Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Oktober 2015 : WASPADALAH TERHADAP VIRUS KEMUNAFIKAN

Bacaan Ekaristi : Rm 4:1-8; Luk 12:1-7

Kita perlu berdoa agar tidak tertulari "virus" kemunafikan, sebuah sikap merasa benar sendiri yang menggoda dengan kebohongan-kebohongan yang mengintai dalam bayang-bayang. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi 16 Oktober 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mendasarkan homilinya pada kata-kata Yesus dalam Injil hari itu (Luk 12:1-7).


Kemunafikan tidak memiliki warna, melainkan ia bermain dengan setengah nada. Ia merangkak dan menggoda "chiaroscuro" (= pengerjaan cahaya dan bayangan dalam gambar dan lukisan), dengan "pesona kebohongan". Paus Fransiskus merujuk adegan yang digambarkan oleh bacaan Kitab Suci hari itu - Yesus dan murid-murid berada di tengah-tengah kerumunan orang banyak yang saling berdesak-desakan - menyoroti peringatan blak-blakan Kristus kepada murid-murid-Nya : "Waspadalah terhadap ragi orang Farisi". "Ini adalah sebuah ragi dari hal yang sangat kecil" ragi, Paus Fransiskus mengamati, tetapi Yesus berbicara tentang hal itu seakan-akan mengatakan "virus". Sebagai "seorang ahli hukum" yang mengatakan "kepada rekan-rekannya" untuk memperhatikan resiko dari sebuah "epidemi":

"Ragi ini adalah sebuah virus yang akan menyebabkan kalian sakit dan mati. Waspadalah! Ragi ini membawa kegelapan. Waspadalah! Tetapi ada satu yang lebih besar dari ini : Bapa yang ada di surga. 'Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya'. Dan kemudian, dalam nasehat akhir : 'Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit'. Di depan dari semua ketakutan yang meninggalkan kita cara ini dan cara itu, dan yang memberi kita virus tersebut, ragi kemunafikan orang Farisi, Yesus mengatakan kepada kita : 'Ada seorang Bapa. Ada seorang Bapa yang mengasihi kamu. Ada seorang Bapa yang memedulikan kamu'".

Dan hanya ada satu cara untuk menghindari penularan, kata Paus Fransiskus. Caranya adalah cara yang ditunjukkan oleh Yesus : berdoa. Itulah satu-satunya penyelesaian, beliau mengakhiri, untuk menghindari jatuh ke dalam "sikap benar sendiri yang bukan terang maupun kegelapan, "kecuali" di tengah-tengah "sebuah perjalanan yang" tidak akan pernah mencapai terang Allah":

"Marilah kita berdoa. Silakan banyak. 'Tuhan, melindungi Gereja-Mu, yang adalah kami semua : jagalah umat-Mu, yang berkumpul dan saling berdesak-desakan, saling berdesak-desakan. Lindungilah umat-Mu, karena Engkau mengasihi terang, terang yang berasal dari Bapa, dari Bapa-Mu, yang mengutus Engkau untuk menyelamatkan kami. Lindungilah umat-Mu sehingga mereka tidak menjadi orang-orang munafik, mereka tidak jatuh ke dalam semacam kehidupan yang suam-suam kuku. Peliharalah umat-Mu karena mereka memiliki sukacita mengetahui bahwa ada Bapa yang sangat mengasihi kami".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.