Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA SANTA PERAWAN MARIA DARI GUADALUPE DI BASILIKA SANTO PETRUS, VATIKAN 12 Desember 2015

Bacaan Ekaristi : Zef 3:14-18a; Flp 4:4-7; Luk 3:10-18

"TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya" (Zef 3:17-18). Kata-kata nabi Zefanya ini, yang ditujukan kepada umat Israel, juga ditujukan kepada Maria, Gereja, dan setiap orang, yang semuanya dicintai oleh kasih Allah yang penuh kerahiman. Ya, Allah mengasihi kita sehingga Ia bahkan bersukacita dan mendapat kesenangan di dalam diri kita. Ia mengasihi kita dengan kasih yang cuma-cuma, kasih tanpa batas, dan tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Kasih yang penuh kerahiman ini adalah sifat Allah yang paling mencolok, perpaduan sifat-Nya itu mengentalkan pesan Injil, iman Gereja.

Kata "kerahiman" - misericordia - terdiri dari dua kata : penderitaan dan hati. Hati menunjukkan kemampuan untuk mengasihi; kerahiman adalah kasih itu, yang mencakup penderitaan pribadi manusia. Kasihlah yang "merasakan" kemiskinan kita sebagai miliknya sendiri, dengan tujuan untuk membebaskan kita darinya. "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Putra-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1 Yoh 4:10). "Sabda telah menjadi daging", dengan maksud berbagi semua kelemahan kita - dengan tujuan mengalami keadaan manusiawi kita, bahkan sampai mengambil atas diri-Nya sendiri Salib, dengan seluruh rasa sakit keberadaan manusiawi. Sedemikianlah jurang belas kasih dan kerahiman : sebuah peleburan, untuk membuat diri-Nya teman bicara, dan menempatkan diri-Nya dalam pelayanan umat manusia yang terluka. Tidak ada dosa yang dapat membatalkan kedekatan-Nya yang penuh kerahiman atau mencegah-Nya dari pelancaran rahmat pertobatan, asalkan kita memohonnya.

Memang, dosa itu sendiri membuat lebih bercahaya kasih Allah yang, untuk menebus seorang budak, mengorbankan Putra-Nya. Kerahiman Allah itu datang kepada kita dengan karunia Roh Kudus dalam Baptisan, memungkinkan, menghasilkan dan memelihara kehidupan baru murid-murid-Nya. Sebab, bagaimanapun besar dan beratnya dosa-dosa dunia, Roh Kudus, yang memperbaharui muka bumi, memungkinkan mukjizat sebuah kehidupan yang lebih manusiawi, lebih penuh sukacita dan harapan. Marilah kita, juga, berseru dengan sorak gembira : "Tuhanlah Allah dan Juruselamatku!"

"Tuhan sudah dekat," kata Rasul Paulus, dan tidak ada yang harus membuat kita sedih. Kerahiman terbesar terletak pada keberadaan-Nya di tengah-tengah kita, dalam keberadaan kita dalam kehadiran-Nya dan menjadi teman bicara. Ia berjalan bersama kita, Ia menunjukkan kita jalan kasih, mengangkat kita dari kejatuhan-kejatuhan kita, menjaga pekerjaan-pekerjaan kita, menyertai kita dalam segala situasi keberadaan kita. Ia membuka mata kita untuk melihat diri mereka sendiri dan kesengsaraan-kesengsaraan dunia, tetapi juga memenuhi kita dengan harapan. "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" (Flp 4:7). Ini adalah sumber kehidupan kita yang menjadikan penuh damai dan bahagia; tidak ada yang bisa mencuri kedamaian dan sukacita ini, meskipun penderitaan-penderitaan dan cobaan-cobaan hidup. Marilah kita membudidayakan pengalaman kerahiman, kedamaian dan harapan ini selama Masa Adven, yang melaluinya kita sedang membuat jalan kita dalam terang Tahun Yubileum. Mewartakan Kabar Baik kepada orang miskin, seperti Yohanes Pembaptis, melakukan karya-karya kerahiman, adalah sebuah cara yang baik untuk menantikan kedatangan Yesus pada hari Natal.

Dalam diri Maria, Allah bersukacita dan sangat senang. Dalam salah satu doa yang paling dicintai oleh orang-orang Kristen, Salve Regina, kita memanggil Maria "Bunda Kerahiman". Ia telah mengalami kerahiman ilahi, dan telah menjamu sumber kerahiman yang sesungguhnya ini dalam rahimnya : Yesus Kristus. Ia, yang selalu hidup bersatu erat dengan Putranya, lebih tahu dibandingkan siapa pun apa yang Ia inginkan: bahwa semua manusia diselamatkan, dan bahwa kelembutan dan penghiburan Allah tidak akan urung atas siapa pun. Semoga Maria, Bunda Kerahiman, membantu kita untuk memahami betapa Allah mengasihi kita.

Kepada Maria yang terbekati kita mempercayakan penderitaan dan sukacita orang-orang di seluruh Amerika, yang mengasihinya sebagai seorang ibu dan mengenalinya sebagai Santa Pelindung dengan gelar tercinta Bunda Maria dari Guadalupe. Agar "manisnya tatapannya bersama kita di Tahun Suci ini, sehingga kita bisa menemukan kembali sukacita kelembutan Allah" (bdk. Bulla Misericordiae vultus, 24). Kita memohon kepadanya agar Tahun Yubileum ini akan menjadi sebuah penanaman kasih yang penuh kerahiman dalam hati pribadi-pribadi, keluarga-keluarga dan bangsa-bangsa. Marilah kita bertobat dan menjadi orang-orang yang penuh kerahiman, dan semoga seluruh jemaat Kristen menjadi oase dan sumber kerahiman, saksi-saksi bagi amal yang tidak memungkinkan pengecualian. Marilah kita memohon dengan sangat kepadanya untuk memandu jejak langkah bangsa Amerika, sebuah bangsa peziarah yang menantikan kerahiman Sang Bunda dan memohon dia untuk menunjukkan kepada mereka Yesus Putranya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.