Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Mei 2017 : KITA HARUS MEMOHONKAN KEPADA TUHAN KARUNIA KASIH DAN SUKACITA

Bacaan Ekaristi : Kis. 15:7-21; Mzm. 96:1-2a,2b-3,10; Yoh. 15:9-11.

Paus Fransiskus mengingatkan umat bahwa kasih Yesus tidak terbatas dan sejati, tidak seperti nafsu duniawi yang mencari kekuasaan dan kesia-siaan. Itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 18 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau menunjukkan bahwa perutusan kristiani adalah untuk memberikan sukacita dan bahwa kasih Allah adalah inti kehidupan kristiani yang sesungguhnya.


"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu", kata Paus Fransiskus mengutip Bacaan Injil liturgi hari itu (Yoh 15:9-11) untuk menyoroti fakta bahwa kasih Tuhan tak terbatas.

Beliau mengatakan bahwa Tuhan meminta kita untuk tetap dekat dengan-Nya dan mematuhi perintah-perintah-Nya : "Sepuluh Perintah tentu saja adalah dasarnya, tetapi kita juga dipanggil untuk mengikuti semua hal yang telah diajarkan Yesus kepada kita, perintah-perintah kehidupan sehari-hari yang mewakili gaya hidup kristiani.

Perintah-perintah Yesus, kata Paus Fransiskus, mencakup spektrum yang sangat luas, namun intinya adalah satu : "kasih Bapa bagi-Nya dan kasih-Nya bagi kita".

"Ada cinta lainnya. Dunia itu sendiri menawarkan banyak cinta lainnya : cinta akan uang misalnya, kesia-siaan, kesombongan, kebanggaan, cinta akan kekuasaan yang bahkan bisa mengarah pada tindakan-tindakan yang tidak adil untuk meraih lebih banyak kekuasaan ... ", beliau berkata. Cinta-cinta ini, beliau melanjutkan, tidak ada hubungannya dengan kasih Yesus atau kasih Bapa. Sebenarnya, cinta-cinta ini menjauhkan kita dari kasih Yesus.

Dan menekankan fakta bahwa kasih Tuhan tidak dapat diukur, Paus Fransiskus mengatakan bahwa tidak seperti beberapa cinta duniawi, ia tidak suam-suam kuku atau tercemari oleh "ketertarikan".

"Cinta dan sukacita adalah karunia yang harus kita mohonkan kepada Tuhan", beliau berkata dan beliau menceritakan tentang seorang imam yang baru saja diangkat menjadi seorang uskup. "Dia pergi menemui ayahnya, beliau berkata, untuk memberitahunya kabar tersebut. Ayahnya yang sudah tua adalah orang yang sederhana, seorang pekerja sederhana yang belum pernah kuliah, tetapi ia memiliki kebijaksanaan hidup. Ia memiliki dua anjuran untuk anaknya : 'Taati dan berilah sukacita pada orang-orang". Kita orang-orang kristiani, Paus mengakhiri homilinya - umat awam, para imam, para pelaku hidup bakti, para uskup - harus memberikan sukacita atas orang-orang; di jalan menuju kasih yang tak terbatas perutusan kristiani kita adalah untuk memberikan orang-orang sukacita".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.