Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 Januari 2017 : ORANG-ORANG KRISTIANI HARUS MENGATASI POLA PIKIR EGOIS

Bacaan Ekaristi : Ibr 8:6-13; Mzm 85:8,10-11,13-14; Mrk 3:13-19

Paus Fransiskus mengajak orang-orang kristiani untuk mengatasi pola pikir egois para ahli Taurat yang hanya tahu bagaimana mengutuk. Ajakan itu disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 20 Januari 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Mengambil inspirasi dari Surat Ibrani, Paus Fransiskus mengatakan perjanjian baru yang dibuat Allah bersama kita dalam Yesus Kristus memperbaharui hati kita. Allah memperbaharui segala sesuatu "hingga akar, tidak hanya dalam penampilan", beliau berkata. "Perjanjian baru ini memiliki karakteristiknya sendiri". Pertama, beliau berkata, "Hukum Tuhan bukanlah cara bertindak lahiriah"; sebaliknya, ia memasuki hati dan "mengubah pola pikir kita", serta menyebabkan "perubahan hati, perubahan perasaan, perubahan cara bertindak, dan cara yang berbeda dalam memandang sesuatu".
Bapa Suci memberikan contoh sebuah karya seni, yang dapat dilihat oleh seorang arsitek baik dengan kecemburuan yang acuh tak acuh maupun dengan sukacita dan kebaikan. "Perjanjian baru mengubah hati kita dan memungkinkan kita untuk melihat hukum Tuhan dengan hati yang baru ini, dengan pola pikir yang baru ini. Pikirkanlah para ahli Taurat menganiaya Yesus. Orang-orang ini melakukan segala sesuatu yang ditentukan oleh hukum. Tetapi pola pikir mereka jauh dari Allah. Pola pikir mereka adalah pola pikir egois, berfokus pada diri mereka sendiri : hati mereka terus menerus mengutuk [orang lain]. Perjanjian baru mengubah hati dan pikiran kita. Ada sebuah perubahan dalam pola pikir".

Tuhan, beliau menambahkan, "berjalan ke depan" dan meyakinkan kita bahwa Allah akan mengampuni kesalahan kita dan tidak lagi mengingat dosa-dosa kita. "Kadang-kadang, saya suka berpikir tentang bercanda dengan Tuhan : 'Engkau tidak memiliki ingatan yang baik!'. Inilah kelemahan Allah : ketika Allah mengampuni, Ia lupa".

"Ia lupa, karena Ia mengampuni. Di hadapan hati yang bertobat, Ia mengampuni dan melupakan : 'Aku akan lupa, aku tidak akan mengingat dosa-dosa mereka'. Tetapi ini juga merupakan sebuah undangan untuk tidak mengingatkan Tuhan akan dosa-dosa kita, yaitu, tidak berbuat dosa lagi : 'Engkau telah mengampuniku, Engkau lupa'. Sebuah perubahan kehidupan, sebuah perjanjian baru memperbaharui saya dan mengubah kehidupan saya, tidak hanya pola pikir dan hati, tetapi kehidupan saya. Hidup tanpa dosa, jauh dari dosa: ini adalah menciptakan kembali. Inilah bagaimana Tuhan menciptakan kita kembali".

Sebagai penutup, Paus Fransiskus berbicara tentang 'perubahan penampilan'. Beliau mengatakan, "Kita adalah milik Allah, allah-alah lain tidak ada ... Sebuah perubahan pola pikir mengubah hati, kehidupan, dan penampilan". Beliau menegaskan bahwa ini "adalah penciptaan kembali, yang Tuhan jadikan bahkan lebih mulia daripada Penciptaan pertama".

Beliau kemudian mendesak orang-orang kristiani untuk menindaklanjuti perjanjian ini dan menjadi sungguh setia terhadapnya.

"Meterai perjanjian ini adalah kesetiaan, setia pada karya ini yang Tuhan telah sempurnakan untuk mengubah pola pikir kita, untuk mengubah hati kita. Para nabi berkata, 'Tetapi Tuhan akan mengubah hati batu kalian menjadi hati daging' : Mengubah hati dan kehidupan kita dan tidak berbuat dosa lagi, tidak mengingatkan Tuhan agar Ia telah melupakan dosa-dosa kita".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.