Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENTAKOSTA 24 Mei 2015 : KARUNIA ROH KUDUS MEMPERBAHARUI BUMI

Bacaan Ekaristi : Kis 2:1-11; Gal 5:16-25; Yoh 15:26-27.16:12-15

"Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu .... Terimalah Roh Kudus" (Yoh 20:21-22). Karunia Roh pada malam Kebangkitan terjadi sekali lagi pada hari Pentakosta, diintensifkan saat ini dengan tanda-tanda luar biasa. Pada malam Paskah, Yesus menampakkan diri kepada para Rasul dan menghembusi mereka Roh-Nya (Yoh 20:22); pada pagi hari Pentakosta pencurahan terjadi dengan cara berkumandang, seperti angin yang mengguncang tempat para Rasul berada, memenuhi pikiran dan hati mereka. Mereka menerima sebuah kekuatan baru sebegitu besar sehingga mereka dapat memberitakan kebangkitan Kristus dalam bahasa-bahasa yang berbeda: "Penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis 2:4). Bersama-sama mereka adalah Maria, Bunda Yesus, murid pertama dan Bunda Gereja yang baru lahir. Dengan kedamaiannya dan senyumnya, ia menemani Sang Mempelai muda yang penuh sukacita, Gereja Yesus.

Sabda Allah, terutama dalam bacaan-bacaan hari ini, mengatakan kepada kita bahwa Roh sedang bekerja dalam pribadi-pribadi dan jemaat-jemaat yang dipenuhi dengan Roh: Ia memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran (Yoh 16:13), Ia membaharui muka bumi (Mzm 104:30), dan Ia memberi kita buah-buah-Nya (bdk. Gal 5:22-23).

Dalam Injil, Yesus menjanjikan murid-murid-Nya bahwa, ketika Ia telah kembali kepada Bapa, Roh Kudus akan datang untuk membimbing mereka ke dalam seluruh kebenaran (Yoh 16:13). Memang Ia menyebut Roh Kudus "Roh Kebenaran", dan menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa Roh akan membawa mereka untuk benar-benar memahami dengan lebih jelas apa yang Ia, Sang Mesias, telah katakan dan lakukan, terutama dalam perihal kematian dan kebangkitan-Nya. Bagi para Rasul, yang tidak bisa menanggung skandal penderitaan Guru mereka, Roh akan memberikan sebuah pemahaman baru tentang kebenaran dan keindahan peristiwa penyelamatan itu. Pada awalnya mereka lumpuh dengan ketakutan, tertutup di Ruang Atas untuk menghindari buntut Jumat Agung. Sekarang mereka tidak lagi malu untuk menjadi murid-murid Kristus; mereka tidak lagi gemetar di hadapan pengadilan manusia. Dipenuhi dengan Roh Kudus, mereka sekarang akan memahami "seluruh kebenaran": bahwa kematian Yesus bukanlah kekalahan-Nya, melainkan ungkapan terbesar dari kasih Allah, kasih yang, dalam Kebangkitan, menaklukkan kematian dan meninggikan Yesus sebagai Dia yang Hidup, Tuhan, Penebus umat manusia, sejarah dan dunia. Kebenaran ini, yang para Rasul adalah saksi-saksinya, menjadi Kabar Baik, yang harus diwartakan kepada semua orang.

Karunia Roh Kudus membaharui bumi. Pemazmur mengatakan: "Engkau mengirim roh-Mu ..... dan Engkau membaharui muka bumi" (Mzm 104:30). Kisah kelahiran Gereja dalam Kisah Para Rasul secara signifikan terkait dengan Mazmur ini, yang merupakan sebuah himne pujian agung kepada Allah Sang Pencipta. Roh Kudus yang diutus Kristus dari Bapa, dan Roh Pencipta yang memberikan kehidupan kepada segala sesuatu, adalah satu dan sama. Maka menghormati ciptaan merupakan sebuah keharusan iman kita : "taman" yang di dalamnya kita hidup tidak dipercayakan kepada kita untuk dieksploitasi, melainkan untuk diusahakan dan dipelihara (bdk. Kej 2:15). Namun ini hanya mungkin jika Adam - manusia yang dibentuk dari tanah - membiarkan dirinya pada gilirannya diperbaharui oleh Roh Kudus, hanya jika ia membiarkan dirinya untuk dibentuk kembali oleh Bapa pada model Kristus, Adam baru. Dengan cara ini, diperbaharui oleh Roh Allah, kita memang akan dapat mengalami kebebasan putra dan putri, selaras dengan seluruh ciptaan. Dalam setiap ciptaan kita akan dapat melihat cerminan kemuliaan Sang Pencipta, sebagaimana dikatakan Mazmur lainnya : "Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!" (Mzm 8:2,10).

Dalam Surat kepada jemaat Galatia, Santo Paulus ingin menunjukkan "buah-buah" yang terwujud dalam kehidupan orang-orang yang berjalan di jalan Roh (bdk. Gal 5:22). Di satu sisi, ia menyajikan "daging", dengan daftar sifat buruk yangmenyertainya : perbuatan-perbuatan orang-orang egois yang tertutup bagi Allah. Di sisi lain, ada orang-orang yang dengan iman membiarkan Roh Allah masuk ke dalam kehidupan mereka. Di dalam diri mereka, karunia-karunia Allah mekar, terangkum dalam sembilan kebajikan yang penuh sukacita yang disebut Paulus "buah-buah Roh". Oleh karena itu seruannya, pada awal dan akhir bacaan, sebagai sebuah program untuk kehidupan : "Dipimpin oleh Roh" (Gal 5:6,25).

Dunia membutuhkan laki-laki dan perempuan yang tidak menutup diri mereka, tetapi dipenuhi dengan Roh Kudus. Menutup diri mereka dari Roh Kudus berarti tidak hanya sebuah kekurangan kebebasan; itu adalah sebuah dosa. Ada banyak cara seseorang bisa menutup diri dari Roh Kudus: oleh keegoisan untuk keuntungannya sendiri; oleh legalisme kaku - terlihat dalam sikap para ahli Taurat yang disebut Yesus sebagai "orang-orang munafik"; dengan mengabaikan apa yang diajarkan Yesus; dengan menghayati kehidupan Kristen bukan sebagai pelayanan kepada orang lain tetapi dengan mengejar kepentingan-kepentingan pribadi; dan dalam banyak hal lainnya. Dunia membutuhkan keberanian, pengharapan, iman dan ketekunan para pengikut Kristus. Dunia membutuhkan buah-buah Roh Kudus: "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23). Karunia Roh Kudus telah dianugerahkan atas Gereja dan atas kita masing-masing, sehingga kita bisa menghayati kehidupan iman sejati dan amal aktif, supaya kita dapat menabur benih-benih rekonsiliasi dan perdamaian. Dikuatkan oleh Roh dan banyak karunia-Nya, semoga kita bisa tanpa kompromi berperang melawan dosa dan korupsi, mengabdikan diri kita dengan ketekunan yang sabar untuk karya-karya keadilan dan perdamaian.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.