Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU PASKAH II (HARI MINGGU KERAHIMAN ILAHI) 3 April 2016 : KERAHIMAN ADALAH SEBUAH BUKU YANG TERBUKA DAN KITA BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENULISINYA


Bacaan Kitab Suci : Kis 5:12-16; Mzm. 118:2-4,22-24,25-27a; Why 1:9-11a,12-13,17-19; Yoh 20:19-31


"Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini" (Yoh 20:30). Injil adalah buku kerahiman Allah, untuk dibaca dan dibaca kembali, karena segala sesuatu yang Yesus katakan dan lakukan adalah ungkapan kerahiman Bapa. Tetapi, tidak semuanya ditulis; Injil kerahiman tetap sebuah buku yang terbuka, yang di dalamnya tanda-tanda murid-murid Kristus, yang adalah tindakan-tindakan kasih yang nyata dan kesaksian terbaik terhadap kerahiman, terus ditulis. Kita semua dipanggil untuk menjadi para penulis Injil yang hidup, para pembawa Kabar Baik kepada semua pria dan wanita saat ini. Kita melakukan hal ini dengan mengamalkan karya-karya kerahiman jasmani maupun rohani, yang merupakan keunggulan kehidupan Kristen. Dengan cara gerakan-gerakan sederhana namun kuat ini, bahkan ketika tak terlihat, kita bisa menyertai orang-orang yang membutuhkan, membawa kelembutan dan penghiburan Allah. Dengan demikian melanjutkan karya Yesus pada hari Paskah, ketika Ia mencurahkan ke dalam hati murid-murid-Nya yang ketakutan kerahiman Bapa, membawakan mereka Roh Kudus yang mengampuni dosa-dosa dan membawa sukacita.


Pada saat yang sama, kisah yang baru saja kita dengar menyajikan sebuah kontras yang jelas: di satu sisi, ada ketakutan para murid, yang berkumpul di balik pintu-pintu yang tertutup; di sisi lain, ada perutusan Yesus, yang mengutus mereka ke dalam dunia untuk memberitakan pesan pengampunan. Kontras ini juga dapat hadir di dalam diri kita, yang dialami sebagai perjuangan batin antara hati yang tertutup dan panggilan kasih untuk membuka pintu-pintu yang tertutup oleh dosa. Ia adalah sebuah panggilan yang membebaskan kita untuk pergi keluar dari diri kita sendiri. Kristus, yang karena kasih masuk melalui pintu-pintu yang dihalangi oleh dosa, kematian dan kekuatan neraka, ingin masuk ke dalam kita masing-masing untuk mendobrak pintu-pintu hati kita yang terkunci. Yesus, yang oleh kebangkitan-Nya telah mengatasi rasa takut dan ketakutan yang memenjarakan kita, ingin membuka lebar pintu-pintu kita yang tertutup dan mengutus kita keluar. Jalan yang ditunjukkan Sang Guru yang bangkit adalah jalan satu arah, ia berjalan hanya dalam satu arah : ini berarti bahwa kita harus bergerak melampaui diri kita untuk memberi kesaksian terhadap kekuatan penyembuhan dari kasih yang telah menaklukkan kita. Kita melihat di hadapan kita suatu kemanusiaan yang sering terluka dan takut, suatu kemanusiaan yang menyandang bekas luka penderitaan dan ketidakpastian. Di hadapan jeritan derita akan kerahiman dan damai sejahtera, Yesus dengan percaya diri mendorong kita : "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yoh 20:21).

Dalam kerahiman Allah, semua kelemahan kita menemukan penyembuhan. Kerahiman-Nya, pada kenyataannya, tidak menjaga jarak : ia berusaha menjumpai segala bentuk kemiskinan dan membebaskan dunia ini dari begitu banyak jenis perbudakan. Kerahiman ingin menjamah luka-luka semua orang, menyembuhkan mereka. Menjadi para rasul kerahiman berarti menjamah dan meringankan luka-luka yang saat ini menimpa tubuh dan jiwa dari banyak saudara dan saudari kita. Menyembuhkan luka-luka ini, kita mengakui Yesus, kita menjadikan-Nya hadir dan hidup; kita membiarkan orang lain, yang menjamah kerahiman-Nya dengan tangan mereka sendiri, untuk mengakui-Nya sebagai "Tuhan dan Allah" (Yoh 20:28), seperti yang dilakukan Rasul Thomas. Inilah perutusan yang Ia percayakan kepada kita. Begitu banyak orang minta untuk didengar dan dipahami. Injil kerahiman, yang diberitakan dan ditulis dalam kehidupan kita sehari-hari, mencari orang-orang dengan sabar dan hati yang terbuka, "orang-orang Samaria" yang memahami belas kasih dan keheningan di hadapan misteri setiap saudara dan saudari. Injil kerahiman membutuhkan para hamba yang murah hati dan bersukacita, orang-orang yang dengan cuma-cuma mengasihi tanpa mengharapkan imbalan apa pun.
"Damai sejahtera bagi kamu!" (Yoh 20:21) adalah sambutan Yesus kepada murid-murid-Nya; damai sejahtera yang sama ini menanti para pria dan wanita zaman kita. Ia bukanlah suatu damai sejahtera yang dinegosiasikan, ia bukanlah tidak adanya konflik : ia adalah damai sejahtera-Nya, damai sejahtera yang berasal dari hati Tuhan yang bangkit, damai sejahtera yang telah mengalahkan dosa, ketakutan dan kematian. Ia adalah suatu damai sejahtera yang tidak terbagi-bagi tetapi menyatukan; ia adalah suatu damai sejahtera yang tidak meninggalkan kita tetapi membuat kita merasa didengarkan dan dikasihi; ia adalah suatu damai sejahtera yang bertahan bahkan dalam penderitaan dan memungkinkan harapan mekar. Damai sejahtera ini, sebagaimana pada hari Paskah, sungguh lahir kembali berkat pengampunan Allah yang menenangkan hati kita yang cemas. Menjadi para pembawa damai sejahtera-Nya : inilah perutusan yang dipercayakan kepada Gereja pada hari Paskah. Di dalam Kristus, kita dilahirkan untuk menjadi alat-alat pendamaian, untuk membawa pengampunan Bapa kepada semua orang, untuk mengungkapkan wajah-Nya yang penuh kasih melalui gerakan-gerakan kerahiman yang nyata.
Dalam Mazmur Tanggapan kita mendengar kata-kata ini : "Kasih-Nya untuk selama-lamanya" (Mzm 117:2). Sesungguhnya, kerahiman Allah adalah untuk selama-lamanya; ia tidak pernah berakhir, ia tidak pernah surut, ia tidak pernah menyerah ketika berhadapan dengan pintu-pintu yang tertutup, dan ia tidak pernah lelah. Dalam hal ini selamanya kita menemukan kekuatan di saat-saat pencobaan dan kelemahan karena kita yakin bahwa Allah tidak meninggalkan kita. Ia tetap bersama kita selamanya. Marilah kita bersyukur atas begitu besarnya kasih, yang kita dapati tidak mungkin dipahami. Marilah kita memohon rahmat untuk tidak pernah lelah menarik dari sumur kerahiman Bapa dan membawanya ke dunia : marilah kita memohon agar kita juga sudi bermurah hati, menyebarkan kekuatan Injil di mana-mana.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.