Kerajaan Allah bukanlah suatu pertunjukan, apalagi suatu karnaval; Kerajaan Allah tidak berjalan mencari publisitas. Pertumbuhannya berasal dari Roh Kudus, bukan dari "rencana-rencana pastoral". Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 16 November 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Inti homili Paus Fransiskus berawal dari pertanyaan orang-orang Farisi dalam Bacaan Injil hari itu (Luk 19:11-28) tentang kapan Kerajaan Allah akan datang. Pertanyaan tersebut adalah sebuah pertanyaan yang sederhana, kata Paus Fransiskus, yang dapat diajukan dengan itikad baik, sebagaimana muncul dalam banyak perikop Injil. Yohanes Pembaptis, misalnya, ketika ia berada dalam penjara, mengutus murid-muridnya kepada Yesus untuk bertanya kepada-Nya apakah Ia adalah Mesias, atau apakah mereka harus mencari yang lain. Kemudian, dalam perikop lain, pertanyaan yang sama bergulir kembali : selama sengsara-Nya, para pengamat berkata kepada Yesus, "Jika Engkau Mesias, turunlah dari kayu Salib". Paus Fransiskus mengatakan bahwa selalu ada keraguan, selalu ada rasa ingin tahu kapan Kerajaan Allah akan datang.
"Kerajaan Allah ada di tengah-tengahmu" : Itulah jawaban Yesus. Itulah "berita gembira" di sinagoga Nazaret, ketika Yesus, setelah membaca sebuah perikop dari kitab nabi Yesaya, mengatakan bahwa Kitab Suci tergenapi "hari ini", di tengah-tengah mereka.
Seperti sebuah benih, ketika ditaburkan, tumbuh dari dalam, maka Kerajaan Allah tumbuh "secara diam-diam", di tengah-tengah "kita", Paus Fransiskus mengulangi. Atau seperti "permata, atau harta terpendam", tetapi selalu dalam kerendahan hati :
"Tetapi siapa yang membuat benih itu tumbuh? Siapa yang membuatnya bertunas? Allah, Roh Kudus, yang ada di dalam diri kita. Dan Roh Kudus adalah roh kelemahlembutan, roh kerendahan hati, Ia adalah roh ketaatan, roh kesederhanaan. Dialah yang membuat Kerajaan Allah tumbuh dengan, bukan rencana-rencana pastoral, hal-hal besar ... Tidak, Rohlah, secara diam-diam. Ia membuatnya bertumbuh, dan saatnya tiba, serta buahnya muncul".
Dalam perkara penjahat yang baik, Paus Fransiskus bertanya kapan benih Kerajaan Allah ditaburkan dalam hatinya. Mungkin oleh ibunya, Paus Fransiskus menyarankan, atau mungkin oleh seorang rabi ketika ia menjelaskan hukum Taurat. Dan kemudian, mungkin, benih tersebut terlupakan - tetapi pada titik tertentu "secara diam-diam", Roh membuatnya bertumbuh. Apa artinya ini, kata Paus Fransiskus. Ini berarti Kerajaan Allah selalu merupakan "sebuah kejutan", karena Kerajaan Allah adalah "suatu karunia yang diberikan oleh Tuhan".
Yesus menjelaskan bahwa "Kerajaan Allah tidak datang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian, dan tak seorang pun akan mengatakan, 'Lihatlah, di sanalah Kerajaan Allah', atau 'Lihatlah, di sinilah Kerajaan Allah'". "Kerajaan Allah bukan sebuah pertunjukan, atau bahkan lebih buruk lagi, sebuah karnaval", beliau mengatakan, "meski sering kali kita memikirkannya seperti itu".
"Kerajaan Allah tidak terlihat dengan keangkuhan atau kesombongan; Kerajaan Allah tidak menyukai publisitas. Kerajaan Allah sederhana, tersembunyi, dan karenanya ia tumbuh. Saya berpikir bahwa ketika orang-orang melihat Madonna, mereka yang mengikuti Yesus [berkata] : 'Itulah ibu, ah ...' Perempuan yang paling suci, tetapi tersembunyi. Tak seorangpun yang mengenal misteri Kerajaan Allah, kekudusan Kerajaan Allah. Dan ketika ia berada dekat Salib Putra-Nya, orang-orang berkata, 'Rupanya perempuan malang, bersama penjahat ini yang adalah putranya, perempuan malang ...' Tak satu pun, tak seorang pun yang mengerti".
Kerajaan Allah, kemudian, selalu tumbuh secara diam-diam, kata Paus Fransiskus, karena di sanalah, di tengah-tengah kita, Roh Kudus "membuatnya bertumbuh, sampai ia menghasilkan buah".
"Kita semua dipanggil untuk mengambil jalan Kerajaan Allah ini : Kerajaan Allah adalah sebuah panggilan, Kerajaan Allah adalah suatu rahmat, Kerajaan Allah adalah suatu karunia, yang diberikan secara cuma-cuma, Kerajaan Allah tidak dapat dibeli, Kerajaan Allah adalah suatu rahmat yang diberikan Allah kepada kita. Dan kita semua yang telah dibaptis memiliki Roh Kudus di dalam diri kita. Bagaimana hubungan saya dengan Roh Kudus, yang membuat Kerajaan Allah bertumbuh dalam diri saya? Sebuah pertanyaan yang baik bagi kita semua untuk diajukan pada diri kita hari ini. Apakah saya mempercayai hal ini? Apakah saya benar-benar percaya bahwa Kerajaan Allah ada di tengah-tengah kita, Kerajaan Allah tersembunyi? Atau apakah saya lebih menyukai bahkan melebihi sebuah tontonan?".
Paus Fransiskus mengakhiri homilinya dengan memohon kepada Roh Kudus agar rahmat untuk "membuat benih Kerajaan Allah" tumbuh dalam diri kita dan dalam Gereja, dengan kekuatan, "agar benih itu menjadi besar, memberi perlindungan kepada banyak orang, dan memberi buah-buah kekudusan".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.