Bacaan Ekaristi : Kis 25:13-21; Yoh 21:15-19
"Bagaimana Yesus menatapku hari ini?". Paus Fransiskus mengajukan pertanyaan ini, yang secara langsung menantang setiap orang Kristen dengan kekuatan yang sama dari tatapan Tuhan atas Petrus pada tiga kesempatan untuk memahami "antusiasme panggilan, penyesalan dan perutusan". Bapa Suci menjelaskan hal ini dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 22 Mei 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
"Bagaimana Yesus menatapku hari ini?". Paus Fransiskus mengajukan pertanyaan ini, yang secara langsung menantang setiap orang Kristen dengan kekuatan yang sama dari tatapan Tuhan atas Petrus pada tiga kesempatan untuk memahami "antusiasme panggilan, penyesalan dan perutusan". Bapa Suci menjelaskan hal ini dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 22 Mei 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Perikop yang menceritakan dialog antara Yesus dan Petrus, Paus Fransiskus mencatat, "adalah menjelang akhir Injil Yohanes" (21:15-19). "Kita selalu ingat", beliau melanjutkan, "kisah semalaman menjala itu", ketika "para murid tidak menangkap ikan apapun, tak satupun". Dan "mereka agak terganggu" tentang hal ini. Inilah sebabnya, "ketika mereka sedang mendekati tepi danau" dan mendengar seorang laki-laki menanyakan apakah mereka memiliki "sesuatu untuk dimakan", mereka menjawab dengan marah: "Tidak!". Karena benar-benar, "mereka tidak menangkap apa-apa". Tetapi laki-laki ini mengatakan kepada mereka untuk melemparkan jala di sisi lain : murid-murid melakukannya "dan jala penuh dengan ikan".
"Yohaneslah, sang sahabat terdekat, yang mengenali Tuhan". Sementara itu, "Petrus, seorang yang antusias, melompat ke dalam danau untuk mencapai Tuhan pertama kali". Ini benar-benar adalah sebuah "penangkapan ajaib", Paus Fransiskus mengamati, "tetapi ketika mereka tiba - dan di sini perikop Injil hari ini dimulai - mereka menemukan bahwa Yesus telah menyiapkan sarapan, ada ikan di atas panggangan". Jadi mereka makan bersama-sama, dan kemudian, "setelah mereka makan, dialog antara Yesus dan Petrus dimulai".
"Hari ini sambil berdoa", Paus Fransiskus mengungkapkan isi hati, "bagaimana Yesus memandang Petrus datang ke hati saya, bagaimana Yesus memandang Petrus datang kepada saya". Dan dalam Injil, Paus Fransiskus menambahkan, "Saya menemukan tiga sikap yang berbeda dari tatapan Yesus atas Petrus".
Sikap pertama, Paus Fransiskus mencatat, ditemukan "pada awal Injil menurut Yohanes, ketika Andreas pergi kepada saudaranya Petrus dan berkata kepadanya : "Kami telah menemukan Mesias". Dan "ia membawa dia kepada Yesus", yang "mengarahkan tatapan-Nya pada dirinya dan mengatakan: 'Engkau adalah Simon, anak Yohanes. Engkau akan disebut Petrus". Ini adalah "tatapan pertama, tatapan perutusan" yang akan dijelaskan "lebih lanjut di Kaisarea Filipi". Di sana, Yesus berkata: "'Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku' : ini akan menjadi perutusan Anda".
Paus Fransiskus melanjutkan, menjelaskan bahwa "sementara itu, Petrus telah menjadi seorang yang antusias terhadap Yesus: ia mengikuti Yesus. Mari kita ingat bahwa perikop dari bab enam Injil Yohanes, ketika Yesus berbicara tentang makan tubuh-Nya dan begitu banyak murid mengatakan pada saat itu : 'Ini sulit, kata ini sulit'". Dengan demikian, "mereka mulai menarik diri". Yesus kemudian "memandang para murid dan berkata: 'Apakah kamu ingin pergi juga?'". Dan "Petruslah yang menanggapi : 'Tidak! Ke mana kami akan pergi? Engkau sendiri memiliki kata-kata hidup kekal!'". Ini adalah "antusiasme Petrus". Dengan demikian, Paus Fransiskus menjelaskan, "ada tatapan pertama : panggilan dan pengumuman pertama perutusan". Dan, "bagaimana semangat Petrus di bawah tatapan pertama itu? Orang yang antusias tersebut". Ini adalah "saat pertamanya untuk pergi bersama Tuhan".
Kemudian, Paus Fransiskus menambahkan, "Saya memikirkan tatapan kedua". Kita menemukannya "larut malam pada hari Kamis Putih, ketika Petrus ingin mengikuti Yesus dan mendekati tempat Ia berada, di rumah imam, di penjara, tetapi ia dikenali : "'Tidak, aku tidak mengena; Dia'". Ia menyangkal-Nya "tiga kali". Kemudian "ia mendengar ayam berkokok dan ingat: ia menyangkal Tuhan. Ia kehilangan segalanya. Ia kehilangan kasih-Nya". Tepatnya "pada saat itu, Yesus dipimpin ke ruangan lain, melintasi lapangan, dan mengarahkan tatapan-Nya pada Petrus". Injil Lukas menceritakan bahwa "Petrus menangis getir". Dengan demikian, "antusiasme untuk mengikuti Yesus itu telah menjadi penyesalan, karena ia telah berbuat dosa, ia telah menyangkal Yesus". Namun, "tatapan itu mengubah hati Petrus, lebih dari sebelumnya". Jadi "transformasi pertama adalah perubahan hati dan adalah sebuah perubahan pertobatan untuk mengasihi".
