Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 2 Mei 2017 : ALLAH MELEMBUTKAN ORANG YANG KERAS HATI

Bacaan Ekaristi : Kis 7:51-8:1a; Mzm 31:3cd-4,6ab,7b,8a,17,21ab; Yoh 6:30-35.

"Tuhan melembutkan orang-orang yang keras hati, orang-orang yang mengutuk semua orang yang berada di luar hukum Taurat". Inilah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 2 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau mengatakan bahwa orang-orang yang keras hati tidak memahami kelembutan Allah dan kemampuannya untuk mengenyahkan hati batu dan menggantinya dengan hati daging.

Dimulai dengan Bacaan Pertama (Kis 7:51-8:1a), yang di dalamnya Santo Stefanus dirajam sampai mati oleh penguasa Bait Suci di Yerusalem, Paus Fransiskus merenungkan kesaksian tentang ketaatan orang kristiani. Beliau mengatakan bahwa mereka yang merajam Stefanus sampai mati tidak memahami sabda Allah. Stefanus telah menyebut mereka "tidak bersunat hati", yang setara dengan menyebut seseorang sebagai penyembah berhala.

Menurut Paus Fransiskus, ada berbagai cara tidak memahami sabda Allah. Misalnya, ketika Yesus bertemu dengan dua murid di jalan menuju Emaus, Ia telah menyebut mereka "orang-orang bebal". Ini bukan ungkapan pujian, tetapi juga bukanlah sebuah kata yang kuat, tidak seperti ungkapan Stefanus.

"Mereka tidak memahami, mereka takut, karena mereka tidak menginginkan masalah, mereka memiliki rasa takut, tetapi mereka orang-orang yang baik, terbuka terhadap kebenaran", kata Paus Fransiskus.

"Dan ketika Yesus menegur mereka, mereka membiarkan kata-kata-Nya masuk ke dalam hati mereka dan hati mereka terbakar di dalam diri mereka, sementara orang-orang yang merajam Stefanus sangat marah dan tidak mau mendengarkan!". Ini, menurut Paus Fransiskus, adalah drama tertutup hati.

Beralih ke Mazmur 94, Tuhan menasihati umat-Nya untuk tidak mengeraskan hati mereka. Kemudian Paus Fransiskus berkata, Nabi Yehezkiel membuat "sebuah janji yang indah" untuk mengubah hati batu menjadi hati daging, hati yang tahu bagaimana cara mendengarkan dan menerima saksi ketaatan.

"Hal ini menyebabkan penderitaan dalam Gereja. Hati yang tertutup, hati batu, hati yang tidak mau terbuka, tidak mau mendengar, hati yang hanya mengenal bahasa kutukan. Mereka tahu bagaimana mengutuk, mereka tidak tahu bagaimana mengatakannya 'Jelaskan hal itu kepada saya, kenapa kalian mengatakan ini? Mengapa ini? Jelaskan kepada saya'. Tidak, mereka tertutup. Itu semua mereka tahu. Mereka tidak membutuhkan penjelasan", kata Paus Fransiskus.

Teguran yang disampaikan Yesus juga menyebabkan pembunuhan para nabi, "karena mereka berbicara kepada kalian apa yang tidak ingin kalian dengar. Hati yang tertutup tidak bisa membiarkan Roh Kudus masuk".

Paus Fransiskus berkata "Tidak ada tempat di dalam hati mereka untuk Roh Kudus. Sebenarnya, surat hari ini berbicara tentang bagaimana Stefanus dipenuhi dengan Roh Kudus, ia telah memahami segalanya, ia adalah saksi terhadap ketaatan akan sabda yang menjadi daging, dan ini dilakukan oleh Roh Kudus. Ia dipenuhi. Hati yang tertutup, hati yang mengeras, hati yang menyembah berhala tidak membiarkan roh masuk dan merasakan dirinya dalam dirinya sendiri".

Menurut Paus Fransiskus, para murid di jalan menuju Emaus mewakili kita, "dengan banyak keraguan, banyak dosa. Seringkali kita ingin menjauh dari Salib, dari kebenaran, namun marilah kita memberi ruang untuk mendengar Yesus, yang membuat hati kita terbakar. Kelompok lain, yang tertutup dalam kekakuan hukum, yang tidak ingin mendengar Yesus, sedang mengatakan hal-hal buruk ketimbang yang dilakukan Stefanus".

Paus Fransiskus mengakhiri dengan sebuah permenungan tentang pertemuan antara Yesus dan perempuan yang kedapatan berzinah. Beliau mengatakan bahwa kita masing-masing masuk ke dalam dialog antara Yesus dan korban hati batu, para pezinah. Dan bagi mereka yang ingin merajamnya, Yesus berkata, "Lihatlah ke dalam dirimu sendiri".

"Hari ini, kita melihat kelembutan Yesus, saksi ketaatan, saksi yang agung itu, Yesus, yang telah memberikan kehidupan, yang membuat kita mencari-cari kelembutan Allah, berhadapan muka dengan kita, dosa-dosa kita, kelemahan-kelemahan kita. Marilah kita memasuki dialog ini dan marilah kita memohonkan kasih rahmat Tuhan yang melembutkan hati yang kaku dari orang-orang yang selalu tertutup dalam hukum Taurat dan mengutuk semua orang yang berada di luar hukum Taurat. Mereka tidak tahu bahwa sabda menjadi daging, bahwa sabda itu adalah saksi terhadap ketaatan. Mereka tidak memahami kelembutan Allah dan kemampuan-Nya untuk mengambil hati batu dan menggantikannya dengan hati daging".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.