengar" dalam Injil (Yoh 6:52-59) : "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia". Ya, untuk sangat mematuhi "di dalam Tuhan, marilah kita sekarang pergi menuju perjumpaan harian ini".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.