Bacaan Ekaristi : Tob. 2:9-14; Mzm. 112:1-2,7bc-8,9; Mrk. 12:13-17.
Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 6 Juni 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mendesak umat kristiani untuk menjadi orang yang selalu mengatakan yang sebenarnya. Beliau juga memperingatkan mereka terhadap godaan kemunafikan dan sanjungan.
Paus Fransiskus menjelaskan bahwa Yesus sering menggunakan kata sifat "munafik" untuk melukiskan para ahli Taurat, karena, sebagaimana dijelaskan etimologi kata, mereka menegaskan memiliki patokan yang lebih tinggi atau keyakinan yang lebih mulia. Masalahnya, mereka mengajukan pendapat mereka dan memberikan penilaian tetapi pada kenyataannya mereka keliru.
Mengacu Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk 12:13-17), Paus Fransiskus mengatakan, "Orang-orang munafik selalu menggunakan bahasa yang menyanjung" sama seperti beberapa orang Farisi dan orang Herodian yang mencoba menjerat cara berbicara Yesus.
Paus Fransiskus mengatakan, "Orang-orang munafik selalu mengawali dengan sanjungan, melebih-lebihkan kebenaran, memberi makan kesombongannya". Lalu beliau teringat akan kasus seorang imam yang beliau temui sudah lama sekali dan kepadanya mengatakan, "Minumlah seluruh sanjungan tersebut". Bapa Suci mengatakan, "Itulah kelemahannya".
Sanjungan, kata Paus Fransiskus, dipicu oleh "niat buruk" seperti dalam kasus para ahli Taurat dalam Bacaan Injil. Mereka mencobai Yesus, menyanjung-Nya terlebih dahulu dan kemudian mengajukan pertanyaan kepada-Nya untuk mempersalahkan-Nya : "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?".
"Orang-orang munafik, kata Paus Fransiskus, bermuka dua, tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka dan berkata : 'Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!'. Yesus selalu menanggapi orang-orang munafik dan ideologis dengan kenyataan : 'inilah kenyataannya, segala sesuatu yang lainnya adalah kemunafikan atau ideologi'. Dalam kasus ini Ia mengatakan : 'bawalah ke mari suatu dinar supaya kulihat', dan Ia menjawab dengan hikmat Tuhan : 'Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar - kenyataannya dinar tersebut memuat gambar Kaisar - dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah".
Aspek ketiga, Paus Fransiskus melanjutkan "yakni bahasa kemunafikan adalah bahasa tipuan, bahasa yang sama itulah yang dipergunakan ular kepada Hawa"
.
Bahasa kemunafikan dimulai dengan sanjungan, beliau berkata, dan akhirnya menghancurkan umat : "bahasa kemunafikan mengoyak-ngoyak kepribadian dan jiwa seseorang. Bahasa kemunafikan menghancurkan komunitas".
"Kemunafikan sangatlah buruk bagi Gereja", kata Paus Fransiskus seraya memperingatkan umat kristiani yang jatuh ke dalam sikap penuh dosa dan menghancurkan ini.
"Orang munafik mampu menghancurkan sebuah komunitas. Seraya berbicara dengan lembut, ia dengan kejam menghakimi seseorang. Ia adalah seorang pembunuh", beliau berkata.
Paus Fransiskus mengakhiri homilinya dengan mengingatkan bahwa satu-satunya cara untuk menanggapi sanjungan tersebut adalah dengan kebenaran; satu-satunya cara untuk menanggapi ideologi adalah dengan kenyataan.
"Marilah kita meminta Tuhan untuk menjaga kita dari kebiasaan buruk ini, untuk membantu kita mengatakan yang sebenarnya, dan jika hal ini tidak memungkinkan tetaplah diam - tetapi jangan pernah menjadi orang yang munafik", beliau berkata.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.