Bacaan Ekaristi : 1Sam 8:4-7; Mrk 2:1-12
"Bagaimana imanku di dalam Yesus Kristus?". Inilah pertanyaan yang diajukan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 15 Januari 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci yang memusatkan homilinya terutama pada bacaan Injil (Mrk 2:1-12), menekankan bahwa, dalam rangka benar-benar memahami Yesus, kita seharusnya tidak memiliki "hati yang tertutup", tetapi harus mengikuti jalan pengampunan dan kerendahan hati. "Iman", beliau berkata, "adalah sesuatu yang tak seorang pun dapat membelinya", ia adalah "karunia" yang mengubah hidup kita.
"Bagaimana imanku di dalam Yesus Kristus?". Inilah pertanyaan yang diajukan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 15 Januari 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci yang memusatkan homilinya terutama pada bacaan Injil (Mrk 2:1-12), menekankan bahwa, dalam rangka benar-benar memahami Yesus, kita seharusnya tidak memiliki "hati yang tertutup", tetapi harus mengikuti jalan pengampunan dan kerendahan hati. "Iman", beliau berkata, "adalah sesuatu yang tak seorang pun dapat membelinya", ia adalah "karunia" yang mengubah hidup kita.
Bacaan Injil menceritakan mukjizat penyembuhan seorang lumpuh di Kapernaum. Orang-orang Kapernaum siap untuk melakukan apa saja guna dapat lebih dekat dengan Yesus - mereka tidak mengindahkan bahkan resiko yang mungkin timbul agar dapat mendengarkan atau cukup hanya mendekat untuk menjamah-Nya. Begitu banyak orang yang ada di dalam dan sekitar rumah tempat Yesus berada, sehingga mereka harus membuka atap dan menurunkan orang lumpuh yang mencari kesembuhan tersebut ke dalam rumah. "Mereka memiliki iman", Paus Fransiskus mengatakan, "iman yang sama seperti wanita itu yang, juga di tengah orang banyak, berusaha menjamah ujung pakaian Yesus, jubah Yesus, ketika Ia pergi ke rumah Yairus, agar ia juga mungkin disembuhkan. "Ia adalah iman yang sama seperti perwira Romawi, yang menginginkan kesembuhan hamba-Nya. "Iman yang kuat, berani, maju - melihat", kata Paus Fransiskus - hati dengan iman". Jika kita memiliki hati yang tertutup, kita tidak bisa memahami Yesus
Dalam kisah orang lumpuh, beliau mencatat, "Yesus melangkah lebih jauh". Di Nazaret, awal pelayanan-Nya, "Ia pergi ke rumah ibadat dan mengatakan Ia telah diutus untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, para tahanan, memelekkan orang buta ... meresmikan tahun rahmat", tahun "maaf, tumbuh lebih dekat kepada Tuhan - meresmikan jalan kepada Allah". Namun, di sini, Ia melangkah lebih jauh :. tidak hanya menyembuhkan orang sakit tetapi mengampuni dosa-dosa mereka : "Di sana ada orang-orang yang memiliki hati mereka tertutup, tetapi menerima - hingga titik tertentu - bahwa Yesus adalah seorang penyembuh - tetapi mengampuni dosa adalah kuat! Orang ini melebihi yang di atas! Ia tidak punya hak untuk mengatakan ini, karena hanya Allah yang bisa mengampuni dosa. Hanya Yesus tahu apa yang sedang mereka pikirkan dan berkata: 'Akulah Allah'? - Tidak, Ia tidak mengatakan itu. [Ia berkata,] Mengapa kamu sedang memikirkan hal-hal ini? Karena kamu tahu bahwa Putra Manusia memiliki kekuatan - inilah apa yang membuat-Nya istimewa [Italia : รจ il passo avanti] - mengampuni dosa : 'Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan sembuhlah'. Ia mulai berbicara bahasa yang di beberapa titik akan mengecilkan hati orang-orang, beberapa murid yang mengikuti-Nya - karena, kerasnya bahasa ini, ketika Ia berbicara tentang makan tubuh-Nya sebagai jalan keselamatan". Marilah kita bertanya pada diri kita sendiri apakah iman di dalam Yesus benar-benar mengubah hidup kita
Ketika Yesus muncul dengan kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan manusia, "memberikan pengampunan itu, memberikan kehidupan, menciptakan kembali manusia, bahkan para murid-Nya meragukan, dan [beberapa dari mereka] pergi". Yesus bertanya kepada sebuah kelompok kecil, 'Apakah kamu juga ingin pergi'" : "Iman dalam Yesus Kristus : bagaimanakah imanku dalam Yesus Kristus? Apakah aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah, Putra Allah? Dan apakah iman ini telah mengubah hidup? Apakah imanku membuat tahun rahmat ini dimulai dalam hatiku, tahun maaf ini, tahun tumbuh dalam kedekatan kepada Tuhan ini? Iman adalah sebuah karunia. Tak seorang pun 'pantas menerima' iman. Tak seorang pun yang bisa membelinya. Ia adalah karunia. Apakah iman-'ku' di dalam Yesus Kristus, membawa aku kepada kerendahan hati? Saya tidak mengatakan kerendahan hati : kerendahan hati, pertobatan, berdoa sambil 'memohon : Ampuni aku, Tuhan. Engkau adalah Allah. Engkau 'dapat' mengampuni dosa-dosaku".
Ujian iman kita adalah kemampuan untuk memuji Allah
Biarkanlah Tuhan "membuat kita bertumbuh dalam iman", adalah doa Paus Fransiskus. Orang-orang, beliau berkata, "mencari Yesus agar mereka bisa mendengarkan-Nya, karena Ia berbicara "dengan wibawa, bukan seperti ahli-ahli Taurat berbicara". Selain itu, beliau menambahkan, mereka mengikuti-Nya karena Ia menyembuhkan orang-orang, karena Ia melakukan mukjizat - tetapi pada akhirnya, "orang-orang ini, setelah melihat ini, pergi dan mereka semua takjub, dan memuliakan Allah":
"Pujian : buktikan bahwa aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah dalam hidupku, bahwa Ia diutus kepadaku untuk 'mengampuniku', adalah pujian; jika aku memiliki kemampuan untuk memuji Allah. Pujilah Tuhan. Ini cuma-cuma - memuji adalah gratis. Merupakan suatu kepekaan perasaan bahwa Roh Kudus memberi dan itu membawamu mengatakan : 'Engkau adalah Allah satu-satunya. 'Semoga Tuhan membuat kita bertumbuh dalam iman kepada Yesus Kristus, Allah, yang mengampuni kita, yang memberi kita tahun rahmat - dan iman ini membawa kita untuk memuji".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.