Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 Februari 2018 : AJARILAH UMAT UNTUK MENYEMBAH ALLAH DALAM KEHENINGAN

Bacaan Ekaristi : 1Raj 8:1-7.9-13; Mzm 132:6-7.8-10; Mrk 6:53-56.

Dalam Misa harian Senin pagi 5 Februari 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengawali homilinya dengan merenungkan Bacaan Pertama liturgi hari itu (1Raj 8:1-7.9-13). Perikop tersebut menceritakan bagaimana semua suku Israel datang kepada Raja Salomo di Yerusalem, untuk mengangkut Tabut Perjanjian Tuhan ke Bait Allah. Paus Fransiskus mencatat bagaimana mereka sedang melakukan perjalanan yang menanjak, membawa bersama mereka dua loh batu yang telah diberikan Tuhan kepada Musa di Gunung Horeb.

Bapa Suci selanjutnya merenungkan perjalanan kita sebagai umat kristiani, yang, beliau katakan, merupakan pendakian, perjalanan yang tidak selalu mudah. Orang-orang Israel, melakukan perjalanan yang menanjak ini, sedang mengangkut Tabut Perjanjian ke tempat peristirahatannya, dan mereka memiliki sebuah kenangan, "kenangan akan keterpilihan". Sebagai tambahan, Paus Fransiskus mengatakan, Tabut Perjanjian dilucuti tanpa hiasan apapun. Tabut Perjanjian dilucuti hingga dua loh batu yang berisi hukum : "Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua loh batu".

Begitu para imam yang membawa tabut itu meninggalkan tempat kudus, kemuliaan Tuhan memenuhi Bait Allah dengan sebuah awan. "Dari pengorbanan yang mereka lakukan saat mereka dalam perjalanan menanjak, hingga keheningan penghinaan dan penyembahan", kata Paus Fransiskus. Paus Fransiskus meminta para imam untuk mengajarkan doa penyembahan yang "berkali-kali, saya pikir, kita tidak ajarkan kepada umat kita".

"Kita tahu bagaimana mengajarkan mereka berdoa, bernyanyi, dan memuji Allah, tetapi menyembah?" Paus Fransiskus mengartikan penyembahan sebagai doa "yang meniadakan diri kita tanpa membinasakan kita". Beliau mengambil kesempatan untuk mendorong para imam yang baru saja ditahbiskan, yang hadir dalam Misa di kapel Casa Santa Marta tersebut, "mengajarkan umat untuk menyembah dalam keheningan".
Paus Fransiskus memberikan beberapa kunci yang bisa digunakan dalam mengajarkan penyembahan : "Kuncinya adalah perjalanan menanjak dengan kenangan akan keterpilihan. Kita hanya bisa sampai di sana dengan kenangan telah dipilih, kenangan membawa dalam hati kita janji yang mendorong kita untuk terus berjalan dengan perjanjian di tangan kita dan di dalam hati kita". Di hadapan kemuliaan Allah, beliau berkata, "kata-kata tidak muncul, kita tidak tahu harus berkata apa". Mengantisipasi bacaan liturgi besok, Paus Fransiskus menyarankan agar kita juga menggunakan dua kata yang mampu diucapkan Salomo -" dengarkan dan ampuni".

Ada baiknya hari ini kita meluangkan waktu, beliau mengatakan, untuk mengingat perjalanan kita, "kenangan akan rahmat yang diterima, kenangan akan keterpilihan, kenangan akan janji, kenangan akan perjanjian". Dan dengan demikian naik ke arah penyembahan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.