Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 November 2016 : APAKAH TERAFIM RAHEL TERSEMBUNYI DI HATI KITA?

Bacaan Ekaristi : Why. 10:8-11; Mzm. 119:14,24,72,103,111,131; Luk. 19:45-48

Paus Fransiskus memohon kepada Allah untuk menganugerahkan orang-orang percaya keberanian untuk merangkul kemiskinan kristiani, mengatakan umat tidak bisa memaafkan seorang imam yang melekat pada uang. Pernyataan itu disampaikannya dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 18 November 2016 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

Mengacu pada bacaan Injil liturgi hari itu (Luk 19:45-48) di mana Yesus mengusir para pedagang dari Bait Allah, menuduh mereka mengubahnya menjadi sarang penyamun, homili Paus Fransiskus adalah permenungan tentang kekuatan dan daya pikat uang. Beliau mengatakan tindakan Yesus membantu kita untuk memahami di mana benih antikristus terkandung, benih musuh yang meruntuhkan Kerajaan-Nya : kelekatan terhadap uang.

"Tuhan Allah kita, rumah Tuhan Allah kita adalah sebuah rumah doa. Perjumpaan kita dengan Tuhan (adalah) dengan Allah kasih. Dan allah uang yang masuk ke dalam rumah Allah, sedang terus berusaha untuk masuk ke dalamnya. Dan orang-orang ini yang sedang menukar uang atau menjual barang, mereka sedang menyewakan tempat-tempat mereka, bukan? - dari para imam ... para imam sedang menyewakan tempat-tempat tersebut dan kemudian menerima uang. Inilah allah yang dapat merusak kehidupan kita dan dapat membawa kita untuk mengakhiri kehidupan kita dengan cara yang buruk, tanpa kebahagiaan, tanpa sukacita melayani Tuhan yang sesungguhnya yang merupakan satu-satunya yang mampu memberikan kita sukacita sejati itu".

Mencatat itu adalah sebuah pilihan pribadi, Paus Fransiskus kemudian bertanya kepada para pendengarnya : "Bagaimana kelekatan kalian terhadap uang? Apakah kalian melekat pada uang?"

"Umat Allah memiliki naluri yang besar untuk menerima, untuk mengkanonisasikan serta mengecam - karena umat Allah mampu mengecam - untuk memaafkan begitu banyak kelemahan, begitu banyak dosa oleh para imam tetapi mereka tidak bisa memaafkan dua di antaranya : kelekatan pada uang, karena ketika mereka melihat seorang imam melekat pada uang, mereka tidak memaafkannya, dan menganiaya umat, karena ketika seorang imam menganiaya umat : umat Allah tidak bisa menerima hal ini dan mereka tidak memaafkannya. Hal-hal lainnya, kelemahan-kelemahan lainnya, dosa-dosa lainnya ... .. ya ok, tidaklah benar, tetapi orang malang tersebut sendirian, inilah .... Dan mereka berusaha untuk membenarkan (dosa-dosanya). Tetapi kecaman mereka tidak kuat atau menentukan : umat Allah bisa memahami hal ini. Mengikuti allah uang menuntun seorang imam menjadi kepala suatu perusahaan atau menjadi seorang penguasa atau kita dapat berjalan bahkan lebih tinggi ..."

Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengingat terafim, berhala yang disembunyikan Rahel istri Yakub, sebagai contoh kelekatan pada benda-benda jasmani ini.

"Menyedihkan melihat seorang imam yang berada di akhir hidupnya, ia kesakitan, ia dalam keadaan koma dan para kerabatnya ada di sana seperti burung pemakan bangkai, mencari-cari untuk melihat apa yang bisa mereka ambil. Marilah kita memberikan kesenangan ini bagi Tuhan, pemeriksaan hati nurani kita yang sesungguhnya. 'Tuhan, apakah Engkau Tuhanku atau apakah itu - seperti Rahel - terafim yang tersembunyi di dalam hatiku ini, berhala uang ini?'. Dan teguhlah : teguhlah. Pilihlah. Uang yang cukup seperti uang seorang pekerja yang jujur, tabungan yang cukup seperti tabungan seorang pekerja yang jujur. Tetapi semua kepentingan keuangan ini tidak diperbolehkan, ini adalah penyembahan berhala. Semoga Tuhan menganugerahkan kita semua rahmat kemiskinan kristiani".

"Semoga Tuhan", pungkas Paus Fransiskus, "memberi kita rahmat kemiskinan orang-orang yang sedang bekerja, mereka yang bekerja dan mendapatkan upah yang adil dan yang tidak mencari lebih banyak".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.