Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 November 2017 : GEREJA ADALAH TEMPAT PELAYANAN, BUKAN SUPERMARKET

Bacaan Ekaristi : 1Mak. 4:36-37,52-59; MT 1Taw. 29:10,11abc,11d-a2a,12bcd; Luk. 19:45-48

Paus Fransiskus menyarankan perhatian, pelayanan dan ketulusan sebagai tiga sikap yang dapat membantu kita menjaga kebersihan bait Roh Kudus. Itulah pokok homili Bapa Suci dalam Misa harian Jumat pagi 24 November 2017 di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

Paus Fransiskus merenungkan Bacaan Pertama liturgi hari itu (1Mak 4:36-37,52-59) yang menceritakan Yudas dan saudara-saudaranya sedang mentahirkan ulang Bait Allah yang dicemarkan oleh orang-orang kafir, dan Bacaan Injil (Luk 19:45-48) yang menceritakan Yesus mengusir para pedagang dari Bait Allah, yang berubah menjadi sarang penyamun.

Paus Fransiskus menunjukkan bahwa bait suci Allah yang paling penting adalah hati kita, tempat tinggalnya Roh Kudus. Bapa Suci bertanya apakah kita terus mengawasi bait batin ini, dan peduli terhadap apa yang terjadi di dalam hati, yang masuk dan yang keluar, perasaan, gagasan ... "Apakah kita berbicara kepada Roh Kudus dan mendengarkan-Nya?", Paus Fransiskus bertanya dan mengimbau umat yang hadir untuk mengawasi apa yang terjadi di dalam batin.

Paus Fransiskus kemudian menjelaskan bagaimana bait ini dapat dijaga dan dirawat melalui pelayanan. Paus Fransiskus mengimbau umat kristiani untuk memeriksa hati nurani mereka, apakah mereka tampil ke muka untuk membantu, memberi pakaian dan menghibur mereka yang membutuhkan. Dalam hal ini, beliau teringat akan Santo Yohanes Krisostomus yang menegur orang-orang yang sedang membuat banyak persembahan untuk menghias gereja namun tidak memperhatikan perkataan yang membutuhkan, "Hal ini tidak baik. Pertama-tama pelayanan, lalu hiasan". "Menyucikan bait suci berarti memperhatikan orang lain", kata Paus Fransiskus, seraya menambahkan, "ketika kita tampil ke depan untuk melayani, untuk membantu, kita menyerupai Yesus yang ada di dalam diri kita".

Paus Fransiskus kemudian berbicara tentang bagaimana ketulusan, sikap yang ketiga, membantu menjaga kebersihan bait Allah. Beliau mempertanyakan, "Berapa kali kita dengan sedih memasuki bait Allah - paroki, kediaman seorang uskup dan sebagainya, tidak tahu apakah berada di rumah Allah atau di supermarket?". "Di sana kita berbisnis, termasuk daftar harga untuk sakramen-sakramen - tidak ada yang gratis!" Tetapi Paus Fransiskus berpendapat bahwa Allah menyelamatkan kita secara cuma-cuma, tanpa membuat kita membayar.

Dalam hal ini, beliau bertanya apakah uang dibutuhkan untuk memelihara bangunan, para imam dan sebagainya ... Dan Paus Fransiskus menjawab, "Kalian memberi dengan cuma-cuma dan Allah akan mengerjakan sisanya". "Allah akan memberikan apa yang kurang", kata Paus Fransiskus seraya berharap gereja-gereja kita menjadi "gereja-gereja pelayanan, gereja-gereja yang cuma-cuma".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.