Kalian telah membawa anak-anak kalian untuk menerima Sakramen Pembaptisan. Inilah langkah pertama dalam tugas yang harus kalian penuhi : tugas meneruskan iman. Tetapi kita membutuhkan Roh Kudus untuk meneruskan Iman, kita tidak dapat melakukannya sendiri. Meneruskan iman adalah rahmat yang berasal dari Roh Kudus dan inilah sebabnya kalian membawa anak-anak kalian ke sini untuk menerima Roh Kudus, untuk menerima Allah Tritunggal - Bapa, Putra, dan Roh Kudus - yang akan bersemayam dalam hati mereka.
Hanya ada satu hal yang ingin saya katakan kepada kalian, sesuatu yang terserah pada kalian : penerusan iman hanya bisa dilakukan dengan "logat", dengan "bahasa" keluarga, "logat" atau "bahasa" yang digunakan oleh ayah dan ibu, kakek dan nenek. Para katekis akan datang kemudian dan mengembangkan penerusan pertama iman ini, dengan gagasan dan penjelasan
Tetapi jangan melupakan hal ini : jika "logat" tersebut hilang, jika di rumah kalian tidak berbicara bahasa kasih di antara para orang tua, penerusan iman tidak begitu mudah, penerusan iman tidak bisa dilakukan. Jangan lupa. Tugas kalian adalah meneruskan iman tetapi melakukannya dengan bahasa kasih rumah kalian, bahasa keluarga.
Anak-anak juga memiliki logat mereka masing-masing, dan kita rasa baik! Sekarang mereka semua tenang tetapi jika satu orang saja menentukan nada, maka orkestra akan mengikuti! Bahasa anak-anak! Dan Yesus meminta kita untuk menjadi seperti mereka, berbicara seperti mereka. Kita tidak boleh melupakan bahasa anak-anak ini, berkomunikasi seperti yang mereka lakukan. demikianlah bahasa yang dihargai Yesus, dalam doa-doa kalian, sederhana seperti mereka ini : katakan kepada Yesus apa yang ada dalam hati kalian seperti yang mereka lakukan. Hari ini mereka mengatakannya dengan air mata tetapi, ya, jadilah seperti anak-anak. Bahasa para orang tua harus merupakan kasih yang dengannya mereka meneruskan iman, dan bahasa anak-anak harus merupakan menerima iman dari orang tua mereka tersebut dan bertumbuh dalam iman.
Sekarang kita akan melanjutkan upacara pembaptisan dan jika anak-anak memulai konser (dengan menangis), itu karena mereka tidak nyaman atau karena mereka terlalu panas atau merasa lapar. Jika mereka lapar, berilah mereka makan. Jangan takut. Teruskan dan berilah mereka makan. Ini juga bahasa kasih.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.