Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 November 2016 : JANGANLAH MENJADI ORANG KRISTIANI YANG SUAM-SUAM KUKU KARENA ANDA MELEWATKAN KEINDAHAN ALLAH

Bacaan Ekaristi : Why 3:1-6,14-22; Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Luk 19:1-10

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 15 November 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus memperingatkan orang Kristen terhadap bahaya menjadi 'suam-suam kuku' atau kehilangan pandangan Tuhan. Mengacu bacaan-bacaan liturgi hari itu, Paus Fransiskus mengulangi peringatan keras Kitab Wahyu terhadap jemaat Gereja Laodikia "yang tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku".

Tuhan, Paus Fransiskus mengatakan, memperingatkan orang Kristiani yang suam-suam kuku, tenang-tenang saja "tanpa hakekat". Beliau menyebutnya "sebuah ketenangan yang memperdaya".

"Tetapi apa yang dipikirkan orang Kristiani yang suam-suam kuku? Tuhan mengatakannya di sini : ia pikir ia kaya. 'Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa. Aku tenang'. Ketenangan itu yang menipu. Jika, dalam hati Gereja, hati sebuah keluarga, hati sebuah jemaat, hati seseorang ada sebuah ketenangan yang selalu hadir, Allah tidak ada di sana".

Kepada orang Kristiani yang suam-suam kuku, Paus Fransiskus mengatakan untuk tidak jatuh tertidur dengan keyakinan palsu tidak membutuhkan apa-apa. Tuhan menunjukkan bahwa orang Kristiani yang suam-suam kuku telanjang; kekayaan mereka bukan berasal dari Allah

Yesus, Bapa Suci memperingatkan, mengartikan orang-orang yang mempercayai diri mereka kaya sebagai tidak bahagia dan menyedihkan. Namun, "Ia melakukannya karena kasih", sehingga mereka memungkinkan menemukan sebuah kekayaan yang berbeda, kekayaan yang hanya dapat dianugerahkan oleh Tuhan.

"Bukan berarti kekayaan jiwa yang kalian pikir kalian miliki karena kalian baik, karena kalian melakukan semuanya dengan baik, semuanya menenangkan. Ada kekayaan lain - yang yang berasal dari Allah, yang selalu membawa salibnya, selalu membawa beberapa kegelisahan jiwa. Dan saya mendorong kalian untuk membeli pakaian putih untuk dikenakan, sehingga ketelanjangan kalian yang memalukan tidak terlihat. Orang Kristiani yang suam-suam kuku tidak menyadari mereka telanjang".

Orang Kristiani yang suam-suam kuku, Paus Fransiskus mengatakan, "kehilangan kemampuan merenung, kemampuan melihat hal-hal Allah yang agung dan indah". Karena hal ini Tuhan berusaha membangunkan kita, membantu kita bertobat. Tetapi, beliau melanjutkan, Tuhan "hadir dengan cara lain : Ia berada di sana untuk mengundang kita : 'Lihatlah, Aku mengetuk pintu'". Di sini Paus Fransiskus menggarisbawahi pentingnya bisa "mendengar ketika Tuhan mengetuk pintu kita ... karena Ia ingin memberikan kita sesuatu yang baik".

Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengatakan ada orang-orang Kristiani yang "tidak menyadari ketika Tuhan mengetuk. Bagi mereka setiap suara adalah sama". Kita harus "memahami dengan baik" ketika Tuhan mengetuk, ketika Ia ingin membawakan kita penghiburan-Nya. Tuhan, Paus Fransiskus menambahkan, berada di hadapan kita juga, mengundang kita untuk mengundang-Nya, yang persisnya adalah apa yang terjadi dengan Zakheus, seperti diceritakan Injil hari ini (Luk 19:1-10) : "keingintahuan Zakheus itu, yang pendek, adalah sebuah benih dari Roh Kudus".

"Prakarsa adalah dari Roh Kudus menuju Tuhan. Ia mengangkat mata-Nya dan berkata : "Tetapi ke marilah; undanglah Aku ke dalam rumahmu'. Tuhan berada di sana... Ia selalu berada di sana dengan kasih : entah mengoreksi kita, mengundang kita makan malam, atau diundang oleh kita. Ia ada di sana untuk memberitahu kita : 'Bangunlah' ... 'Bukalah' ... 'Turunlah'. Selalulah Dia. Apakah aku tahu bagaimana membedakan dalam hatiku ketika Tuhan memberitahuku untuk bangun, terbuka, atau turun? Semoga Roh Kudus memberi kita rahmat mengetahui bagaimana membedakan panggilan-panggilan ini".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.