Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 November 2015 DI KAMPUS UNIVERSITAS NAIROBI, KENYA

Sabda Allah mengatakan kepada kita di dalam kedalaman hati kita. Hari ini Allah mengatakan kepada kita bahwa kita milik-Nya. Ia menjadikan kita, kita adalah keluarga-Nya, dan Ia akan selalu berada di sana demi kita. "Jangan takut", Ia berkata kepada kita, "Aku telah memilih engkau dan Aku berjanji untuk memberi engkau berkat-Ku" (bdk. Yes 44:2).

Kita mendengar janji ini dalam Bacaan Pertama hari ini. Tuhan mengatakan kepada kita bahwa di padang gurun Ia akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus; Ia akan menyebabkan anak-anak umat-Nya tumbuh seperti rumput dan pohon-pohon gandarusa. Kita tahu bahwa nubuat ini tergenapi dalam pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Tetapi kita juga melihatnya tergenapi dimana pun Injil diberitakan dan bangsa-bangsa baru menjadi anggota-anggota keluarga Allah, Gereja. Hari ini kita bersukacita karena itu tergenapi di negeri ini. Melalui pemberitaan Injil, kalian juga menjadi bagian keluarga besar Kristiani.

Nubuat Yesaya mengajak kita untuk melihat ke keluarga kita sendiri, dan menyadari betapa pentingnya mereka dalam rencana Allah. Masyarakat Kenya telah lama terberkati dengan kehidupan keluarga yang kuat, sebuah rasa hormat yang mendalam terhadap kebijaksanaan orang tua dan kasih kepada anak-anak. Kesehatan masyarakat apapun tergantung pada kesehatan keluarga-keluarganya. Demi mereka, dan demi kebaikan masyarakat, iman kita di dalam sabda Allah memanggil kita untuk mendukung keluarga-keluarga dalam perutusan mereka dalam masyarakat, menerima anak-anak sebagai sebuah berkat bagi dunia kita, dan membela martabat setiap pria dan wanita, karena kita semua adalah saudara dan saudari dalam satu keluarga manusia.

Dalam ketaatan kepada sabda Allah, kita juga dipanggil untuk melawan praktek-praktek yang mendorong arogansi pada manusia, para perempuan yang terluka atau dilecehkan, dan mengancam kehidupan yang bayi yang belum lahir yang tidak bersalah. Kita dipanggil untuk saling menghormati dan mendorong, dan menjangkau semua orang yang membutuhkan. Keluarga-keluarga Kristiani memiliki perutusan khusus ini: memancarkan kasih Allah, dan menyebarkan air Roh-Nya yang memberi hidup. Hal ini sangat penting hari ini, karena kita sedang melihat pertumbuhan padang-padang gurun baru yang diciptakan oleh sebuah budaya materialisme dan ketidakpedulian kepada orang lain.

Tuhan membuat kita janji-janji lain dalam Bacaan-bacaan hari ini. Sebagai Gembala yang Baik yang menuntun kita pada jalan-jalan kehidupan, Ia berjanji untuk membuat kita berdiam dalam rumah-Nya sepanjang masa (bdk. Mzm 23:6). Di sini juga, kita melihat janji-Nya tergenapi dalam kehidupan Gereja. Dalam Baptisan, Ia menuntun kita di samping perairan yang tenang dan menghidupkan kembali jiwa kita; dalam Penguatan Ia mengurapi kita dengan minyak sukacita dan kekuatan rohani; dan dalam Ekaristi, Ia mempersiapkan sebuah meja untuk kita, meja tubuh dan darah-Nya sendiri, untuk keselamatan dunia.

