Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Mei 2016 : SOSOK ASING YANG SEMPURNA

Bacaan Ekaristi : Kis 19:1-8; Mzm 68:2-3,4-5ac,6-7ab; Yoh 16:29-33.

Roh Kudus adalah sosok asing yang sempurna, tetapi Ia adalah "tawanan kemewahan" bagi banyak orang Kristen yang tidak menyadari-Nya. Namun Ia adalah sosok yang "menggerakkan Gereja", yang menuntun kita kepada Yesus dan membuat kita "nyata" sebagai lawan dari "orang-orang Kristen maya". Itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi, 9 Mei 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mendesak kita untuk merenungkan peran sentral yang dimainkan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.

Pada awal perayaan Paus Fransiskus menunjuk gambar Santo Louise de Marillac yang ditempatkan di dekat altar. Inilah pertama kalinya peringatan liturginya dirayakan pada tanggal 9 Mei. Sejak kanonisasinya pada tahun 1934 sampai sekarang, pestanya dirayakan pada tanggal 15 Maret. Hari Senin itu juga menandai ulang tahun beatifikasi pada tanggal 9 Mei 1920. Itu adalah tanggal yang sangat penting, Paus Fransiskus menjelaskan, karena Louise de Marillac adalah pendiri Putri-putri Cinta Kasih Santo Vinsensius a Paulo, para suster yang bekerja dan membantu Casa Santa Marta. Oleh karena itu, Paus Fransiskus menambahkan, "Saya akan mempersembahkan misa ini untuk suster-suster rumah tersebut".

Untuk permenungan dalam homilinya, Paus Fransiskus mengawali dari Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kis 19:1-8). Di Efesus Paulus bertemu dengan beberapa murid yang percaya kepada Yesus. Ia bertanya kepada mereka : "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?". Setelah melihat sekeliling, dengan agak terkejut, mereka menjawab : "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus". Dengan demikian, Paus Fransiskus mencatat, "mereka percaya kepada Yesus, mereka adalah murid-murid yang baik, tetapi mereka bahkan belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus".

Paulus segera melanjutkan dialog, menanyakan baptisan manakah yang telah mereka terima. "Baptisan Yohanes", murid-murid menjawab. Paulus kemudian menjelaskan kepada mereka bahwa "itu adalah baptisan pertobatan, baptisan persiapan". Mendengar Paulus, murid-murid Efesus "dibaptis dalam nama Tuhan Yesus". Perikop ini berbunyi: "Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat". Dengan demikian, Paus Fransiskus menjelaskan, "itu adalah sebuah perjalanan : perjalanan pertobatan, tetapi mereka tidak memiliki baptisan dan penumpangan tangan, karena Roh Kudus akan datang".

"Hal yang sama terjadi hari ini", Paus Fransiskus menegaskan. Kebanyakan orang Kristen tahu sedikit atau tidak tahun akan Roh Kudus. Mereka bisa menjawab dengan cara yang sama seperti jawaban murid-murid Efesus atas pertanyaan Paulus : "Kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus". Jika kita bertanya kepada banyak orang baik : "siapakah Roh Kudus menurutmu?" dan "di manakah Roh Kudus dan apa yang dilakukan-Nya?", jawaban mereka satu-satunya yaitu Ia adalah "pribadi ketiga Tritunggal". Persis seperti yang mereka pelajari dalam katekismus. Tentu saja, "mereka tahu bahwa Bapa menciptakan dunia, karena penciptaan dikaitkan dengan Bapa". Dan mereka juga tahu bahwa "Putra adalah Yesus, bahwa Ia menebus kita dan memberikan hidup-Nya". Dengan demikian, "mereka memberitahu kalian segala sesuatu" dalam hal ini. Namun, ketika berkenaan dengan Roh Kudus, mereka hanya tahu bahwa Ia adalah "pribadi ketiga Tritunggal". Jika kalian bertanya : "apa yang dilakukan-Nya?", orang-orang menjawab : "Ia di situ!". Banyak orang Kristen "berhenti di situ".

Paus Fransiskus kemudian menjelaskan bahwa "Roh Kudus adalah sosok yang menggerakkan Gereja; Ia adalah sosok yang berkarya dalam Gereja, dalam hati kita; Ia adalah sosok yang menjadikan setiap orang Kristen orang yang berbeda dari yang lain, tetapi Ia menciptakan kesatuan di antara semua orang". Dengan demikian, Paus Fransiskus melanjutkan, Roh Kudus "adalah sosok yang menuntun ke depan, membuka pintu lebar-lebar dan mengutus kalian untuk memberi kesaksian bagi Yesus".

