Begitulah terjadi dalam kehidupan kita. Ada begitu banyak orang kristiani yang mengakui bahwa Yesus adalah Allah; ada begitu banyak imam yang mengakui bahwa Yesus adalah Allah, begitu banyak uskup ... Tetapi apakah mereka semua memberikan kesaksian tentang Yesus? Atau apakah menjadi orang kristiani merupakan cara hidup seperti orang lain, seperti seorang penggemar sebuah regu? "Tetapi ya, aku orang kristiani ..." Atau seperti memiliki sebuah filosofi : "Aku mengamat-amati Sepuluh Perintah ini, aku seorang kristiani, aku harus melakukan hal ini ..." Menjadi orang kristiani, pertama-tama, adalah memberikan kesaksian tentang Yesus. - Inilah hal pertama. Dan inilah apa yang dilakukan para Rasul : para Rasul memberi kesaksian tentang Yesus dan oleh karena ini kekristenan menyebar ke seluruh dunia. Kesaksian dan kemartiran : keduanya adalah hal yang sama. Kita memberikan kesaksian dalam hal-hal kecil, dan beberapa orang dalam hal-hal besar, mereka memberikan hidup mereka dalam kemartiran, sebagaimana dilakukan para Rasul. Namun, para Rasul tidak mengambil sebuah kursus untuk menjadi saksi-saksi Yesus; mereka tidak belajar, mereka tidak pergi ke universitas. Mereka merasakan Roh dalam batin dan mengikuti ilham Roh Kudus; mereka setia terhadap hal ini, tetapi mereka semua orang-orang berdosa! Dua belas Rasul adalah orang-orang berdosa. "Tidak, Bapa, hanya Yudas!" Tidak, hal yang buruk ... Kita tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah kematiannya, karena kerahiman Allah juga ada di sana pada saat itu. Tetapi mereka semua orang-orang berdosa, <mereka> semua. Iri hati, ada kecemburuan di antara mereka. "Tidak, aku harus menempati tempat pertama dan kamu tempat kedua"; dan dua dari mereka berbicara dengan ibu mereka, memintanya pergi untuk berbicara dengan Yesus guna memberikan tempat pertama untuk anak-anaknya ... Mereka seperti ini, dengan segala dosa mereka. Mereka juga para pengkhianat, karena ketika Yesus ditangkap, mereka semua melarikan diri, penuh ketakutan; mereka bersembunyi, mereka takut. Dan Petrus, yang mengetahui Dia adalah kepala, merasa perlu agak lebih mendekat untuk melihat apa yang terjadi. Dan ketika sang hamba imam mengatakan : "Tetapi kamu juga ...", ia berkata : "Bukan, bukan, bukan!". Ia menyangkal Yesus, mengkhianati Yesus, Petrus, Paus pertama mengkhianati Yesus! Dan inilah para saksi! Ya, karena mereka adalah para saksi keselamatan yang dibawa Yesus dan semua orang, oleh karena keselamatan ini, bertobat, mereka membiarkan diri mereka diselamatkan. Baiknya ketika, di tepi danau, Yesus membuat mukjizat itu [penangkapan ikan secara ajaib] dan Petrus berkata : "a: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa" (Lukas 5:8). Menjadi seorang saksi tidak berarti menjadi seorang kudus, tetapi menjadi orang miskin, perempuan miskin yang mengatakan : "Ya, aku orang berdosa, tetapi Yesus adalah Tuhan dan saya memberi kesaksian tentang Dia, dan saya mencoba untuk berbuat baik setiap hari, memperbaiki hidup saya, berpergi ke jalan yang benar".
Saya ingin meninggalkan kalian hanya satu pesan. Ini, apa yang saya katakan, kita semua pahami : <kita adalah> saksi-saksi yang penuh dosa. Tetapi, membaca Injil, saya tidak menemukan "dosa [tertentu]" dalam diri para Rasul. Ada beberapa orang yang kejam, yang ingin menghanguskan sebuah desa yang tidak mendengarkan mereka ... Mereka memiliki begitu banyak dosa : para pengkhianat, para pengecut ... Tetapi saya tidak menemukan [dosa tertentu] : mereka bukan para penggunjing, mereka tidak berbicara buruk tentang orang lain, mereka tidak saling berbicara buruk. Dalam hal ini, mereka baik. Mereka tidak saling "menguliti". Saya memikirkan jemaat-jemaat kita : berapa kali, dosa ini <terjadi>, "saling menguliti", saling bergunjing, mempercayai diri lebih unggul dibanding orang lain dan berbicara buruk di belakang mereka! Dalam Injil, mereka tidak melakukan hal ini. Mereka melakukan hal-hal buruk, mereka mengkhianati Tuhan, tetapi bukan bergunjing ... juga dalam sebuah paroki, dalam sebuah jemaat entah di mana : orang ini telah menipu, orang ini telah melakukan hal itu ..., tetapi kemudian ia pergi ke kamar pengakuan, bertobat ... Kita semua adalah orang-orang berdosa. Namun, sebuah jemaat di mana ada pergunjingan dan para penggunjing, adalah sebuah jemaat yang mampu memberi kesaksian.
Saya akan mengatakan hanya ini : apakah kalian ingin sebuah paroki yang sempurna? <Lalu> tidak bergunjing, tidak. Jika kalian memiliki sesuatu berlawanan dengan seseorang, pergilah dan mengatakannya langsung, atau beritahukanlah pastor paroki, tetapi jangan membicarakannya di antara kalian. Inilah tanda bahwa Roh Kudus ada di dalam sebuah paroki. Kita semua memiliki dosa-dosa lainnya. Ada sekumpulan dosa : kita melakukan ini, orang lainnya melakukan itu, tetapi kita semua orang-orang berdosa. Tetapi apa yang menghancurkan, seperti cacing kayu, adalah pergunjingan di belakang dalam sebuah jemaat.
Pada hari kunjungan saya ini, saya menginginkan jemaat ini membuat ketetapan hati untuk tidak bergunjing. Dan ketika kalian mendapatkan keinginan untuk bergunjing, gigitlah lidah kalian : ia akan membengkak, tetapi ia akan melakukan begitu banyak kebaikan, karena dalam Injil kesaksian-kesaksian tentang Yesus ini - orang-orang berdosa, mereka bahkan mengkhianati Tuhan, - tidak pernah saling mempergunjingkan. Dan ini baik. Sebuah paroki di mana tidak ada pergunjungan adalah sebuah paroki yang sempurna; ia adalah sebuah paroki orang-orang berdosa, ya, tetapi sebuah paroki kesaksian. Dan ini adalah kesaksian yang pertama-tama diberikan orang-orang kristiani : "Bagaimana mereka mengasihi orang lain, bagaimana mereka saling mengasihi!". Kasihilah satu sama lain setidaknya dalam hal ini. Mulailah dengan hal ini. Semoga Tuhan memberi kalian karunia ini, rahmat ini - jangan pernah, jangan pernah saling membicarakan. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.