Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Oktober 2015 : WASPADALAH TERHADAP ORANG-ORANG YANG MEMBATASI KECUMA-CUMAAN KESELAMATAN

Bacaan Ekaristi : Rm 3:21-30a; Luk 11:47-54

"Salah satu hal yang paling sulit bagi kita semua orang-orang Kristiani untuk dipahami adalah karunia cuma-cuma keselamatan di dalam Kristus", karena selalu ada "para ahli Taurat" yang menyesatkan dengan membatasi kasih Allah hingga "cakrawala-cakrawala kecil", padahal itu adalah sesuatu "yang sangat luas dan tak terbatas". Hal ini pertama kali disampaikan oleh Yesus sendiri, kemudian oleh Rasul Paulus dan banyak orang kudus lainnya sepanjang sejarah hingga hari ini. Di antara orang-orang kudus ini juga adalah Santa Teresa dari Avila. Pada hari di mana Gereja merayakan mistikus Karmelit ini - yang lahir 500 tahun yang lalu - Paus Fransiskus berbicara tentang bagaimana wanita ini menerima dari Tuhan "rahmat memahami cakrawala-cakrawala kasih".

Dalam Misa harian Kamis pagi, 15 Oktober 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus menghubungkan homilinya dengan bacaan-bacaan misa hari itu - dari Surat Paulus kepada jemaat di Roma (3:21-30a) dan Injil Lukas (11:47-54) - dengan pengalaman yang luar biasa yang dijalani oleh Santa Teresa. Ia juga, beliau menjelaskan, "dihakimi oleh para ahli pada zamannya. Ia tidak pergi ke penjara, tetapi hampir tidak terselamatkan, dan dikirim ke biara lain tempat ia diawasi". Selain itu, beliau mencatat, "ini adalah sebuah pertarungan yang berlangsung sepanjang seluruh sejarah".

Sejarah yang beliau maksudkan termasuk dalam kedua bacaan. Paus Fransiskus mengingatkan bahwa baik Paulus maupun Yesus tampak "sedikit marah, dan kesal, bisa dikatakan". Darimanakah rasa tidak enak Paulus berasal? Paus Fransiskus mengatakan jawabannya adalah bahwa Rasul Paulus "yang membela ajaran, adalah seorang pembela besar ajaran, dan gangguan itu datang dari orang-orang yang tidak mentolerir ajaran". Ajaran yang mana? "Kecuma-cumaan keselamatan". Paus Fransiskus mengatakan bahwa Allah "menyelamatkan kita secara cuma-cuma, dan Ia menyelamatkan kita semua". Sementara ada kelompok-kelompok yang mengatakan: "Tidak, Ia menyelamatkan hanya orang itu, pria itu, wanita itu yang melakukan hal ini, ini, ini dan ini ... yang melakukan tindakan-tindakan ini, yang mengawasi perintah-perintah ini". Dengan cara ini, "keselamatan yang adalah cuma-cuma, kasih Allah, menurut orang-orang ini yang kepadanya Paulus sedang berbicara menentang", akhirnya menjadi "sesuatu yang kita dapat memperoleh : 'Jika aku melakukan ini, Allah wajib memberikan aku keselamatan'. Inilah apa yang disebut Paulus sebagai 'keselamatan oleh perbuatan-perbuatan'".

Inilah sebabnya mengapa kecuma-cumaan keselamatan dalam Kristus begitu sulit dipahami. Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengatakan bahwa "kita biasa mendengar bahwa Yesus adalah Putra Allah, bahwa Ia datang demi kasih, untuk menyelamatkan kita dan bahwa Ia telah mati untuk kita. Tetapi kita telah mendengarnya berkali-kali sehingga kita telah menjadi terbiasa padanya". Ketika, pada kenyataannya, "kita masuk ke dalam misteri Allah ini, misteri kasih-Nya, kasih yang tak terbatas ini, kasih yang sangat luas ini", kita dibiarkan begitu "takjub" yang "mungkin kita memilih untuk tidak memahaminya : kita percaya bahwa corak keselamatan yang di dalamnya 'kita melakukan hal-hal tertentu dan kemudian kita diselamatkan' adalah lebih baik". "Tentu saja", Paus Fransiskus menjelaskan, "berbuat baik, melakukan hal-hal yang dikatakan Yesus kepada kita untuk diperbuat, adalah baik dan harus dilakukan"; tetapi "esensi keselamatan tidak datang dari hal ini. Ini adalah tanggapan saya terhadap keselamatan yang adalah cuma-cuma, yang datang secara cuma-cuma dari kasih Allah".

