Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI LAPANGAN KYAIKKASAN, YANGON (MYANMAR) 29 November 2017

Bacaan Ekaristi : Dan. 5:1-6,13-14,16-17,23-28; MT Dan. 3:62,63,64,65,66,67; Luk. 21:12-19

Saudara dan saudari terkasih,

Sebelum datang ke negara ini, saya sangat menanti-nantikan saat ini. Banyak di antara kalian yang datang dari daerah-daerah pegunungan yang jauh dan terpencil, beberapa orang bahkan berjalan kaki. Saya telah datang sebagai sesama peziarah untuk mendengarkan dan belajar dari kalian, dan juga untuk menawarkan beberapa kata pengharapan dan penghiburan.

Bacaan Pertama hari ini, dari Kitab Daniel (Dan 5:1-6,13-14,16-17,23-28), membantu kita untuk melihat betapa terbatasnya hikmat Raja Belsyazar dan para ahli nujumnya. Mereka tahu bagaimana memuji "memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu" (Dan 5:4), namun mereka tidak memiliki hikmat untuk memuji Allah yang dalam tangan-Nya hidup dan nafas kita berada. Daniel, di sisi lain, memiliki hikmat Tuhan dan mampu menafsirkan misteri-misteri-Nya yang agung.

Penafsir utama misteri-misteri Allah adalah Yesus. Dialah hikmat Allah dalam pribadi (bdk. 1 Kor 1:24). Yesus tidak mengajarkan kita hikmat-Nya dengan pidato-pidato yang panjang lebar atau dengan demonstrasi-demontarasi besar-besaran kekuatan politik atau duniawi tetapi dengan memberikan nyawa-Nya di kayu salib. Terkadang kita bisa jatuh ke dalam perangkap percaya pada hikmat kita sendiri, tetapi sesungguhnya kita bisa dengan mudah kehilangan indera haluan kita. Pada saat-saat itu kita perlu ingat bahwa kita memiliki penunjuk arah yang pasti di hadapan kita, dalam Tuhan yang disalibkan. Di kayu salib, kita menemukan hikmat yang bisa membimbing hidup kita dengan terang yang berasal dari Allah.

Dari salib juga datang penyembuhan. Di sana, Yesus mempersembahkan luka-luka-Nya kepada Bapa untuk kita, luka-luka yang dengannya kita disembuhkan (bdk. 1Ptr 2:24). Semoga kita selalu memiliki hikmat untuk menemukan dalam luka-luka Kristus sumber segala kesembuhan! Saya tahu bahwa banyak orang di Myanmar menanggung luka-luka kekerasan, luka-luka yang kasat mata maupun tidak kasat mata. Godaannya adalah menanggapi luka-luka ini dengan hikmat duniawi yang, seperti hikmat sang raja pada Bacaan Pertama, sangat bercela. Kita berpikir bahwa penyembuhan bisa berasal dari amarah dan balas dendam. Tetapi jalan balas dendam bukanlah jalan Yesus.

Jalan Yesus sama sekali berbeda. Ketika kebencian dan penolakan membawa-Nya kepada sengsara dan wafat-Nya, Ia menanggapinya dengan pengampunan dan kasih sayang. Dalam Injil hari ini, Tuhan mengatakan kepada kita bahwa, seperti Dia, kita juga mungkin menghadapi penolakan dan rintangan, tetapi Ia akan memberi kita hikmat yang tidak dapat ditentang (bdk. Luk 21:15). Ia sedang berbicara tentang Roh Kudus, yang melalui-Nya kasih Allah dicurahkan ke dalam hati kita (bdk..Rm 5:5). Dengan karunia Roh-Nya, Yesus memungkinkan kita masing-masing untuk menjadi tanda-tanda hikmat-Nya, yang menang atas hikmat dunia ini, dan kerahiman-Nya, yang bahkan menenangkan orang-orang yang paling terluka parah.