Kita memerlukan karunia-karunia rahmat ini! Dunia kita membutuhkan karunia-karunia ini! Kenya membutuhkan karunia-karunia ini! Mereka menguatkan kita dalam kesetiaan di tengah kesulitan, ketika kita tampaknya berjalan "di lembah kekelaman". Tetapi mereka juga mengubah hati kita. Mereka menjadikan kita murid-murid Sang Guru ilahi yang lebih setia, bejana belas kasih dan cinta kasih dalam dunia yang terluka oleh keegoisan, dosa dan perpecahan. Inilah karunia-karunia yang Tuhan, dalam pemeliharaan-Nya, memungkinkan kalian, sebagai pria dan wanita beriman, berkontribusi bagi pembangunan negara kalian dalam kerukunan sipil dan kesetiakawanan persaudaraan. Dengan cara tertentu, mereka adalah karunia-karunia yang harus dibagikan dengan kaum muda, yang di sini, seperti di tempat lain di benua besar ini, adalah masa depan masyarakat.

Di sini, di jantung Universitas ini, di mana pikiran dan hati generasi-generasi baru sedang dibentuk, saya menyerukan dengan cara khusus kepada orang-orang muda bangsa ini. Biarkan nilai-nilai agung tradisi-tradisi Afrika, kebijaksanaan dan kebenaran sabda Allah, dan idealisme yang murah hati kaum muda kalian menuntun kalian dalam bekerja untuk membentuk sebuah masyarakat yang semakin adil, menyertakan dan menghormati martabat manusia. Semoga kalian selalu peduli akan kebutuhan orang miskin, dan menolak segala sesuatu yang mengarah kepada prasangka dan diskriminasi, karena hal-hal ini, kita tahu, bukan berasal dari Allah.

Kita semua akrab dengan perumpamaan Yesus tentang orang yang mendirikan rumahnya di atas pasir, bukan di atas batu karang. Ketika angin datang, ia roboh dengan sebuah kehancuran yang hebat (bdk. Mat 7:24-27). Allah adalah batu karang yang di atasnya kita dipanggil untuk membangun. Ia mengatakan kepada kita hal ini dalam Bacaan Pertama, dan Ia bertanya kepada kita: "Adakah Allah selain dari pada-Ku?" (bdk. Yes 44:8).

Ketika Yesus yang bangkit mengatakan, dalam Injil hari ini, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" (Mat 28:18), Ia sedang mengatakan kepada kita bahwa Ia, Putra Allah, adalah diri-Nya Sang Batu Karang. Tidak ada seorang pun kecuali Dia. Sebagai satu-satunya Juruselamat umat manusia, Ia ingin menarik laki-laki dan perempuan dari setiap waktu dan tempat kepada diri-Nya, sehingga Ia bisa membawa mereka kepada Bapa. Ia ingin kita semua membangun kehidupan kita di atas dasar yang kuat dari sabda-Nya.

Itu sebabnya, setelah kebangkitan-Nya dan pada saat kepulangan-Nya kepada Bapa, Yesus memberikan rasul-rasul-Nya mandat misioner agung yang kita dengar dalam Injil hari ini : "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu".

Dan itu adalah tuntutan yang Tuhan berikan kepada kita masing-masing. Ia meminta kita untuk menjadi murid-murid yang misioner, pria dan wanita yang memancarkan kebenaran, keindahan dan kekuatan Injil yang mengubah kehidupan. Pria dan wanita yang merupakan saluran rahmat Allah, yang memungkinkan belas kasih, kebaikan dan kebenaran-Nya menjadi kayu-kayu bangunan sebuah rumah yang berdiri kokoh. Sebuah rumah yang merupakan sebuah rumah, di mana saudara dan saudari pada kehidupan terakhir berada dalam keselarasan dan saling menghormati, dalam ketaatan kepada kehendak Allah yang benar, yang telah menunjukkan kepada kita, di dalam Yesus, jalan menuju kebebasan dan perdamaian itu yang karenanya dirindukan semua hati.

Semoga Yesus, Sang Gembala yang Baik, batu karang yang di atasnya kita membangun kehidupan kita, membimbing kalian dan keluarga-keluarga kalian di jalan kebaikan dan belas kasih seluruh hari-hari kehidupan kalian. Semoga Ia memberkati semua warga Kenya dengan kedamaian-Nya.

"Berdirilah teguh dalam iman! Jangan takut!" Karena kalian milik Tuhan.

Mungu awabariki! (Tuhan memberkati kalian!)

Mungu abariki Kenya! (Tuhan memberkati Kenya!)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.