Paus Fransiskus mengingatkan hal itu pada awal Misa, antifon pembuka menyatakan : "Engkau akan menerima Roh Kudus dan engkau akan menjadi saksi-Ku, bahkan sampai ke ujung bumi". Dengan demikian, "Roh Kudus adalah sosok yang menggerakkan kita untuk memuji Allah, yang menggerakkan kita untuk berdoa : 'Berdoa, di dalam diri kita'". Roh Kudus "adalah sosok yang ada di dalam diri kita dan yang mengajarkan kita untuk melihat kepada Bapa dan memanggilnya : 'Bapa'". Inilah bagaimana "Ia membebaskan kita dari keadaan yatim piatu yang ke dalamnya roh duniawi dapat membawa kita". Karena semua alasan ini, Paus Fransiskus menjelaskan, Roh Kudus "sangat penting : Ia adalah pelaku utama Gereja yang hidup : Ia adalah sosok yang bekerja dalam Gereja".

Pada titik ini, Bapa Suci memperingatkan sesuatu yang berbahaya : "Ketika kita tidak hidup sesuai dengan perutusan Roh Kudus dan tidak menerima-Nya dengan cara ini", kita akhirnya "mengurangi iman dengan moral, dengan etika". Kita berpikir bahwa itu cukup untuk memenuhi semua Perintah, dan "tidak lebih". Jadi kita mengatakan kepada diri sendiri : "kita bisa melakukan ini, kita tidak bisa melakukan itu; sampai di sini ya, sampai di sana tidak!". Dengan cara ini kita mempergunakan "permainan kata-kata" dan "kitab undang-undang moral yang dingin". Namun, Paus Fransiskus mengingatkan, "kehidupan Kristen bukanlah etika : ia adalah perjumpaan dengan Yesus Kristus". Dan Roh Kudus sendirilah "yang menuntun saya kepada perjumpaan dengan Yesus Kristus ini".

Jadi, "dalam kehidupan, kita memiliki Roh Kudus di dalam hati kita sebagai 'tahanan kemewahan' : kita tidak membiarkan-Nya mendorong kita, kita tidak membiarkan-Nya menggerakkan kita". Namun "Ia melakukan segalanya, Ia tahu segalanya, Ia mampu mengingatkan kita apa yang dikatakan Yesus, Ia tahu bagaimana menjelaskan kepada kita hal-hal Yesus". Hanya ada satu hal bahwa "Roh Kudus tidak tahu bagaimana menjadikan 'orang-orang Kristen ruang pamer'. Ia tidak tahu bagaimana melakukan hal ini. Ia tidak tahu bagaimana menjadikan 'orang-orang Kristen maya'", yang "tidak berbudi luhur". Sebaliknya, "Ia menjadikan orang-orang Kristen sejati : Ia membawa kehidupan nyata apa adanya, dengan nubuat membaca tanda-tanda zaman, dan dengan demikian Ia menuntun kita ke depan". Inilah sebabnya "Ia adalah tahanan besar dari hati kita dan kita mengatakan bahwa Ia adalah pribadi ketiga Tritunggal, dan berhenti di situ".

Paus Fransiskus menyarankan agar "akan ada baiknya minggu ini kita merenungkan apa yang dilakukan Roh Kudus dalam hidup kita". Membantu dengan pemeriksaan batin ini, Paus Fransiskus mengajukan beberapa pertanyaan langsung : "Apakah Ia mengajariku jalan kebebasan? Apakah aku mempelajarinya dari Dia? Apakah kebebasan? Apakah kebebasan? Apakah aku takut akan Roh Kudus, yang ada di dalam diriku dan mendorongku untuk pergi ke luar? Bagaimanakah keberanianku, yang diberikan Roh Kudus kepadaku, untuk pergi keluar dari diriku sendiri, untuk menjadi saksi Yesus? Bagaimana kesabaranku ketika diuji? Karena Roh Kudus juga memberikan kesabaran".

Tepatnya "dalam minggu persiapan untuk Hari Raya Pentakosta ini", Paus Fransiskus mengundang orang-orang Kristen untuk bertanya pada diri mereka sendiri apakah mereka benar-benar percaya kepada Roh Kudus atau apakah bagi mereka Ia hanyalah "sebuah sabda". Beliau mendesak kita untuk mencoba "berbicara dengan-Nya dan mengatakan : 'Aku tahu bahwa Engkau berada dalam hatiku, bahwa Engkau berada dalam hati Gereja, bahwa Engkau menciptakan kesatuan di antara kita, kita semua berbeda, dalam seluruh perbedaan kita". Paus Fransiskus menyarankan agar kita "mengatakan seluruh hal ini kepada-Nya dan agar kita memohonkan rahmat untuk mempelajari, secara praktis, dalam hidup kita, apa yang Ia lakukan". Ini adalah "rahmat kepatuhan kepada-Nya, patuh kepada Roh Kudus : minggu ini marilah kita melakukan hal ini, marilah kita berpikir tentang Roh Kudus dan berbicara dengan-Nya".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.