Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 Januari 2017 : BERGERAKLAH JIKA ANDA INGIN MENGIKUTI YESUS



Bacaan Ekaristi : Ibr. 4:1-5,11; Mzm. 78:3,4bc,6c-7,8; Mrk. 2:1-12.


Paus Fransiskus mengatakan bahwa iman yang otentik harus siap mengambil resiko dan harapan nyata tersebut adalah upahnya. Itulah pokok permenungan beliau dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi, 13 Januari 2017, di Kapel Santa Marta, Vatikan.

Mengulas kisah Injil tentang orang lumpuh yang diturunkan dari atap rumah tempat Yesus mengajar, Paus Fransiskus mengatakan orang-orang mengikuti Yesus demi kepentingannya sendiri atau karena mereka sedang mencari kata yang menghibur. Bahkan jika tidak ada niat murni atau sempurna sama sekali, beliau berkata, hal yang penting adalah mengikuti Yesus. Orang-orang tertarik kepada-Nya karena "hal-hal yang Ia katakan dan cara Ia mengatakan hal-hal tersebut. Mereka memahami-Nya. Ia menyembuhkan mereka dan banyak orang mengikuti-Nya untuk disembuhkan". Ada saat-saat, kata Paus Fransiskus, ketika Yesus menegur orang-orang yang lebih tertarik pada kesejahteraan mereka sendiri ketimbang pada Sabda Allah.

Ada saat-saat lain, lanjut Paus Fransiskus, ketika orang-orang ingin menjadikan Yesus Raja, memikirkan Ia adalah "politisi yang sempurna!". Tetapi mereka salah dan Yesus "pergi dan bersembunyi". Meski begitu, Tuhan membiarkan siapa pun mengikuti-Nya karena Ia tahu bahwa kita semuanya orang-orang berdosa. Masalah yang lebih besar, Paus Fransiskus menegaskan, "bukan dengan orang-orang yang mengikuti Yesus", tetapi dengan orang-orang yang tinggal di tempat mereka berada.

"Orang-orang yang tidak bergerak ... dan mengawasi. Mereka sedang duduk-duduk ... mengawasi dari balkon. Kehidupan mereka bukanlah sebuah perjalanan : kehidupan mereka adalah sebuah balkon! Dari sana mereka tidak pernah mengambil resiko. Mereka hanya menilai. Mereka tahir dan tidak akan terlibat. Tetapi penilaian mereka pedas. Dalam hati mereka mereka mengatakan : Alangkah bodohnya orang-orang! Alangkah takhayulnya orang-orang! Betapa seringnya, ketika kita melihat kesalehan orang-orang sederhana, kita terlalu tunduk kepada klerikalisme yang begitu banyak menyakitkan Gereja".

Berkaca pada mereka yang tidak bergerak dalam kehidupan mereka, Paus Fransiskus mengacu pada orang yang "duduk di tepi kolam selama 38 tahun, tanpa bergerak, sakit hati oleh kehidupan, tanpa harapan ... seseorang lainnya yang gagal mengikuti Yesus dan tidak punya harapan".

Tetapi mereka yang mengikuti Yesus, lanjut Paus Fransiskus, siap mengambil resiko dalam rangka bertemu Dia, dalam rangka "menemukan apa yang mereka inginkan". Kembali ke Bacaan Injil hari itu, Paus Fransiskus mengatakan "orang-orang yang membuat lubang di atap mengambil resiko". Mereka beresiko pemilik rumah menuntut mereka dan membawa mereka ke pengadilan untuk membayar kerusakan. Mereka siap untuk mengambil resiko karena "mereka ingin pergi kepada Yesus". Perempuan yang sedang sakit mengambil resiko ketika ia secara diam-diam menjamah jumbai jubah Yesus : ia beresiko diejek. Tetapi ia beresiko : karena ia ingin disembuhkan, "ia ingin menggapai Yesus. Ingatlah perempuan Kanaan : perempuan tersebut lebih beresiko ketimbang yang dilakukan orang-orang! Itu benar : mereka lebih baik dalam hal itu! Kita harus mengakui hal itu".

Mengikuti Yesus, Paus Fransiskus melanjutkan, "tidaklah mudah, tetapi itu menakjubkan! Dan itu selalu merupakan sebuah resiko". Ada saat-saat, beliau berkata, ketika kita beresiko "menjadi konyol". Tetapi kita mencapai apa yang diperhitungkan : "dosa-dosa kita diampuni". Di bawah permintaan apapun yang sedang kita buat, entah itu untuk kesehatan yang baik atau untuk penyelesaian terhadap sebuah permasalahan, "ada keinginan untuk disembuhkan dalam roh, untuk diampuni". Kita semua mengetahui bahwa kita adalah orang-orang berdosa, kata Paus Fransiskus, "dan itulah mengapa kita mengikuti Yesus : untuk bertemu Dia. Jadi kita mengambil resiko".

Marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri, Paus Fransiskus mengakhiri : "Apakah saya mengambil resiko, atau apakah saya mengikuti Yesus menurut aturan-aturan perusahaan asuransi saya?". Karena "itu bukan cara untuk mengikuti Yesus. Dengan cara itu kalian tidak bergerak, seperti orang-orang yang menilai".

Apakah kita mengikuti Yesus karena kita membutuhkan sesuatu, atau apakah kita mengikuti-Nya karena kita siap untuk mengambil resiko? "Inilah iman : percaya kepada Yesus, memiliki iman kepada Yesus. Dan dengan iman kepada-Nya ini, orang-orang ini melubangi atap dan menurunkan tandu di depan Yesus sehingga Ia bisa menyembuhkan orang sakit tersebut". "Apakah saya menempatkan iman saya di dalam Yesus?", tanya Paus Fransiskus. "Apakah saya mempercayakan kehidupan saya kepada Yesus? Apakaha saya sedang berjalan di belakang Yesus bahkan jika kadang-kadang saya tampak konyol? Atau saya sedang duduk diam, mengawasi apa yang sedang dilakukan orang lain?" Apakah saya sedang mengawasi kehidupan dengan jiwa yang statis, "dengan jiwa yang tertutup dengan kepahitan dan kurangnya harapan? Kita masing-masing seharusnya mengajukan kepada diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan ini hari ini".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.