Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 28 Januari 2016 : ORANG KRISTIANI MEMILIKI HATI YANG BESAR UNTUK MENYAMBUT SEMUA ORANG

Bacaan Ekaristi : 2Sam 7:18-19.24-29; Mrk 4:21-25



Tema kesaksian, sebagai unsur dasariah kehidupan Kristiani, adalah fokus permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 28 Januari 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan. Apa saja ciri-ciri kesaksian ini? Paus Fransiskus menarik jawaban atas pertanyaan ini langsung dari perikop Injil hari itu (Mrk 4:21-25), yang muncul segera setelah "perumpamaan tentang benih". Setelah berbicara "tentang benih yang berhasil berbuah" dan benih yang, sebaliknya, setelah jatuh "di tanah yang miskin tidak dapat berbuah", Yesus "menceritakan kepada kita tentang pelita", yang tidak ditempatkan di bawah gantang tetapi dalam kaki dian. Ini, Paus Fransiskus menjelaskan, "adalah terang, dan Injil Yohanes memberitahu kita bahwa misteri Allah adalah terang dan bahwa terang datang ke dunia, tetapi kegelapan tidak menyambutnya". Teranglah, beliau menambahkan, yang seharusnya tidak tersembunyi, tetapi yang berfungsi "menerangi".


Berikut kemudian, adalah "salah satu ciri orang Kristiani, yang telah menerima terang dalam Baptisan dan harus memberikannya". Orang Kristiani, Paus Fransiskus mengatakan, "adalah seorang saksi". Kata "saksi" sebenarnya mengacu pada "salah satu kekhasan sikap Kristiani". Memang, "orang Kristiani yang memikul terang ini, harus menunjukkannya karena ia adalah seorang saksi". Jika orang Kristen "lebih suka tidak menampilkan terang Allah dan lebih suka kegelapannya sendiri", lalu "ia sedang kekurangan sesuatu dan bukan orang Kristiani yang sempurna". Suatu bagian dari dirinya ditempati, kegelapan "memasuki hatinya, karena ia takut akan terang" dan ia lebih suka "berhala-berhala". Tetapi orang Kristiani "adalah seorang saksi", seorang saksi bagi "Yesus Kristus, terang Allah. Dan ia harus menempatkan terang itu di kaki dian hidupnya".



Perikop Injil yang diusulkan untuk liturgi hari itu juga berbicara tentang "ukuran". Bunyinya : "Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu". Ini, Paus Fransiskus mengatakan, adalah "kekhususan lainnya, pendekatan lainnya" yang khas orang Kristiani. Ia mengacu kepada kemurahan hati : "sifat Kristiani lainnya adalah kebesaran hati, karena ia adalah anak dari seorang ayah yang besar hati, dari sebuah semangat yang besar".


Demikian juga ketika Ia mengatakan, "berilah dan kamu akan diberi", ukuran yang dibicarakan Yesus, Paus Fransiskus menjelaskan, adalah "sepenuhnya, baik, melimpah". Demikian pula, "hati orang Kristen adalah besar. Ia terbuka, selalu". Ia bukan, oleh karena itu, "hati yang menarik diri ke dalam keegoisannya sendiri". Juga bukan hati yang menetapkan batas, yang "memperhitungkan : sampai di sini, sampai di sana". Paus Fransiskus menjelaskan lebih lanjut: "Ketika kalian masuk ke dalam terang Yesus ini, ketika kalian masuk ke dalam persahabatan Yesus, ketika kalian membiarkan Roh Kudus membimbing kalian, hati kalian menjadi terbuka, besar". Pada saat itu dinamis tertentu dipicu. Orang Kristiani "tidak mendapatkan : ia kehilangan". Namun pada kenyataannya, Paus Fransiskus menyimpulkan, "ia kehilangan guna mendapatkan sesuatu yang lain, dan dengan 'kekalahan' kepentingan-kepentingan ini, ia mendapatkan Yesus". pendapatannya berada dalam "menjadi saksi bagi Yesus".


Menerapkan permenungannya kepada mereka yang hadir di sini dan sekarang, Paus Fransiskus mengamanatkan sekelompok imam yang merayakan pesta emas tahbisan mereka: "50 tahun di jalan terang dan kesaksian", dan "berusaha untuk menjadi lebih baik, berusaha untuk membawa terang di kaki dian". Ketika setiap orang mengalami, terang itu "kadang-kadang jatuh", tetapi selalu ada baiknya mencoba dan meletakkannya kembali di tempatnya, "dengan murah hati, yaitu, dengan hati yang besar". Paus Fransiskus mengucapkan terima kasih kepada para imam untuk semua yang telah mereka lakukan" dalam Gereja, bagi Gereja dan bagi Yesus", dan beliau mengharapkan mereka "sukacita besar karena telah menaburkan benih dengan baik, karena telah menerangi dengan baik dan telah membuka tangan mereka untuk menyambut semua orang dengan kebesaran". Terakhir beliau berkata kepada mereka: "Hanya Allah dan ingatan kalian mengetahui berapa banyak orang yang telah menyambut dengan kebesaran hati, dengan kebaikan kebapaan dan persaudaraan" dan "berapa banyak orang yang hatinya agak gelap, kalian telah memberikan terang, terang Yesus". Karena, Paus Fransiskus menyimpulkan, "dalam ingatan umat" apa yang selalu tinggal adalah "benih, terang kesaksian, dan kebesaran dari kasih yang menyambut"



(Peter Suriadi, 28 Januari 2016)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.