Pada malam sengsara-Nya, Yesus menyerahkan diri-Nya kepada para rasul-Nya di bawah rupa roti dan anggur. Dalam karunia Ekaristi, kita tidak hanya mengenali, dengan mata iman, karunia tubuh dan darah-Nya; kita juga belajar bagaimana beristirahat dalam luka-luka-Nya, dan di sana dibersihkan dari seluruh dosa dan cara bebal kita. Dengan berlindung dalam luka-luka Kristus, saudara dan saudari terkasih, semoga kalian mengenal minyak urapan penyembuhan kerahiman Bapa dan menemukan kekuatan untuk membawanya kepada orang lain, untuk mengurapi setiap luka dan setiap ingtan yang menyakitkan. Dengan cara ini, kalian akan menjadi saksi-saksi pendamaian dan perdamaian yang setia yang Allah ingin kuasai dalam setiap hati manusia dan dalam setiap jemaat.

Saya tahu bahwa Gereja di Myanmar sudah berbuat banyak untuk membawa minyak urapan penyembuhan kerahiman Allah kepada orang lain, terutama orang-orang yang paling membutuhkan. Ada tanda-tanda yang jelas bahwa bahkan dalam arti yang sangat terbatas, banyak jemaat sedang memberitakan Injil kepada minoritas-minoritas suku lainnya, tidak pernah memaksa atau memaksakan tetapi selalu mengundang dan menyambut. Di tengah banyak kemiskinan dan kesulitan, banyak di antara kalian menawarkan bantuan yang berguna dan kesetiawanan kepada orang-orang miskin dan sedang menderita. Melalui pelayanan sehari-hari dari para uskup, para imam, para pelaku hidup bakti dan para katekisnya, dan terutama melalui karya terpuji Karuna Katolik Myanmar dan bantuan yang murah hati yang diberikan oleh Serikat-serikat Misioner Kepausan, Gereja di negara ini sedang membantu sejumlah besar pria, wanita dan anak-anak, terlepas dari agama atau latar belakang etnisnya. Saya dapat melihat bahwa Gereja di sini masih hidup, bahwa Kristus tetap hidup dan di sini bersama kalian dan bersama saudara dan saudari kalian dari jemaat-jemaat kristiani lainnya. Saya mendorong kalian untuk terus berbagi dengan orang lain hikmat yang tak ternilai yang telah kalian terima, kasih Allah yang mengalir dalam hati Yesus.

Yesus ingin memberikan hikmat ini dalam kelimpahan. Ia pasti akan memahkotai usaha-usaha kalian untuk menabur benih-benih penyembuhan dan pendamaian dalam keluarga-keluarga, jemaat-jemaat kalian dan masyarakat yang lebih luas bangsa ini. Bukankah Ia mengatakan kepada kita bahwa hikmat-Nya tidak ditentang (bdk. Luk 21:15)? Pesan pengampunan dan kerahiman-Nya menggunakan nalar yang tidak semua orang sudi memahaminya, dan yang akan menjumpai rintangan-rintangan. Tetapi kasih-Nya, yang terungkap di kayu salib akhirnya tak terbendung. Kasih-Nya bagaikan GPS rohani yang membimbing kita menuju kehidupan batin Allah dan hati sesama kita.

Bunda Maria yang Tersuci mengikuti Putranya bahkan sampai ke bukit Gunung Kalvari yang gelap dan ia menyertai kita di setiap langkah perjalanan duniawi kita. Semoga ia mendapatkan bagi kita rahmat selalu menjadi para pembawa hikmat sejati, kerahiman yang tulus bagi orang-orang yang membutuhkan, dan sukacita yang berasal dari beristirahat dalam luka-luka Yesus, yang mengasihi kita sampai kesudahan.

Semoga Allah memberkati kalian semua! Semoga Allah memberkati Gereja di Myanmar! Semoga Ia memberkati tanah ini dengan damai sejahtera-Nya! Allah memberkati Myanmar!

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.