"Kita tidak tahu apakah tatapan tersebut seperti dalam perjumpaan itu, sendirian, setelah Kebangkitan", Paus Fransiskus menyatakan. "Kita tahu bahwa Yesus berjumpa Petrus, Injil mengatakan, tetapi kita tidak tahu apa yang mereka katakan". Oleh karena itu, paparan dalam liturgi hari itu "adalah sebuah pandangan ketiga: peneguhan perutusan; tetapi juga pandangan yang di dalamnya Yesus meminta penegasan kasih Petrus". Memang "tiga kali - tiga kali! - Petrus telah menyangkal"; dan sekarang Tuhan "untuk ketiga kalinya mengajukan pengejawantahan kasih-Nya". Dan "setiap kali, ketika Petrus mengatakan ya, bahwa ia mengasihi-Nya, ia mengasihi-Nya, Ia memberinya perutusan: "Gembalakanlah domba-domba-Ku, jagalah domba-domba-Ku'". Selain itu, pada pertanyaan ketiga - "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" - Petrus "berduka, hampir menangis". Ia menyesal karena "untuk ketiga kalinya" Tuhan "bertanya kepadanya", Apakah engkau mengasihi Aku?'". Dan ia menjawab-Nya : "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu; Engkau tahu bahwa Aku mengasihimu". Dan Yesus menjawab: "Gembalakanlah domba-domba-Ku". Ini adalah "tatapan ketiga: tatapan perutusan".
"Pertama, tatapan pilihan, dengan antusiasme untuk mengikuti Yesus; kedua, tatapan penyesalan pada saat yang dosa begitu besar karena telah menyangkal Yesus; tatapan ketiga adalah tatapan misi: "Gembalakanlah domba-domba saya, cenderung domba saya, memberi makan domba-Ku". Tapi "itu tidak berakhir di sana: Anda melakukan ini untuk cinta dan kemudian? Anda akan menerima mahkota? Tidak ada ". Sebaliknya, Tuhan menyatakan dengan jelas: "Aku berkata kepadamu, ketika Anda masih muda, Anda disandang diri sendiri dan berjalan di mana Anda akan; tetapi ketika Anda sudah tua, Anda akan mengacungkan tangan Anda, dan yang lain akan sandang Anda dan membawa Anda di mana Anda tidak ingin pergi ". Seolah-olah mengatakan: "Kamu juga, seperti saya, akan dalam halaman di mana saya tetap tatapanku pada Anda, dekat salib".
Paus Fransiskus kemudian kembali kepada esensi tatapan Tuhan tiga kali pada Petrus : "Tatapan pertama, tatapan pilihan, dengan antusiasme untuk mengikuti Yesus; kedua, tatapan penyesalan pada saat dosa begitu besar karena telah menyangkal Yesus; tatapan ketiga adalah tatapan perutusan : "Gembalakanlah domba-domba-Ku, peliharalah domba-domba-Ku, memberi makan domba-domba-Ku". Tetapi "ia tidak berakhir di sana: Anda melakukan ini karena kasih dan kemudian? Anda akan menerima sebuah mahkota? Tidak". Sebaliknya, Tuhan menyatakan dengan jelas: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki". Seolah-olah mengatakan: "Kamu juga, seperti saya, akan berada di halaman di mana saya mengarahkan tatapanku padamu, dekat salib".
Paus Fransiskus kemudian mengusulkan sebuah pemeriksaan batin dalam hal ini. "Kita juga dapat mempertimbangkan : bagaimana Yesus menatapku hari ini? Dengan sebuah panggilan? Dengan pengampunan? Dengan sebuah perutusan?". Kita yakin bahwa "di jalan yang Ia buat, kita semua berada di bawah tatapan Yesus: Ia selalu menatap kita dengan kasih, meminta kita untuk sesuatu, mengampuni kita untuk sesuatu dan memberikan kita perutusan".
Sebelum melanjutkan perayaan - "sekarang Yesus datang di altar", beliau mengingatkan - Paus Fransiskus mengundang doa: "Tuhan, Engkau berada di sini, di antara kami. Arahkan pandangan-Mu atasku dan memberitahu aku apa yang aku lakukan; bagaimana aku harus meratapi kesalahan-kesalahanku, dosa-dosaku; keberanian apakah yang dengannya aku harus keluar dari jalur yang Engkau ambil pertama-tama". Dan" selama kurban Ekaristi ini, ia "penting" bahwa kita memiliki dialog dengan Yesus ini". Kemudian, beliau mengakhiri, "akan ada baiknya kita memikirkan sepanjang hari tatapan Yesus atasku".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.