Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENTAKOSTA 15 Mei 2016 : KITA DICIPTAKAN UNTUK MENJADI ANAK-ANAK ALLAH

Bacaan Ekaristi : Kis 2:1-11; Mzm 104:1ab,24ac,29bc-30,31,34; Rm 8:8-17; Yoh 14:15-16,23b-26

“Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu” (Yoh 14:18).

Tujuan utama perutusan Yesus, yang memuncak dalam karunia Roh Kudus, adalah untuk memperbaharui hubungan kita dengan Bapa, sebuah hubungan yang terputus oleh dosa, untuk mengambil kita dari keadaan anak-anak yatim piatu kita dan memulihkan kita sebagai putra dan putri-Nya.

Rasul Paulus menulis kepada orang-orang Kristen di Roma, mengatakan : "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: 'ya Abba, ya Bapa!'" (Rm 8:14-15). Di sini kita melihat hubungan kita yang diperbarui : kebapaan Allah didirikan kembali di dalam diri kita berkat karya penebusan Kristus dan karunia Roh Kudus.

Roh diberikan kepada kita oleh Bapa dan menuntun kita kembali kepada Bapa. Seluruh karya keselamatan adalah karya "regenerasi", yang di dalamnya kebapaan Allah, melalui karunia Putra dan Roh Kudus, membebaskan kita dari keadaan yatim piatu yang ke dalamnya kita telah jatuh. Di masa kita juga, kita melihat berbagai tanda keyatimpiatuan kita : dalam kesepian batin yang bahkan kita rasa ketika kita dikelilingi oleh orang-orang, sebuah kesepian yang dapat menjadi kesedihan keberadaan; dalam upaya untuk bebas dari Allah, bahkan jika disertai dengan sebuah keinginan untuk kehadiran-Nya; dalam seluruh ketunaaksaraan rohani yang terlalu umum yang membuat kita tidak mampu berdoa; dalam kesulitan dalam menangkap kebenaran dan kenyataan kehidupan kekal sebagai kepenuhan persekutuan itu yang dimulai di bumi dan mencapai penuh akan bunga setelah kematian; dalam upaya untuk melihat orang lain sebagai "saudara" dan "saudari", karena kita adalah anak-anak dari Bapa yang sama; dan tanda-tanda demikian lainnya.

Menjadi anak-anak Allah bertentangan dengan semua ini dan merupakan panggilan kita yang sudah ada sejak permulaan. Kita diciptakan untuk menjadi anak-anak Allah, ia berada dalam DNA kita. Tetapi hubungan berbakti ini hancur dan memerlukan pengorbanan Putra Allah yang tunggal untuk dipulihkan. Dari karunia kasih yang besar sekali yang adalah kematian Yesus di kayu salib, Roh Kudus telah dicurahkan kepada umat manusia seperti sebuah curahan rahmat yang sangat besar. Mereka yang oleh iman ditenggelamkan ke dalam misteri regenerasi ini terlahir kembali ke kepenuhan hidup berbakti.

"Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu". Hari ini, pada Hari Raya Pentakosta, kata-kata Yesus mengingatkan kita juga akan kehadiran keibuan Maria di Ruang Atas. Bunda Yesus berada bersama komunitas para murid yang berkumpul dalam doa : ia adalah kenangan yang hidup dari Sang Putra dan doa permohonan yang hidup dari Roh Kudus. Ia adalah Bunda Gereja. Kita mempercayakan kepada pengantaraannya, dengan cara tertentu, semua orang Kristen, keluarga dan komunitas yang saat ini paling membutuhkan Roh, Sang Penolong, Pembela dan Penghibur, yaitu Roh kebenaran, kebebasan dan perdamaian.

Roh, seperti dikatakan Santo Paulus, mempersatukan kita kepada Kristus : "Jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus" (Rm 8:9). Memperkuat hubungan kita yang merupakan milik Tuhan Yesus, Roh memungkinkan kita untuk masuk ke dalam sebuah pengalaman persaudaraan yang baru. Dengan sarana Saudara sejagad kita - Yesus - kita dapat berhubungan satu sama lain dengan sebuah cara yang baru; tidak lagi sebagai yatim piatu, melainkan sebagai anak-anak Bapa yang baik dan penuh belas kasihan yang sama. Dan ini mengubah segalanya! Kita bisa memandang satu sama lain sebagai saudara dan saudari yang perbedaannya hanya dapat meningkatkan sukacita dan ketakjuban kita dalam berbagi kebapaan dan persaudaraan yang unik ini.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.