Inilah sebabnya mengapa Yesus sendiri mungkin tampak "sedikit getir terhadap para ahli Taurat", yang kepadanya Ia "mengatakan hal-hal yang kuat dan sangat keras : 'kamu telah mengambil kunci pengetahuan, kamu tidak masuk, dan kamu telah menghambat mereka yang sedang masuk, karena kamu telah mengambil kunci', yaitu, kunci keselamatan yang cuma-cuma, kunci pengetahuan itu". Bahkan, Paus Fransiskus mengatakan, para ahli Taurat ini berpikir bahwa kalian hanya bisa diselamatkan oleh "mengawasi semua perintah", sedangkan "mereka yang tidak melakukannya dikutuk". Dalam prakteknya, Paus Fransiskus mengatakan, dengan sebuah gambaran yang menggugah, "mereka memperpendek cakrawala-cakrawala Allah seolah-olah kasih Allah kecil, kecil, kecil, kecil, hingga ukuran kita masing-masing".

Oleh karena itu Paus Fransiskus menjelaskan "perjuangan yang dihadapi baik Yesus maupun Paulus untuk membela ajaran". Kepada mereka yang mungkin keberatan dan bertanya : "Tetapi bapa, apakah tidak ada perintah-perintah", Paus Fransiskus menjawab : "Ya, ada! Tetapi ada perintah yang dikatakan Yesus yang pada dasarnya adalah sebuah perpaduan dari semua perintah : kasihilah Tuhan dan kasihilah sesamamu". Berkat "sikap kasih ini, kita layak akan kecuma-cumaan keselamatan, karena kasih adalah cuma-cuma". Sebagai contoh : "Jika saya mengatakan : 'Ah, aku mengasihimu!', tetapi saya punya kepentingan lain di balik itu, itu bukan kasih, itu adalah kepentingan. Inilah sebabnya Yesus berkata : 'Kasih terbesar adalah ini: mengasihi Allah dengan seluruh hidupmu, segenap hatimu, dengan segenap kekuatanmu, dan mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri'. Karena itulah satu-satunya perintah yang layak akan keselamatan Allah yang cuma-cuma". Pada titik itu Yesus menambahkan : 'Dalam perintah ini ada semua perintah lainnya, karena ia mengetengahkan - ia menciptakan semua yang baik - semua yang lain'. Sumbernya adalah kasih; cakrawalanya adalah kasih. Jika kalian telah menutup pintu dan telah mengambil kunci kasih, kalian tidak layak akan keselamatan yang cuma-cuma yang telah kalian terima".

Ini adalah sebuah sejarah yang berulang dengan sendirinya. "Berapa banyak orang kudus", Paus Fransiskus mengatakan, "telah dianiaya karena membela kasih, kecuma-cumaan keselamatan, ajaran tersebut. Begitu banyak orang kudus. Marilah kita memikirkan Joan dari Arc". "Perjuangan untuk mengendalikan keselamatan - hanya mereka yang melakukan hal-hal ini yang diselamatkan - tidak berakhir bersama Yesus dan Paulus". Juga tidak berakhir bersama kita. Bahkan ia adalah sebuah perjuangan yang kita bawa di dalam diri kita juga. Paus Fransiskus menawarkan nasihat dengan mengatakan: "Ada baiknya kita bertanya pada diri kita sendiri hari ini: Apakah aku percaya bahwa Tuhan menyelamatkan aku secara cuma-cuma? Apakah aku percaya bahwa aku tidak layak keselamatan? Dan jika aku melakukan sesuatu yang terpuji apakah aku percaya itu adalah melalui Yesus Kristus dan apa aku telah melakukannya untukku? Ini adalah sebuah pertanyaan yang baik : Apakah aku percaya pada kecuma-cumaan keselamatan? Dan akhirnya, apakah aku percaya bahwa satu-satunya jawaban adalah kasih, perintah kasih, yang dikatakan Yesus merangkum seluruh hukum dan ajaran-ajaran para nabi?". Dengan cara ini Paus Fransiskus mengajak untuk memperbaharui "pertanyaan-pertanyaan ini hari ini. Hanya dengan cara ini kita bisa setia kepada kasih ini yang begitu murah hati : kasih seorang ayah dan seorang ibu, karena Allah mengatakan bahwa Ia adalah seperti seorang ibu bagi kita; mengasihi, cakrawala-cakrawala besar, tak terbatas, tanpa batasan. Jangan sampai kita terpedaya oleh para ahli (Taurat) yang membatasi kasih ini".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.