Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 November 2017 : KECERDIKAN KRISTIANI

Bacaan Ekaristi : Flp. 3:17-4:1; Mzm. 122:1-2,3-4a.4b-5; Luk. 16:1-8.

Paus Fransiskus sekali lagi menyerang jaringan korupsi yang kuat, mengingatkan mereka yang terlibat bahwa mereka berurusan dengan milik orang lain, bukan milik mereka. Menyampaikan homilinya pada Misa harian Jumat pagi, 10 November 2017,di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengulas Bacaan Injil (Luk 16:1-8) di mana Yesus menceritakan perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur yang kemudian melakukan kesepakatan dengan orang-orang yang berhutang kepada tuannya.

Menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai "lingkaran korupsi yang sebenarnya", Paus Fransiskus mengatakan hal ini benar bahkan di zaman kita sekarang. "Orang-orang yang terlibat dalam lingkaran korupsi ini begitu kuat sehingga mereka seperti mafia". Ini, kata Paus Fransiskus, adalah fakta dan bukan sebuah dongeng atau sesuatu dari sejarah kuno. Kita menemukan mereka setiap hari di surat kabar, terutama orang-orang yang mengelola hak milik orang banyak, yang bukan milik mereka. Tidak ada yang mempertanyakan berkenaan korupsi terhadap miliknya sendiri karena milik sendiri selalu dipertahankan.

Bapa Suci mengatakan bahwa pelajaran yang ingin diambil Yesus dari perumpamaan ini adalah "anak-anak di dunia ini" jauh lebih cerdik dibandingkan dengan anak-anak terang. Korupsi dan kelicikan mereka yang luar biasa itu dikedepankan dalam "gaya" dan "sarung tangan sutra".

Paus Fransiskus menunjukkan bahwa ada banyak orang kristiani yang korup. Jika mereka lebih cerdik daripada orang-orang yang setia kepada Yesus, Paus Fransiskus bertanya-tanya adakah sesuatu laksana "kecerdikan kristiani", sesuatu bagi orang-orang yang ingin mengikuti Yesus tanpa berkesudahan buruk. "Apakah 'kecerdikan kristiani' yang bukan dosa tetapi membantu saya untuk terus melayani Tuhan, termasuk membantu orang lain tersebut?", Paus Fransiskus bertanya.

‎"Andai ada jalan Injil dan 'tapak' kristiani untuk mengikuti tanpa jatuh ke dalam lingkaran korupsi", Paus Fransiskus mengatakan, Yesus menunjukkannya dengan beberapa perbandingan, seperti saat Ia berbicara tentang orang-orang kristiani laksana "domba di tengah serigala" atau "cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati". Dalam hal ini Paus Fransiskus menunjukkan tiga sikap kecerdikan kristiani. Sikap pertama adalah "ketidakpercayaan yang sehat", yang berarti berhati-hati terhadap seseorang yang "terlalu banyak menjanjikan" dan "banyak berbicara" seperti orang-orang yang meminta kalian untuk berinvestasi di banknya dengan "manfaat ganda". Sikap kedua adalah melakukan permenungan ketika dihadapkan dengan rayuan setan yang mengetahui kelemahan-kelemahan kita; dan sikap yang terakhir adalah berdoa.

Paus Fransiskus mengajak umat untuk berdoa kepada Tuhan guna memberi mereka rahmat untuk menjadi orang-orang kristiani yang cerdik ini, guna memiliki kecerdikan kristiani dan "tapak" kristiani ini. Jika ada satu hal di mana orang kristiani tidak dapat membiarkan dirinya, hal itu adalah bersahaja. Paus Fransiskus mengatakan bahwa orang-orang kristiani memiliki harta di dalam diri mereka - Roh Kudus - yang harus kita jaga; dan menjadi bersahaja akan merampasnya dari Roh tersebut.

Berbicara tentang apa yang beliau gambarkan sebagai "kabut korupsi" yang mencemari masyarakat, Bapa Suci juga mendesak untuk mendoakan para koruptor sehingga mereka "menemukan jalan keluar dari penjara yang ke dalamnya mereka ingin masuk".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.